c. Penurunan mioinoitol
d. Menurunnya konduksi saraf
e. Perubahan sintesis dan perbaikan mielin sensorik dan motorik neuropati
f. Kelainan autonomik atau faktor pertumbuhan saraf
2. Patogenesis
Patogenesis neuropati diabetik merupakan suatu interaksi metabolik dan faktor iskemik. Hiperglikemia mengakibatkan aktivasi polyol pathway, auto-
oksidasi glukosa, dan aktifasi protein C kinase yang berkontribusi terhadap perkembangan neuropati diabetik. Perubahan metabolisme ini, menyebabkan
tidak berfungsinya sel endotelial di pembuluh darah,dan berhubungan dengan abnormalitas sel Schwann dan metabolisme axonal. Hiperglikemia
menyebabkan hipoksia endoneural oleh karena peningkatan resistensi pembuluh darah endoneural. Hipoksia endoneural merusak transportasi axon
dan mengurangi aktivitas saraf sodium-potassium-ATPase. Gangguan ini mengakibatkan atrofi pada axon dan gangguan konduksi saraf. Reajeev,
2012.
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari neuropati menurut Waspadji 2007, yaittu: a.
Neuropati Motorik Keluhan yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan cepat lelah.
Pada pemeriksaan kekuatan otot terjadi penurunan atau kelemahan oleh karena terputusnya akson baik secara lokal atau difusi dan terjadi
demielinisasi selektif sehingga terjadi hambatan pada kondusi hantaran
saraf. Tanda objektif yang timbul berupa, menurun atau hilangnya reflek tendo achiles dan sendi lutut patela.
b. Neuropati Sensorik
Keluhan berupa: parestase, berarti adanya rasa kesemutan atau perasaan tebal-tebal. Selain itu ada rasa terbakar, diestesi yaitu nyeri saat
diraba, hiperalgesia dimana nilai ambang nyeri turun, hiperestesi berarti bila disentuh reaksinya terasa nyeri.
c. Penumpulan Saraf Sensorik
Penumpulan saraf perifer, penurunan pengecap dan sebagainya, dapat juga gangguan rasa nyeri dan suhu terutama daerah sarung tangan dan
kaki.
4. Diagnosis Neuropati Diabetik
Sampai saat ini masih terus dikembangkan dan diteliti cara terbaik untuk deteksi dan diagnosis neuropati diabetik, khususnya untuk kepentingan
klinis-praktis dalam praktek sehari-hari. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis neuropati diabetik
menurut Djokomoeljianto 1997, Misnadiarly 2006, dan Waspadji 2006 adalah:
a. Gejala klinis neuropati
Pasien dapat menunjukkan gejala baal pada bagian distal dan atau parestesia atau nyeri. Gejala motorik meliputi kelemahan distal dan
atrofi otot. Neuropati jangka panjang dapat menyebabkan deformitas pada kaki dan tangan, dan gangguan sensorik berat dapat menyebabkan
ulserasi neuropati dan deformitas sendi, dan dapat pula disertai gejala