Tangga tidak dibatasi dengan dinding, Ruang kosong dibawah tangga tidak digunakan untuk menyimpan barang, Tangga utama tidak berbentuk spiral.
Syarat di atas sudah sesuai dengan SNI 03-1746 tahun 1989, tangga kebakaran tidak dibatasi dengan dinding, tidak untuk menyimpan barang,
terawat dengan baik dan bersih tidak digunakan untuk jalan pipa atau cerobong AC, ruang sirkulasi berhubungan langsung dengan pintu kebakaran,
tidak boleh berbentuk tangga spiral. Menurut SNI 1728 tahun 1989, Bordes antar tangga minimal 8 dan
maksimal 18 hal ini karena bila tangga kurang dari 8 akan menyebabkan kemiringan tangga menjadi curam dan bila lebih dari 18 tangga akan menjadi
landai sehingga melelahkan saat naik maupun turun. Tangga darurat di gedung FKIK memiliki bordes diatas 8 yaitu berjumlah 11 bordes, hal ini juga
sesuai dengan Permen PU No.26PRTM2008 yang berbunyi bordes antar tangga minimal 8 dan maksimal 18.
Tangga darurat di FKIK mendapatkan skor 83. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai tangga darurat yang sesuai dibandingkan dengan
jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan saptaria et al 2005, maka
dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah baik yang artinya sesuai
persyaratan Permen PU No.26PRTM2008. Satu syarat yang tidak terpenuhi yaitu tidak ada penanda setiap lantainya,
penanda ini berfunsi untuk mengetahui posisi lantai disetiap bangunan gedung. Seharusnya gedung FKIK memberikan penanda disetiap lantainya
agar para pengguna gedung dapat mengetahui posisi keberadaan lantai pada saat terjadi bahaya kebakaran.
6.6.3 Petunjuk Arah Jalan Keluar
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26PRTM2008, selain dari pintu exit utama di bagian luar bangunan gedung yang jelas dan nyata
harus diberi tanda dengan sebuah tanda yang disetujui yang mudah terlihat dari setiap arah akses exit.
Tanda petunjuk arah jalan keluar di gedung FKIK dipasang sepanjang sisi jalan keluar dan dipintu keluar serta di pintu-pintu darurat. Ukuran dan bentuk
tanda petunjuk arah jalan keluar menggunakan standar Permen PU No.26PRTM2008. Fungsi tanda petunjuk arah jalan keluar adalah untuk
membantu pengguna gedung untuk menunjukkan arah jalan keluar, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadan gawat darurat, tandan petunjuk
arah jalan keluar harus dapat dibaca pada kedua mode pencahayaan normal
atau darurat, tanda petunjuk arah terbaca „EXIT‟ yang berukuran 10cm.
Dari 7 persyaratan mengenai tanda petunjuk arah menurut Permen PU No.26PRTM2008, sebanyak 6 persyaratan yang terpenuhi yaitu : Terdapat
petunjuk arah jalan keluar, Terdapat indikator menuju tangga darurat, Tanda arah dapat dibaca pada kedua mode, Tanda petunjuk arah terbaca EXIT, Lebar
huruf pada kata EXIT ≥ 5cm, dan Spasi minimum antar huruf pada kata EXIT ≥ 1 cm.
Petunjuk arah jalan keluar mendapatkan skor 85. Skor tersebut dari hasil penjumlahan data mengenai petunjuk arah yang sesuai dibandingkan
dengan jumlah keseluruhan data. Menurut penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit tentang kebakaran yang dilakukan saptaria et al 2005, maka
dapat ditarik kesimpulan tingkat kesesuainnya adalah baik yang artinya sesuai
persyaratan Permen PU No.26PRTM2008 Adapun syarat yang tidak terpenuhi adalah warna tanda petunjuk arah
jalan keluar berwarna hijau dan merah, seharusnya menurut perda DKI Jakarta No.3 tahun 1992 tanda petunjuk arah jalan keluar berwarna dasar putih
dengan tulisan hijau atau berwarna dasar hijau dengan tulisan putih.
6.6.4 Tempat Berhimpun
Menurut SNI 03-6571 tahun 2001 tempat berhimpun adalah daerah pada bangunan yang dipisahkan dari ruang lain dari penghalang asap kebakaran
dimana lingkungan yang dapat dipertahankan dijaga untuk jangka waktu selama daerah tersebut masih dibutuhkan untuk dihuni pada saat kebakaran
Jumlah tempat berhimpun di gedung FKIK ada dua buah, tempat berhimpun tersebut terletak di dekat gerbang masuk kampus berada
dihalaman utama gedung FKIK. Kedua tempat berhimpun sudah memiliki petunjuk tempat berhimpun yang berada disisi lapangan halaman gedung.
Dari 3 persyaratan mengenai tempat berhimpun menurut NFPA 101 tahun 1995, sebanyak 2 persyaratan yang terpenuhi yaitu: Tersedia tempat