Keterbatasan Penelitian Prosedur Tanggap Darurat kebakaran di gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK
b. Prosedur evakuasi
1 Bila situasi kebakaran tidak terkendali dan membahayakan keselamatan
pengguna gedung, maka lakukan tindakan untuk evakuasi 2
Tindakan evakuasi diputuskan oleh ketua organisasi penanggulangan kebakaran OPK, berdasarkan laporan situasi dan kondisi dari petugas
pemadam lapangan 3
Evakuasi dipimpin oleh atasan masing-masing seksi dengan cara sebagai berikut:
a Keluar melalui pintu darurat dan berkumpul ditempat yang telah
ditentukan assembly point b
Atasan memastikan tidak ada anggota yang tertinggal dilokasi kebakaran dengan cara menghitung ulang anggotanya.
c. Pelatihan tanggap darurat bagi pengguna gedung
Pelatihan tanggap darurat bagi seluruh pengguna gedung diadakan setiap 3 bulan sekali. Pengguna gedung yang diikutsertakan setiap pelatihan harus
berbeda-beda, dengan target selama satu tahun seluruh pengguna gedung mendapatkan satu kali pelatihan. Pelatihan fire drill yang diberikan yaitu
pelatihan pemadaman api dengan menggunakan karung basah, Alat Pemadam Api Ringan APAR, dan hidran.
d. Inspeksi dan pemeriksaan sistem proteksi kebakaran.
1 Pompa hidran
Inspeksi dan pemeriksaan dilakukan minimal satu kali dalam dua minggu oleh komandan gedung, komandan lantai,dan komandan pemadam
kebakaran. Poin-poin yang harus diperiksa antara lain: a
Kondisi diesel hidran selalu mudah dihidupkan b
Kondisi peralatan diesel harus baik c
Kondisi bahan bakar harus selalu penuh 2
Box hydrant Inspeksi minimal dua kali dalam satu tahun. Poin-poin yang harus diperiksa
antara lain : a
Stop kran : tidak bocor dan mudah dibuka
b Hose
: kopling dan seal bagus tidak bocor c
Nozzle : tidak rusak, kopling dan seal bagus tidak bocor
d Water blow setiap box hydrant
3 Alat Pemadam Api Ringan APAR
Alat Pemadam Api Ringan APAR harus di inspeksi minimal satu kali selama enam bulan. Poin-poin yang harus diperiksa adalah :
a Segel
b Tekanan dalam tabung untuk yang dilengkapi pressure gauge
c Berat tabung dan kecocokan dengan nilai yang tertera pada tabung
untuk APAR CO2 d
Cartridge e.
Audit sistem proteksi kebakaran Audit dan pemeriksaan sistem proteksi kebakaran terdiri dari :
1 Audit keselamatan sekilas
Audit keselamatan sekilas dilakukan oleh Organisasi Penanggulangan Kebakaran OPK minimal satu kali selama satu minggu. Inspeksi yang
dilakukan adalah inspeksi kondisi fisik Alat Pemadam Api Ringan APAR dan hidran.
2 Audit awal
Audit awal dilakukan setiap enam bulan sekali oleh vendor Alat Pemadam Api Ringan APAR dan hidran.
3 Audit lengkap
Audit lengkap dilakukan oleh pihak eksternal minimal satu tahun sekali. Dalam audit ini tidak hanya sistem proteksi kebakaran saja yang diperiksa,
akan tetapi seluruh aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Menurut kementerian Pekerjaan Umum 2009 Setiap pemilik pengguna
bangunan gedung wajib melaksanakan kegiatan pengelolaan resiko kebakaran meliputi kegiatan bersiap diri, merespon dan pemulihan akibat kebakaran. Selain itu
setiap pemilikpengguna gedung juga harus memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam izin mendirikan bangunan gedung termasuk
pengelolaan risiko kebakaran melalui kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala sistem proteksi kebakaran serta penyiapan personil
terlatih dalam pengendalian kebakaran. Seharusnya gedung FKIK memiliki prosedur tanggap darurat yang
didalamnya terdapat tim perencanaan, penyusunan analisis risiko bangunan gedung
terhadap bahaya kebakaran, pembuatan dan pelaksanaan rencana pengaman kebakaran fire safety plan, dan rencana tindak darurat kebakaran fire emergency
plan. Prosedur tanggap darurat ini penting untuk diketahui dan dipahami oleh seluruh pengguna gedung, karena prosedur inilah yang nantinya dapat memberikan
keselamatan dan jalan keluar dari bahaya kebakaran. Selain itu apabila prosedur tanggap darurat dilakukan dengan baik, maka dapat mencegah terjadinya bahaya
kebakaran.