2.5 Kerangka Teori
Berdasarkan telaah kepustakaan dari berbagai sumber, kerangka teori dapat dilihat pada Bagan 2.2 dibawah ini :
Sumber : Permen PU No.20PRTM2009, Permen PU No.26PRTM2008, SNI 03- 3985-2000. Dan NFPA 101 1995
MANAJEMEN DAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
Manajemen proteksi kebakaran
1. Prosedur
tanggap darurat 2.
Organisasi proteksi
kebakaran 3.
Sumber daya manusia
Sistem proteksi kebakaran aktif
1. Alarm
2. Hidran
3. Detektor
4. Sprinkler
5. APAR
Sarana penyelamat jiwa
1. Pintu darurat
2. Tangga darurat
3. Petunjuk arah
4. Tempat
berhimpun
38
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20PRTM2009 tentang pedoman teknis manajemen proteksi kebakaran diperkotaan, Setiap pemilik
pengguna bangunan gedung wajib melaksanakan kegiatan pengelolaan resiko kebakaran meliputi kegiatan bersiap diri, memitigasi, merespon dan pemulihan
akibat kebakaran. Selain itu setiap pemilikpengguna gedung juga harus memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam izin
mendirikan bangunan gedung termasuk pengelolaan risiko kebakaran melalui kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala sistem proteksi
kebakaran serta penyiapan personil terlatih dalam pengendalian kebakaran. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26PRTM2008, sistem
proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual atau otomatis. Sarana
proteksi kebakaran aktif terdiri dari Alarm, Hidran, Detektor, Sprinkler, dan APAR. Selain itu setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana jalan
keluar yang dapat digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-
hal yang diakibatkan oleh keadaan darurat.
Berdasarkan peraturan diatas, maka penelitian ini menentukan bahwa variabel prosedur tanggap darurat, organisasi proteksi kebakaran, sumber daya
manusia, sarana proteksi aktif, dan sarana penyelamat jiwa masuk di dalam manajemen dan sistem proteksi kebakaran. Selanjutnya variabel diatas yang berada
di gedung FKIK dibandingkan dengan peraturan yang berlaku dan dengan melakukan penilaian berdasarkan tabel tingkat penilaian audit kebakaran yang
dilakukan oleh Saptaria et al 2005, setelah dilakukan penilaian maka selanjutnya diambil kesimpulan dari peneilitian ini yaitu tingkat ketersediaan dan keefektifan
manajemen proteksi kebakaran, sarana proteksi aktif dan sarana penyelamat jiwa dalam penanggulangan kebakaran berdasarkan peraturan yang berlaku.