katak saja tetapi juga memakan tikus, ayam, dan hewan lainnya. Sekumpulan rantai makanan ini saling berhubungan satu dan yang lainnya membentuk jaring
jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Contoh Jaring-Jaring Makanan
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan. di antaranya adalah sebagai berikut:
1 Padi → Tikus → Elang → Pengurai
2 Padi → Tikus → Musang → Elang → Pengurai
3 Padi → Burung → Musang → Elang → Pengurai
4 Padi → Burung → Elang → Pengurai
D. Penelitian yang Relevan
1. Yulnita Sari,dkk, dalam skripsi yang berjudul Penerapan Model Kooperatif
Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVA SDN 001 Seikijang Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA, peningkatan yang terjadi adalah
sebesar 70.3 yaitu 66.8 pada siklus I menjadi 73.8 pada siklus ke
II. Penelitian ini juga memberikan hasil terjadinya peningkatan
2. Diana Supriyatin. dalam skripsinya yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar
Dengan Metode Jigsaw Dan Ekspositori Pada Konsep Elektrolit Dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai, Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program
Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Iniversitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa menggunakan metode jigsaw lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran ekspositori pada konsep Elektrolit Dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai. Siswa memberi
respon positif terhadap metode jigsaw.
3. Enny Sulistyowati, 2005. Dalam skripsinya yang berjudul pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar matematika SMPN 1 kromogen. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw lebih tinggi dibanding siswa
yang diajar dengan pembelajaran konvensional. E.
Kerangka Berpikir
Permasalahan yang dihadapi didunia pendidikan sangat kompleks. Salah satunya adalah pengajaran yang monoton. Seorang guru diminta profesional
dalam menghadapi siswa. Pembelajaran IPA selalu dianggap pelajaran yang sulit. Alasnnya pun
bermacam-macam dari materi yang terlalu rumit dan sulit dipahami, hingga menyampaikan materi yang monoton, yaitu ceramah dan mencatat. Anggapan
yang melekat pada siswa ini berusaha dihilangkan oleh guru, dengan cara mengubah strategi mengajar yang selama ini mereka gunakan dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan adanya penggunaan
model, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang digunakan adalah jigsaw. Pembelajaran dengan model jigsaw dapat diterapkan
dalam mata pelajaran IPA karena dapat digunakan untuk meningkatkan peranaktif siswa dikarenakan model ini melibatkan siswa secara menyeluruh di dalam kelas.
Sehingga dapat meningkatkan kemempuan memori dan belajar selama proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.