d. Daya Pembeda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang
kurang pandai. Perhitungan daya pembeda pada penelitian ini menggunakan program ANATESTV4. Adapuan rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda adalah:
daya pembeda = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar = Banyaknya peserta kelompok atas
= Banyaknya peserta kelompok bawah =
= proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar =
= proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.3 Klasifikasi daya pembeda
7
Klasifikasidayabeda Kriteria
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 1,00
D 0 Jelek
Cukup Baik
Baik Sekali Soal dibuang
Untuk mengetahui daya pembeda butir soal peneliti menggunakan program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal intrumen,
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara. 1995 H, 223
diperoleh 1 butir soal dengan daya beda “sangat jelek”, 6 butir soal dengan daya
beda “jelek”, 15 butir soal dengan daya beda “cukup”, 7 butir soal dengan daya beda “baik”. dan 1 butir soal dengan daya beda “sangat baik”. Berdasrkan hasil
perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap soal dapat dilihat rekapitulasi analisis butir soal. Dari 30 soal yang telah diuji coba, diperoleh
20 soal yang valid, dengan reliabilitas 0,75.
Tabel 3.4 Rekapitulasi Analisis Butir Soal No Soal
Nilai Validitas Validitas
Keterangan
1 0,317
Valid Digunakan
2 0,185
Tidak Valid Tidak digunakan
3 0,351
Valid Digunakan
4 -0,122
Tidak Valid Tidak digunakan
5 0,393
Valid Digunakan
6 0,390
Valid Digunakan
7 0,377
Valid Digunakan
8 0,393
Valid Digunakan
9 0,058
Tidak Valid Tidak digunakan
10 0,425
Valid Digunakan
11 0,321
Valid Digunakan
12 0,312
Valid Digunakan
13 0,389
Valid Digunakan
14 0,319
Valid Digunakan
15 0,105
Tidak Valid Tidak digunakan
16 0,335
Valid Digunakan
17 0,141
Tidak Valid Tidak digunakan
18 0,585
Valid Digunakan
19 0,332
Valid Digunakan
20 0,304
Valid Digunakan
21 0,358
Valid Digunakan
22 0,114
Tidak Valid Tidak digunakan
23 0,371
Valid Digunakan
24 0,393
Valid Digunakan
25 0,314
Valid Digunakan
26 0,304
Valid Digunakan
27 0,378
Valid Digunakan
28 0,161
Tidak Valid Tidak digunakan
29 0,393
Valid Digunakan
30 0,403
Valid Digunakan
Peneliti hanya menggunakan 20 butir soal. Hal ini berdasarkan pada proporsi keterwakilan masing-masing indikator, untuk soal nomor 2,4,9,15,17,22,dan 28
tidak digunakan karena soal tersebut tidak valid sehingga soal tersebut tidak mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh sebab itu peneliti hanya
menggunakan soal no 1, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16 ,18, 19, 20, 21,23, 24, 25, 26, 27, 29,30 untuk mengukur kemampuan siswa. Namun butir soal nomor 12
tidak digunakan karena daya pembedanya jelek, sama dengan soal nomor 25 dan 26 soal tidak digunakan karena indikator untuk soal nomor 25dan 26 sudah
terwakili
Tabel 3.5 Kisi- Kisi Instrumen Yang Sudah Valid No
Indikator Tingkat kemampuan
Jumlah Soal
C1 C2
C3
1. Menjelaskan pengertian
Simbiosis 1, 2,
4, 5 3
5 soal 2.
Mengidentifikasi perbedaan antara simbiosis
7,8 9,10,
11,13 6,
12 8 soal
3. Menjelaskan manfaat dan
kerugian yang terjadi akibat hubungan antar makhluk hidup.
14 1 soal
4. Menjelaskan perbedaan rantai
makanan dan jaring-jaring makanan
15,16, 17,18,
19 5 soal
5. Menjelaskan unsur-unsur yang
terdapat pada rantai makanan 24,25,
26, 28 20,21,
22,23, 27
9 soal
6. Mendeskripsikan contoh rantai
makanan di sawah, di kebun dan di laut
29, 30 2 soal
Jumlah total 15
12 3
30 soal Keterangan: menunjukan soal tidak valid.
G. Teknik Analisis Data
Pada proses analisis deskriptif yang digunakan setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya data di deskripsikan dan dianalisis. Penyusunan urutan