Hubungan personal hygiene dengan kejadian dermatitis kontak pada

kimia. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pekerja dalam penelitian ini yang memiliki personal hygiene yang tidak baik, sebesar 20 50 pekerja dan 20 50 pekerja yang memilki personal hygiene yang baik. Sedangkan bila dihubungkan dengan kejadian dermatitis kotak iritan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja pengolahan sampah yang mempunyai personal hygiene yang tidak baik dan mengalami dermatitis kontak iritan sebesar 60 12 dari 20 responden dan pekerja yang mempunyai personal hygiene yang baik dan mengalami dermatitis kontak sebesar 50 10 dari 20 pekerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pekerja yang memilki personal hygiene yang tidak baik memiliki proporsi yang lebih besar mengalami dermatitis kontak dibandingkan pekerja yang mempunyai personal hygiene yang baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatma, dkk pada pekerja di PT IPPI yang menunjukkan bahwa lebih banyak pekerja yang terkena dermatitis dengan personal hygiene yang kurang 29 orang dibandingkan pekerja yang memiliki personal hygiene yang baik 10 orang. Sedangkan berdasarkan hasil uji chi-square, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian dermatitis kontak Pvalue=1,000. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Metty Carina pada pekerja pengangkut sampah kota Palembang tahun 2008, menunjukkan bahwa ada hubungan hygiene pribadi dengan kejadian dermatitis pada pekerja pengangkut sampah. Hal ini terjadi karena bukan hanya pekerja yang memilki personal hygiene yang kurang saja yang dapat terkena dermatitis kontak iritan, tetapi juga pekerja yang memiliki personal hygiene yang baik. Pekerja yang memilki personal hygiene yang baik, dapat terkena dermatitis kontak iritan karena kesalahan pekerja dalam mencuci tangan, misalnya kurang bersih dalam mencuci tangan dan kesalahan dalam pemilihan jenis sabun yang dapat menyebabkan masih terdapatnya sisa-sisa bahan kimia yang menempel pada permukaan kulit, dan kebiasaan tidak mengeringkan tangan setelah selesai mencuci tangan sehinnga tangan menjadi lembab, dimana kesalahan tersebut dapat menjadi salah satu penyebab dermatitis. Pada penelitian ini, pekerja yang banyak mengalami dermatitis ádalah pekerja yang memiliki personal hygiene yang tidak baik. Hal ini terjadi karena lingkungan kerja mereka yang tidak bersih dan fasilitas yang disediakan tidak memadai pula, sehingga mereka pun tidak mementingkan kebersihan diri mereka. Padahal kebersihan perorangan dapat mencegah terjadinya dermatitis kontak, yaitu dengan membiasakan mencuci tangan dan mencuci pakaian kerja. Kebiasaan mencuci tangan penting karena tangan adalah anggota tubuh yang paling sering kontak dengan bahan kimia, tetapi kebiasaan mencuci tangan yang buruk justru dapat memperparah kondisi kulit yang rusak. Selain itu mencuci baju juga perlu diperhatikan, karena sisa bahan kimia yang menempel di baju dapat menginfeksi tubuh bila dilakukan pemakaian berulang kali. Pencucian pakaian kerja perlu dipisahkan dari baju anggota keluarga lainnya, agar keluarga pekerja juga akan terkena dermatitis. Sebaiknya baju pekerja dicuci setelah satu kali pakai atau minimal dicuci sebelum dipakai kembali Hipp, 1985. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian dermatitis kontak iritan, karena walaupun personal hygiene pekerja tersebut baik tetapi tidak melakukannya dengan cara yang benar mereka dapat terkena dermatitis kontak iritan, dan untuk pekerja yang memiliki personal hygiene yang tidak baik tetapi mereka tidak kontak dengan bahan yang bersifat iritan mereka tidak dapat terkena dermatitis kontak iritan. Selain itu dalam penelitian ini banyak didapatkan pekerja yang menderita dermatitis kontak iritan adalah pekerja yang memliki personal hygiene yang tidak baik. Hal ini dapat terjadi karena kurangya kesadaran pekerja akan pentingnya menjga kebersihan diri mereka. Oleh karena itu agar pekerja dapat terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut, diperlukan penyuluhan mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dan penyediaan fasilitas kebersihan WC dan air bersih

g. Hubungan penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada

pekerja Undang-undang No.1 tahun 1970 Pasal 14 c Menyediakan secara cuma- cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau keselamatan kerja. Berdasarkan UU tersebut dinas kebersihan telah menyediakan baju kerja, sarung tangan, dan sepatu boot, bagi responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, banyak pekerja dalam penelitian ini yang tidak patuh dalam menggunakan APD, yaitu sebanyak 37 92,5 pekerja. Sedangkan bila dihubungkan dengan kejadian dermatitis kotak iritan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja pengolah sampah yang tidak patuh menggunakan APD dan mengalami dermatitis kontak iritan sebesar 59,5 22 dari 37 pekerja dan pekerja yang patuh menggunakan APD dan mengalami dermatitis kontak iritan sebesar 0 0 dari 3 pekerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pekerja yang tidak patuh menggunakan APD dan terkena dermatitis kontak memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan pekerja yang patuh menggunakan APD. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis Pvalue=0,083. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi Chusnul Chotimah di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus pada tahun 2006, diketahui bahwa adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan sarung tangan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada pemulung. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan APD sangatlah penting, dilihat berdasarkan tujuannya, penggunaan Alat Pelindung Diri APD bertujuan untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang peranan penting. Hal ini penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan instansi. Manfaat bagi tenaga kerja, yaitu tenaga kerja dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk terhindar dari bahaya- bahaya kerja, dapat mencegah kecelakan akibat kerja, tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak dan martabatnya sehingga tenaga kerja akan mampu bekerja secara aktif dan produktif, tenaga kerja bekerja dengan produktif sehingga meninggkatkan hasil produksi. Sedangkan manfaat bagi instansi, yaitu menghindari hilangnya jam kerja akibat absensi tenaga kerja dan penghematam biaya terhadap pengeluaran ongkos pengobatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015

6 71 101

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Konstruksi yang Terpapar Semen di PT. Wijaya Kusuma Contractors Tahun 2014

1 22 142

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 0 16

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 1 2

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

1 1 11

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 3 27

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 4 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL MOTOR DI WILAYAH KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan 2015

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL KELURAHAN MERDEKA KOTA MEDAN TAHUN 2015

0 1 17