kejadian dermatitis kontak. Hal ini dapat terjadi karena berdasarkan teori Notoadmojdo 2003, pengetahuan mengandung enam unsur, salah satunya ádalah
tahu, memahami dan aplikasi. Pekerja yang memilki pengetahuan kurang, dapat dikatakan pekerja belum mengetahui mengenai dermatitis, sedangkan untuk
responden yang yang memiliki pengetahuan baik, dapat dikatakan pekerja telah mengetahui mengenai dermatitis kontak tetapi belum dapat memahami dan
mengaplikasikannya. Seharusnya pekerja yang telah memiliki kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dapat menerapkan pada situasi ataupun
kondisi riil sebenarnya, sehingga responden yang belum tahu dapat menjadi tahu. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, tidak ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan kejadian dermatitis karena walaupun pekerja memiliki pengetahuan yang baik, tetapi mereka tidak menerapkannya dalam
pekerjaanya. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa pekerja yang banyak mengalami dermatitis kontak iritan dalam penelitian ini ádalah pekerja yang memilki
pengetahuan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dalam menerapkan pengetahuan yang mereka miliki kedalam pekerjaanya, sehingga
walaupun pekerja memiliki pengetahuan yang baik tetap dapat terkena dermatitis kotak iritan.
e. Hubungan antara riwayat alergi keluarga dan pekerja dengan kejadian
dermatitis kontak iritan pada pekerja
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakeknenek pada penderita. Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai terhadap alergi pada anak
sejak dini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, banyak pekerja dalam penelitian ini yang tidak memilki riwayat alergi, yaitu sebanyak 30 75 pekerja.
Sedangkan bila dihubungkan dengan kejadian dermatitis kotak iritan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja pengolah sampah yang tidak mempunyai riwayat
alergi pada keluarga dan dirinya dan mengalami dermatitis kontak iritan sebanyak 15 50 pekerja, sedangkan pekerja pengolahan sampah yang mempunyai riwayat
alergi pada keluarga dan dirinya dan mengalami dermatitis kontak iritan sebanyak 7
70,0 pekerja. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara riwayat alergi keluarga dengan kejadian dermatitis Pvalue=0,471. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatma,dkk 2007 di PT inti
Pantja Press, yang menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara riwayat alergi dengan kejadian dermatitis kontak. Hal tersebut dapat terjadi karena
Dermatitis Kontak Iritan DKI adalah non-reaksi kekebalan, sebagai suatu peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kerusakan langsung ke kulit setelah
terekspos agen berbahaya. Sehingga pekerja yang memilki riwayat alergi ataupun tidak memiliki riwayat alergi dapat terkena dermatitis kontak iritan.
Berdasarkan hasil penelitian, banyak pekerja yang mengalami dermatitis kontak iritan ádalah pekerja yang tidak memiliki riwayat alergi. Padahal menurut
suatu teori, dermatitis kontak mungkin untuk kambuh atau muncul kembali apabila kulit kontak dengan zat tertentu yang terdapat di tempat kerja. Hal ini karena kulit
pekerja tersebut sensitif terhadap berbagai macam zat kimia. Jika terjadi inflamasi maka zat kimia akan lebih mudah dalam mengiritasi kulit, sehingga kulit lebih
mudah terkena dermatitis Cohen, 1999. Selain itu juga bila ada salah satu orang