1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa program studi kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja pengolahan sampah di TPA Cipayung Kota Depok tahun 2010,
yang dilakukan pada agustus 2010. Variabel dependen yang diteliti pada penelitian ini adalah kejadian dermatitis kontak. Sedangkan variabel independen yang diteliti pada
penelitian ini adalah kondisi kulit, riwayat alergi, pengetahuan, usia, personal hygiene, penggunaan APD, dan jenis kelamin. Data tersebut diperoleh dari penelitian ini berupa
data primer yang didapatkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter, hasil kuesioner dan observasi oleh peneliti. Data sekunder berupa gambaran UPS dan proses kerja.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Populasi peneltian ini adalah 40 pekerja pengolahan sampah di TPA Cipayung Kota Depok tahun 2010, jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi. Penelitian ini perlu dilakukan karena komposisi sampah yang diolah pekerja pengolahan sampah tersebut dapat
membuat pekerja beresiko dermatitis, dimana sampah-sampah tersebut mengandung zat yang bersifat toksin dan karsinogenik yang telah terakumulasi. Selain itu juga
berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 40 orang petugas pengangkut sampah di TPA Cipayung Kota Depok didapatkan 22 pekerja yang mengalami dermatitis kontak iritan
dan 17 pekerja yang tidak mengalami dermatitis kontak iritan.
9
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dermatitis Kontak 2.1.1 Definisi Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah suatu penyakit keradangan pada kulit akibat induksi baan dari luar. Handoko, 1985
Dermatitis kontak adalah respon dari kulit dalam bentuk peradangan yang dapat bersifat akut maupun kronik, karena paparan dari bahan iritan eksternal yang mengenai
kulit. Ladou, 1997 Dermatitis kontak adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh bahan yang
mengenai kulit, baik melalui mekanisme imunologik melalui reaksi alergi, maupun non-imunologik dermatitis kontak iritan. Hudyono, 2002
Dermatitis yang terjadi pada pekerja adalah dermatitis kontak akibat kerja. Dermatitis kontak akibat kerja didefinisikan sebagai penyakit kulit dimana pajanan di
tempat kerja merupakan faktor penyebab yang utama serta faktor contributor. Selain itu menurut American Medical Association, dermatitis seringkali cukup digambarkan
sebagai peradangan kulit, timbul sebagai turunan untuk eksim, kontak infeksi dan alergi. HSE, 2000
2.1.2 Dermatitis Kontak Iritan
Data yang ada menunjukkan bahwa DKI mewakili sekitar 80 dari semua kasus dermatitis kontak kerja. Sumber lain juga menyebutkan dermatitis kontak merupakan
50 dari semua PAK, terbanyak bersifat nonalergi atau iritan.
a. Definisi Dermatitis Kontak Iritan
Dermatitis kontak iritan adalah peradangan yang disebabkan oleh zat yang ditemukan pada tempat kerja yang bersentuhan langsung dengan kulit.
CCOHS, 2010. Dermatitis Kontak Iritan DKI adalah non-reaksi kekebalan, sebagai
suatu peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kerusakan langsung ke kulit setelah terekspos agen berbahaya.
DKI dapat disebabkan oleh tanggapan phototoxic misalnya, tar, paparan akut zat-zat yang sangat menjengkelkan misalnya, asam, basa, oxiding
mengurangi agen, atau paparan kronis kumulatif untuk iritasi ringan misalnya, air, deterjen, bahan pembersih lemah NIOSH.
b. Kategori Dermatitis Kontak Iritan