Berdasarkan penelitian Fatma, dkk pada pekerja di PT IPPI, diketahui responden yang tidak mempunyai riwayat alergi keluarga dan dermatitis sebesar 44,4, sedangkan
responden yang mempunyai riwayat alergi keluarga dan dermatitis kontak sebesar 57,7.
2.6.6 Riwayat Pekerjaan sebelumnya
Umumnya pekerja di indonesia pernah bekerja pada lebih dari satu tempat kerja. Hal ini memungkinkan terdapat pekerja yang sebelumnya telah terkena penyakit akibat
kerja dan terbawa hingga ke tempat kerja yang baru. Pada pekerjaan sebelumnya memilki riwayat penyakit dermatitis, merupakan kandidat utama untuk terkena penyakit
dermatitis. Hal ini karena kulit pekerja tersebut sensitif terhadap berbagai macam zat kimia. Jika terjadi inflamasi maka zat kimia akan lebih mudah dalam mengiritasi kulit,
sehingga kulit lebih mudah terkena dermatitis Cohen, 1999. Berdasarkan penelitian Fatma, dkk pada pekerja di PT IPPI, diketahui adanya
hubungan yang bermakna antara riwayat pekerjaan sebelumnya dengan kejadian dermatitis kontak., yaitu dengan P value sebesar 0,042 .
2.6.7 Usia
Usia merupakan salah satu unsur yag tidak dapat dipisahkan dari individu. Selain itu usia juga merupakan salah satu faktor yang dapat memperparah terjadinya dermatitis
kontak. Walaupun untuk usia yang dapat terkena dermatitis tidak spesifik, tetapi ada kesepakatan luasbahwa insiden mengikuti distribusi bimodal, dengan satu puncak
selama tahun-tahun awal kerja dan yang lainnya di usia menengah. HSE, 2000. Pekerja
yang lebih muda biasanya ditempatkan pada area yang langsung berhubungan dengan bahan kimia dibandingkan pekerja yang tua. Pekerja muda juga memiliki kecenderungan
untuk tidak menghargai keselamatan dan kebersihan, sehingga berpotensi terkena kontak dengan bahan kimia. Selain itu pekerja yang lebih tua biasanya lebih banyak memilki
pengalaman. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi kulit mereka. Pada usia kulit yang lebih tua menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap infeksi Cohen, 1999.
Pada pekerja dengan usia lanjut terjadi peningkatan kerentanan terhadap bahan iritan dan kegagalan dalam pengobatan, sehingga timbul dermatitis kronik Cronin, 1980.
Dari sisi usia, umur 15-24 tahun merupakan usia dengan insiden penyakit kulit akibat kerja tertinggi. Hal tersebut disebabkan pengalaman yang masih sedikit dan
kurangnya pemahaman mengenai kegunaan alat pelindung diri. suara pembaruan, 2010.
Hubungan antara kejadian dermatitis dengan umur, dapat terlihat dari beberapa penelitian terdahulu, yaitu:
a. Pada penelitian Dinny Suryani di LPA Benowo Surabaya terdapat hubungan
yang signifikan antara usia dengan kejadian dermatitis. b.
Penelitian yang dilakukan oleh Trihapsoro 2008 terhadap pasien rawat jalan di Sub Bagian Alergi Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUP H.
Adam Malik Medan dengan diagnosis dermatitis kontak alergik, berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil kelompok usia tertinggi pada perempuan
adalah 31-40 tahun 17,5 dan pada laki-laki adalah 61-70 tahun 12,5. Kelompok usia terendah pada perempuan adalah 10-20 tahun dan 41-50 tahun
masing-masing 12,5 dan pada laki-laki 21-30 tahun dan 41-50 tahun masing-masing 5,0.
c. Penelitian PT Inti Pntja Press Industri IPPI, berdasrkan hasil analisis
hubungan antara usia pekerja dengan kejadian dermatitis diperoleh sebanyak 26 dari 43 pekerja yang berusia
≤ 30 tahun terkena dermatitis kontak dan untuk pekerja yang berusia 30 tahun yang terkena dermatitis kontak sekitar
13 orang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pekerja muda lebih beresiko terkena dermatitis kontak. MAKARA, 2007
d. Pada penelitian Diepge, dkk tahun 2003 pada pekerja konstruksi, didapatkan
sebesar 47 pekerja pada usia muda 18-39 tahun.
2.6.8 Personal Hygiene