Hubungan penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada

22 dari 37 pekerja dan pekerja yang patuh menggunakan APD dan mengalami dermatitis kontak iritan sebesar 0 0 dari 3 pekerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pekerja yang tidak patuh menggunakan APD dan terkena dermatitis kontak memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan pekerja yang patuh menggunakan APD. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis Pvalue=0,083. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi Chusnul Chotimah di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus pada tahun 2006, diketahui bahwa adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan sarung tangan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada pemulung. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan APD sangatlah penting, dilihat berdasarkan tujuannya, penggunaan Alat Pelindung Diri APD bertujuan untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja, sehingga penggunaan alat pelindung diri memegang peranan penting. Hal ini penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi untuk perusahaan instansi. Manfaat bagi tenaga kerja, yaitu tenaga kerja dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk terhindar dari bahaya- bahaya kerja, dapat mencegah kecelakan akibat kerja, tenaga kerja dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak dan martabatnya sehingga tenaga kerja akan mampu bekerja secara aktif dan produktif, tenaga kerja bekerja dengan produktif sehingga meninggkatkan hasil produksi. Sedangkan manfaat bagi instansi, yaitu menghindari hilangnya jam kerja akibat absensi tenaga kerja dan penghematam biaya terhadap pengeluaran ongkos pengobatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja. Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Al ini dapat terjadi karena jarangnya pekerja menggunakan APD selama bekerja dan kurangnya pengawasan terhadap pekerja selama melakukan pekerjaanya. Oleh karena itu dermatitis iritan akut dapat dicegah tanpa perlu pekerja yang terkena berpindah pekerjaan, yaitu dengan patuh menggunakan APD selama bekerja. Kepatuhan dapat berjalan dengan cara memmbentuk tim pengawas yang bukan hanya mengawasi proses kerja tetapi juga penggunaan APD, dan memberikan peringatan ataupun sangsi bagi pekerja yang tidak patuh dalam menggunakan APD, yaitu berupa pemotongan gaji. Selain itu juga sebaiknya dilakukan pemeliharaan APD, yaitu dengan rutin mengganti APD yang suda tidak layak dan membersihkan APD setelah selesi bekerja, agar pekerja merasa nyaman dalam menggunakanya. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di TPA Cipayung Kota Depok, maka dapat disimpulkan yaitu: 1. Hasil penelitian, diketahui bahwa 22 responden 55 mengalami dermatitis kontak iritan dan 18 pekerja 45 tidak mengalami dermatitis kontak iritan. Dari proporsi tersebut terlihat bahwa pekerja banyak yang mengalami dermatitis kontak. 2. Berdasarkan uji statistik univariat diketahui bahwa dari 40 pekerja yang diteliti: a. Didapatkan 27 67,5 responden yang bekerja selama 1 tahun dan 13 32,5 responden yang telah bekerja selama lebih dari 1 tahun. b. Didapatkan 30 95 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 2 5 responden yang berjenis kelamin perempuan. c. Didapatkan 21 52,5 responden yang berusia ≤ 31 tahun dan 19 47,5 responden yang berusia 31tahun. d. Didapatkan 31 77,5 responden yang tidak memiliki luka, goresan, atau memar dan 8 22,5 responden yang memiliki luka, goresan, atau memar. e. Didapatkan 20 50 responden yang pengetahuannya kurang mengenai dermatitis dan 20 50 responden yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai dermatitis. f. Didapatkan 30 75 responden yang tidak memiliki riwayat alergi pada keluarga dan dirinya dan 10 25 responden yang memiliki riwayat alergi pada keluarga dan dirinya. g. Didapatkan 20 50 responden yang memiliki personal hygiene yang kurang dan 20 50 responden yang memilki personal hygiene yang baik. h. Didapatkan 37 92,5 responden yang tidak patuh dalam menggunakan APD dan 3 7,5 responden yang patuh dalam menggunakan APD. 3. Berdasarkan uji statistik bivariat dengan menggunakan uji Chi Square antar variabel dependent dan independent maka diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti; a. Ada hubungan yang signifikan antara durasi pajanan dengan kejadian dermatitis dengan nilai Pvalue 0,046. b. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian dermatitis kontak iritan dengan nilai Pvalue 1,000. c. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian dermatitis kontak iritan dengan nilai Pvalue 1,000. d. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kondisi kulit dengan kejadian dermatitis kontak iritan dengan nilai Pvalue 0,476. e. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan.dengan nilai Pvalue 0,341. f. Tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat alergi dengan kejadian dermatitis kontak dengan nilai Pvalue 0,464. g. Tidak ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian dermatitis kontak iritan dengan nilai Pvalue 0,751. h. Ada hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak iritan dengan nilai Pvalue 0,083. 4. Durasi pajanan dan pengguaan APD, merupakan faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian dermatitis kontak iritan.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka terdapat beberapa saran, antara lain: 1. Pekerja - Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Oleh karena itu pekerja wajib menggunakan APD yang disediakan. 2. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok - Durasi Pajanan a. Berdasarkan hasil penelitian durasi merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak iritan , maka sebaiknya dinas yang terkait menyediakan alat untuk mengurangi kontak pekerja dengan

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015

6 71 101

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Konstruksi yang Terpapar Semen di PT. Wijaya Kusuma Contractors Tahun 2014

1 22 142

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 0 16

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 1 2

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

1 1 11

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 3 27

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Penyakit Dermatitis Kontak Iritan Pada Tangan Pekerja Kecantikan Kuku (Manicure-Pedicure) di Salon The Nail Shop Medan TAHUN 2016

0 4 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL MOTOR DI WILAYAH KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Bengkel di Kelurahan Merdeka Kota Medan 2015

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL KELURAHAN MERDEKA KOTA MEDAN TAHUN 2015

0 1 17