vertikal. Metode penularan lainya adalah melaui jarum suntik, yang terjadi pada pengguna narkoba suntik yang sering bertukar jarum secara tidak steril. Model
penularan infeksi yang terakhir adalah melalui transfusi darah. Disebutkan dalam literatur bahwa melalui metode ini, hanya akan terjadi siklus eritrositer. Siklus hati
tidak terjadi karena tidak melalui sporozoit yang memerlukan siklus hati.
41
c. Environtment Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan merupakan sangat besar pengaruhnya terhadap keberadaan dan perkembangan nyamuk sebagai vektor penular penyakit malaria,
fakor-faktor tersebut antara lain:
c.1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik terbagi atas beberapa faktor yang membentuk ekosistem seperti topografi, suhu lingkungan, kondisi iklim yang berubah setiap musim. Iklim akan
mempengaruhi kelembaban, suhu lingkungan, cahaya matahari, vegetasi. Peruntukan lahan akan mempengaruhi ekosistem menjadi ekosistem buatan seperti perkebunan,
persawahan, pertambangan. c.1.1. Suhu.
Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa inkubasi intrinsik.
27
Suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan dan siklus hidup parasit. Sebagai contoh, pada suhu dibawah 20
C parasit P. faciparum tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya dalam nyamuk
Anopheles sehingga tidak dapat ditularkan. Sementara itu didaerah-daerah yang panas dekat khatulistiwa penularan dapat terjadi lebih cepat dan sepanjang tahun.
Didaerah ini P. falciparum menjadi parasit penyebab malaria yang sangat menonjol.
Universitas Sumatera Utara
Sebaiknya di daerah yang beriklim agak dingin, P. vivax akan sangat menonjol karena parasit ini lebih tahan terhadap cuaca dingin.
32
c.1.2. Angin Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan saat
terbangnya nyamuk ke dalam atau ke luar rumah, adalah salah satu faktor yang ikut menentukan jumlah kontak antara manusia dan nyamuk. Jarak terbang nyamuk fight
range dapat diperpendek atau diperpanjang tergantung kepada arah angin.
25
Nyamuk Anopheles spp, biasanya tidak ditemukan dalam jumlah besar lebih dari 2-3 km dari
tempat perindukannya. Normalnya nyamuk betina menyebar lebih jauh dari jantan tapi angin dapat membawa nyamuk sejauh 30 km dari perindukanya.
37
c.1.3. Kelembaban udara relative humidity Kelembaban udara rendah akan memperpendek umur nyamuk.
42
Kelembaban mempengaruhi kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit, istirahat dari
nyamuk.
25
c.1.4. Hujan Terdapat hubungan langsung antara hujan dan perkembangan larva nyamuk
menjadi bentuk dewasa. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis hujan, derasnya hujan, jumlah hari hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan breeding
places.
25
Hujan yang diselingi panas semakin besar kemungkinan perkembang biakanya.
42
Biasanya penularan malaria lebih tinggi pada musim hujan karena air hujan yang menimbulkan genangan juga merupakan tempat yang ideal bagi
nyamuk.
29
Dalam musim kemarau, jumlah kasus malaria umumnya menurun,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan setelah hujan beberapa minggu jumlah kasus malaria menanjak sampai mencapai puncaknya.
25
c.1.5. Sinar Matahari Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An.
sundaicus lebih suka tempat yang teduh.
42
Sebaliknya An. hyrcanus spp lebih menyukai tempat yang terbuka. An. barbirostris dapat hidup baik ditempat yang
teduh maupun ditempat yang terang.
41
c.1.6. Arus air An. barbirostris lebih suka aliran air tenang sedikit mengalir. Oleh sebab itu pada
musim hujan, populasi nyamuk ini berkurang.
42
An. minimus menyukai tempat perindukan yang aliran airnya cukup deras dan An. letifer ditempat airnya
tergenang.
25
c.2. Lingkungan Kimia