2. Lingkungan Kimia 3. Lingkungan Biologi flora dan fauna 4. Lingkungan Sosial Budaya

sedangkan setelah hujan beberapa minggu jumlah kasus malaria menanjak sampai mencapai puncaknya. 25 c.1.5. Sinar Matahari Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An. sundaicus lebih suka tempat yang teduh. 42 Sebaliknya An. hyrcanus spp lebih menyukai tempat yang terbuka. An. barbirostris dapat hidup baik ditempat yang teduh maupun ditempat yang terang. 41 c.1.6. Arus air An. barbirostris lebih suka aliran air tenang sedikit mengalir. Oleh sebab itu pada musim hujan, populasi nyamuk ini berkurang. 42 An. minimus menyukai tempat perindukan yang aliran airnya cukup deras dan An. letifer ditempat airnya tergenang. 25

c.2. Lingkungan Kimia

Dari lingkungan ini yang baru diketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat perindukan. Sebagai contoh kadar garam salinitas, ternyata An. sundaicus memilih kadar garam dalam air kondusif bagi pertumbuhan antara 12-18‰ dan tidak dapat berkembang pada kadar garam 40‰ ke atas, meskipun di beberapa tempat di Sumatera Utara An. Sundaicus ditemukan pula dalam air tawar. An. letifer dapat hidup di tempat yang asampH rendah. 25 Menurut Rao, T.R di India ditemukan tempat perindukan Anopheles sundaicus dengan pH rata-rata 8,2. 44

c.3. Lingkungan Biologi flora dan fauna

Tumbuhan bakau mangroves, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuh- tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena ia dapat Universitas Sumatera Utara menghalangi sinar matahari yang masuk atau melindungi dari serangan mahluk hidup lain. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah panchax spp, gambusia Gambusia spp, nila Oreochromis niloticus, mujair Oreochromis mossambica dan lain-lain akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti sapi dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang hewan tersebut diletakan di luar rumah, tetapi tidak jauh jaraknya dari rumah. 25 Nyamuk Anopheles dapat berbiak dalam kolam-kolam air tawar yang bersih, air kotor, air payau, maupun air-air yang tergenang di pinggiran laut. 31 Hampir semua larva nyamuk Anopheles dapat ditemukan di sekitar jenis tanaman air. Jenis tanaman air dikolam seperti Pistia stratoites, Hydrilla verticillata, Salvina natans, Azzola sp. dan Algae ditemukan larva An. Sundaicus, An. ningerrimus, An. kochi, dan An. barbirostris. 37,44

c.4. Lingkungan Sosial Budaya

Faktor ini kadang-kadang besar sekali pengaruhnya dibandingkan dengan faktor lingkungan lainya. Kebiasaan untuk berada diluar rumah sampai larut malam, dimana vektornya lebih bersifat eksofilik dan esofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk. Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamukrepellent yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status sosial masyarakat, akan mempengaruhi angka kesakitan malaria. Faktor yang cukup penting pula adalah pandanganpersepsi masyarakat di suatu daerah terhadap penyakit malaria. Apabila malaria dianggap sebagai suatu kebutuhan demand untuk diatasi, upaya untuk menyehatkan lingkungan akan dilaksanakan oleh masyarakat secara spontan. Universitas Sumatera Utara Pembangunan yang semakin cepat dapat menimbulkan tempat perindukan nyamuk buatan manusia sendiri man made breeding places. Pembangunan bendungan, penambangan timah dan pembukaan tempat pemukiman baru adalah sebagai contoh kegiatan pembangunan yang sering menimbulkan perubahan lingkungan yang menguntungkan bagi nyamuk malaria. 25 Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Tahiland oleh Piyarat, ditemukan bahwa penduduk yang tidak menggunakan kelambu secara kontinyu cendrung mempunyai resiko kejadian malaria 6,44 kali dibandingkan menggunakan kelambu secara kontinyu. 45 Menurut Yudihastuti, R Romi 2001 lingkungan sosial budaya kadang-kadang lebih besar pengaruhnya terhadap penularan penyakit malaria. Faktor sosial meliputi pendidikan, pekerjaan, adat kebiasaan dan budaya setempat seperti kebiasaan berada di luar rumah, tidur dikebun, memungkinkan untuk kontak dengan malaria yang kebetulan bersifat eksopagik. Kebiasaan penduduk dalam hal pemakaian kelambu, pemakaian kawat kasa pada lobang angin sangat berpengaruh kontak manusia dengan nyamuk. Kondisi keamanan juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program pengendalian malaria. 46 2.9. Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Malaria 2.9.1. Pencegahan Penyakit Malaria