Penggunaan Anti Nyamuk PEMBAHASAN

i. Penggunaan Anti Nyamuk

Gambar 6.15. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penggunaan Anti Nyamuk Terhadap Kejadian Penyakit Malaria Pada Anak Di Kecamatan Kualuh Leidong Tahun 2011 Berdasarkan gambar 6.15. dapat diketahui bahwa tidak ada menggunakan penolak anti nyamuk pada kelompok kasus berjumlah 32 orang 62,7 dan yang ada menggunakan penolak anti nyamuk berjumlah 19 orang 37,3. Sedangkan tidak ada menggunakan penolak anti nyamuk pada kelompok kontrol berjumlah 18 orang 35,3 dan yang ada menggunakan penolak anti nyamuk berjumlah 33 orang 64 Berdasarkan penelitian Erdinal, dkk 20052006 di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar, dengan design case control pada kelompok kasus yang tidak menggunakan penolak anti nyamuk sebesar 65,2 lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki kebiasaan menggunakan penolak anti nyamuk 34,8, sedangkan kelompok kontrol yang tidak menggunakan penolak anti nyamuk sebesar 44,9 lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki kebiasaan menggunakan penolak anti nyamuk 55,1. 76 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square memperlihatkan ρ value = 0,010 0,05 dan nilai Odd Ratio OR sebesar 3,09 95 CI 1,38-6,92, 62.7 33.3 37.3 64.7 20 40 60 80 Kasus Kontrol Pr o p o r si Penggunaan Penolak Anti Nyamuk Tidak Ada Ada Universitas Sumatera Utara artinya ada pengaruh yang bermakna antara penggunaan penolak anti nyamuk pada kelompok kasus dan kelompok kontrol terhadap kejadian penyakit malaria. Anak dengan tidak ada menggunakan penolak anti nyamuk kemungkinan, 3,1 kali lebih berisiko menderita malaria dibandingkan anak yang ada menggunakan penolak anti nyamuk. Hal ini bertentangan dengan penelitian Kurniawan di Kabupaten Asmat 2008, dengan design case control didapatkan ρ value = 1,000 atau ρ 0,005 berarti tidak ada pengaruh yang bermakna antara pemakian obat anti nyamuk dengan kejadian penyakit malaria, dengan nilai OR 0,91 dan Confidence Interval 95 0,40-2,11 dengan kata lain responden yang tidur pada malam hari dengan tidak memakai obat anti nyamuk dibandingkan responden yang mempunyai kebiasaan tidur memakai obat anti nyamuk. 77 Menurut penelitian Erdinal, dkk 20052006 di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar, dengan design case control didapatkan ρ value = 0,026 atau ρ value 0,05 berarti ada pengaruh yang bermakna antara pemakian obat anti nyamuk dengan kejadian penyakit malaria, dengan nilai OR 2,3 dan Confidence Interval 95 1,16-4,56 dengan kata lain responden yang tidur pada malam hari dengan tidak memakai obat anti nyamuk mempunyai risiko 2,3 kali lebih besar dibandingkan responden yang mempunyai kebiasaan tidur memakai obat anti nyamuk. 76 Pada saat melakukan kegiatan pada malam hari menonton tv, belajar dan lainnya sebaiknya memakai penolak anti nyamuk untuk mengurangi gigitan nyamuk sehingga resiko terjadinya penyakit malaria menjadi kecil. Universitas Sumatera Utara

6.3. Analisis Multivariat