Pencegahan Tersier Mengurangi Pembawa Gametosit

regimen yang diberikan selama 3 hari. Obat ini diberikan 0, 8, 24, 36, 48 dan 60 jam. Pada regimen 3 hari diberikan berdasarkan berat-badan. Berat badan 10-14,9 kg satu tablet, 15-24,9 kg dua tablet, 25-34,9 kg tiga tablet dan 35 kg empat tablet. Tablet diberikan dua kali sehari selama tiga hari. 2. Kombinasi artesunate + amodikuin Kombinasi artesunat dan amodikuin dengan nama dagang Artesdiaquine atau Artesumoon telah diedarkan disemua propinsi yang terdapat resistensi tinggi 25 terhadap obat klorokuin dan sulfadoksin-pirimetamin. Dosis obat ini adalah artesunat 4 mgkgBB sekali sehari selama 3 hari dan amodikuin hari pertama dan hari kedua serta hari ketiga 10 mgkgBB. 3. Kombinasi artesunate + meflokuin Regimen artesunat + meflokuin yang diberikan selama 3 hari telah menjadi terapi malaria yang paling disukai di Thailand selama hampir satu dekade. Kombiansi ini aman, ditoleransi baik dan sangat efektif. Dosis pada anak yaitu, 2 mgkgBB sekali sehari selama 5 hari untuk hari pertama diberi 2 dosis, dan meflokuin 15 mg meflokuin basakgBB, dosis tunggal. 4. Kombinasi artesunate + sulfadoksin-pirimetamin. Artesunat diberikan dengan dosis 4 mgkgBB sekali sehari selama 3 hari dan sulfadoksin-pirimetamin dengan dosis 25 mgkgBB sulfadoksin dan 1,25 mgKgBB pirimetamin dosis tunggal pada hari pertama. 7

C. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier meliputi rehablitasi untuk memulihkan orang sakit sehingga menjadi manusia berdaya guna, produktif, mengikuti gaya hidup yang memuaskan, Universitas Sumatera Utara dan untuk mermberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin, sesuai tingkat penyakit dan ketidakmampuanya. 30 Dalam pencegahan tersier untuk mencegah agar individu atau masyarakat tidak jatuh sakit, diringankan gejala sakitnya dan ditingkatkan fungsi tubuh penderita setelah perawatan, serta penanganan akibat komplikasi dan rehablitasi mentalpsikologis. Perwatan pasien yang akan meninggal bersifat paliatif. 49, 50

2.9.2. Pemberantasan Penyakit Malaria

Peroses terjadinya penyakit pathogenesis di uraikan dalam 4 simpul, yaitu simpul 1 disebut sumber penyakit, simpul 2 merupakan komponen lingkungan, simpul 3 merupakan penduduk dengan berbagai variabel seperti pendidikan, perilaku, kepadatan, dan jender serta simpul 4 adalah penduduk yang dalam keadaan sehat maupun sakit setelah mengalami intereaksi exsposure dengan komponen lingkungan yang mengandung bibit penyakit atau agen penyakit. Dalam hal ini prinsip manajemen berbasis lingkungan memegang peranan penting, terutama manajemen simpul 2 media penularantransmisi dan simpul 3 perilaku pemajanan. Disini lebih menekankan pemberantasan pada media transmisi plasmodium yaitu nyamuk Anophles. Upaya dilakukan untuk mencegah timbulnya habitat nyamuk, pemberantasan jentik maupun nyamuk dewasa, yang terkait pula dengan perilaku manusia dalam mengelolah lingkungannya. 42

A. Mengurangi Pembawa Gametosit

Dikatakan menjadai sumber infeksi, sebgai pembawa gametosit seorang penderita harus mengandung gametosit dalam jumlah yang besar dalam darahnya. Dengan demikian nyamuk dapat mengisapnya dan menularkan kepada orang lain. Hal ini Universitas Sumatera Utara dapat dicegah dengan mengobati penderita malaria akut, hal ini sebagai simpul 1 sumber penular. Dengan pengobatan yang efektif diharapkan gametosit tidak sempat terbentuk dalam darah penderita. 42

B. Membunuh jentik dan nyamuk dewasa