Pengganda Closed Loop PENDAHULUAN

sisi wilayahnya kemiskinan disebabkan karena adanya kebocoran regional. Selain itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Hadi 2001 yang menggunakan alat analisis SNSE mengenai kebijaksanaan pembangunan di Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur menunjukkan bahwa sektor ekonomi di Indonesia bagian Timur mempunyai ketergantungan lebih besar terhadap sektor ekonomi di Indonesia Bagian Barat. Hasil penelitian dari Hafizrianda 2007 di Provinsi Papua mengenai dampak pembangunan sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan dan perekonomian regional dengan menggunakan metode SNSE menemukan bahwa pembangunan ekonomi yang berbasis pertanian mampu memperbaiki distribusi pendapatan di Propinsi Papua karena dari sebagian besar kebijakan pertanian yang disimulasikan mencakup kebijakan dalam bidang investasi dan ekspor, hasilnya dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dalam perekonomian Papua. Selanjutnya Model SNSE digunakan oleh Aris 2011 untuk meneliti dampak pengembangan perkebunan kelapa rakyat terhadap kemiskinan dan perekonomian di Kabupaten Indragiri Hilir menemukan bahwa sektor kelapa memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan output, PDRB dan penyerapan tenaga kerja, dengan kontribusi sebesar 13,44 persen terhadap output total wilayah, sebesar 17,86 persen terhadap PDRB total wilayah dan sebesar 27,92 persen terhadap serapan tenaga kerja total wilayah. Selain itu, penelitian oleh Ramdani 2003, bahwa analisis Input-Output sektor tanaman perkebunan di Kabupaten Musi Rawas belum jenuh, yang tercermin dari nilai output multiplier sektor perkebunan sebesar 1,63 dan nilai pengganda pendapatan sebesar 1,32. Hal ini juga menunjukkan bahwa produk tanaman perkebunan sudah sebagian besar diolah sebelum dipasarkan sehingga meningkatkan nilai tambah produk sektor ini. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2010 mengenai strategi pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten Musi Rawas dengan menggunakan pendekatan tipologi Klassen menemukan bahwa yang termasuk komoditas prima adalah kelapa sawit; komoditas potensial adalah karet; komoditas berkembang terdiri dari kopi, kelapa, pinang, aren, tebu, kakao, kemiri; komoditas terbelakang adalah kayu manis.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2011. Penentuan lokasi ini dipilih karena berdasarkan data pendahuluan yang didapatkan dari BPS Kabupaten Musi Rawas, bahwa distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku ADHB khususnya sektor perkebunan semakin meningkat setiap tahunnya. Namun meskipun, pendapatan per kapita masyarakat cukup tinggi, akan tetapi terjadi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang cukup tinggi. Hal ini, diantaranya ditandai dengan jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi sekitar 23,62 persen dari total jumlah kepala keluarga di Kabupaten Musi Rawas dan pada tahun 2009 dan memiliki IPM terendah dari 15 KabupatenKota yang berada di Propinsi Sumatera Selatan.

3.2. Sumber Data

Jenis-jenis data diperoleh dari sumber-sumber sekunder berikut ini 1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas. 2 Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Selatan. 3 Bappeda Kabupaten Musi Rawas dan 4 Kantor Dinas Instansi terkait lainnya, serta 5 Beberapa publikasi dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas. Untuk analisis kelembagaan yang memerlukan data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait dengan peranan kelembagaan perkebunan di Kabupaten Musi Rawas.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian hasil lapang dikelompokkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diantaranya ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang literaturkepustakaan perkebunan khususnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi tersebut yaitu dengan studi pustaka, wawancara mendalam serta observasi. Data kuantitatif diperoleh dengan cara menganalisis hasil perhitungan SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010. Adapun rincian dari tujuan, metode, data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Matrik Jenis, Tujuan, Metode, Variabel, Data dan Sumber Data dalam Penelitian Tujuan Metode Analisis VariabelParameter Data dan Sumber Data Mengetahui kontribusiperanan sektor perkebunan terhadap pembangunan daerah Pendekatan SNSE - Analisis Deskriptif - Pendapatan Regional Kabupaten Musi Rawas - Tabel SNSE Kabupaten Musi Tahun 2010 - Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2011 BPS Kab. Musi Rawas - Statistik Perkebunan Kab. Musi Rawas Tahun 2011 Mengetahui besarnya kebocoran wilayah regional leakage yang terjadi dalam perekonomian wilayah Pendekatan SNSE - Analisis Deskriptif - Pendapatan Regional Kabupaten Musi Rawas - Tabel SNSE Kabupaten Musi Tahun 2010 - Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2011 BPS Kab. Musi Rawas - Statistik Perkebunan Kab. Musi Rawas Tahun 2011 Mengetahui peranan lembaga pemasaran pada sektor perkebunan Analisis Kelembagaan - Analisis Biaya transaksi kelembagaan Wawancara dan pengamatan langsung

3.4. Analisis Data

Sesuai dengan kerangka pemikiran, maka untuk menjawab masalah- masalah yang ada dan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh sekaligus terperinci tentang dampak kegiatan sektor perkebunan terhadap pembangunan ekonomi wilayah yang terjadi pada masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, maka dilakukan analisis terhadap SNSE. Sedangkan untuk mengetahui kontribusiperanan sektor perkebunan terhadap pembangunan daerah yaitu melalui analisis SNSE. Selanjutnya untuk mengetahui penyebab kebocoran wilayah dan bagaimana tingkat kebocoran wilayah regional leakage yang ditimbulkannya digunakan analisis melalui pendekatan SNSE. Untuk analisis kelembagaan digunakan untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan yang disebabkan oleh ada atau tidaknya fungsi kelembagaan yang terlibat.

3.4.1. Klasifikasi Sistem Neraca Sosial Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010

Klasifikasi dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, yang dibagi dalam 2 klasifikasi yaitu : a. Klasifikasi agregat berukuran 10 x 10; dan b. Klasifikasi agregat berukuran 54 x 54, adapun kerangka SNSE disusun dengan menggunakan empat neraca utama, yaitu : a. faktor produksi, b. institusi, c. sektor produksi, d. neraca lainnya Klasifikasi untuk masing-masing kerangka SNSE Kabupaten Musi Rawas terdiri dari : a. Neraca faktor produksi terdiri dari empat faktor tenaga kerja Musi Rawas yakni tenaga kerja pertanian, tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar, tenaga kerja tata usaha, penjualan, jasa-jasa dan tenaga kerja kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, profesional dan teknisi, serta modal; b. neraca institusi terdapat 5 kelompok yang terbagi atas rumah tangga buruh pertanian, rumah tangga pengusaha pertanian, rumah tangga golongan bawah bukan pertanian, rumah tangga penerima pendapatan bukan pertanian, rumah tangga golongan atas bukan pertanian, pemerintah dan terakhir swasta; c. neraca aktivitas produksi ada 34 sektor produksi dan komoditas impor d. Neraca lainnya dibagi tiga bagian meliputi : 1 kapital; 2 pajak tidak langsung neto; 3 luar negerikabupaten rest of world, Hal ini berarti bahwa ordo matriks dari SNSE Kabupaten Musi Rawas untuk tahun 2010 berjumlah 54 x 54, Tabel 10. Berikut ini disampaikan mengenai klasifikasi SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 sebagai berikut.