secara terpisah dan berdiri sendiri-sendiri. Richard Stone dan kawan-kawan dari Universitas Cambridge, Inggris merupakan salah satu perintis yang
mengusahakan penggabungan berbagai ukuran-ukuran ekonomi yang terpisah- pisah tersebut ke dalam suatu neraca ekonomi nasional national accounting
framework. Hasil karya Stone dan kawan-kawan tersebut kemudian dipublikasikan oleh United Nations 1947 dengan judul Measurement of National
Income and Construction of Social Accounts SNA,yang kemudian digunakan sebagai referensi oleh banyak negara untuk melakukan kompilasi statistik
pendapatan nasional. Pada periode setelah perang dunia kedua, strategi pertumbuhan ekonomi merupakan strategi yang banyak dirujuk oleh banyak
negara dalam melakukan pembangunan ekonomi. Target utama strategi pertumbuhan ekonomi tersebut adalah peningkatan output sektor-sektor ekonomi
yang dominan sehingga dengan demikian pendapatan nasional negara bersangkutan akan meningkat. Selanjutnya melalui proses penetasan ke bawah
trickle down effect hasil-hasil pembangunan yang diperoleh dengan strategi pertumbuhan ekonomi kemudian diharapkan akan mengalir kepada masyarakat
sehingga kesejahteraan masyarakat secara umum menjadi meningkat. Namun, pengalaman yang diperoleh oleh banyak negara yang
mengaplikasikan strategi pertumbuhan ekonomi adalah bahwa satu sisi strategi pertumbuhan ekonomi memang meningkatkan pendapatan nasional, tetapi pada
sisi lain strategi pertumbuhan nasional memunculkan masalah lain yang cukup serius,
diantaranya adalah
masalah ketidakmerataan
pendapatan dan
pengangguran. Dari pengalaman tersebut, banyak negara mulai memperhatikan masalah pemerataan pendapatan dan ketenagakerjaan dalam melaksanakan
pembangunan. Untuk dapat memantau masalah pemerataan pendapatan, banyak konsepsi yang telah direkomendasikan oleh para ahli, diantaranya adalah
pengukuran ketidakmerataan pembangunan atau distribusi pendapatan dengan menggunakan indeks Gini Gini index, ukuran Bank Dunia, ataupun dengan
menggunakan kurva Lorenz. Sedangkan permasalahan pengangguran dipantau dengan menggunakan ukuran unemployment rate, yaitu ukuran yang
membandingkan jumlah penduduk yang menganggur dengan mereka yang bekerja.
Social Accounting Matrix SAM atau yang dikenal juga sebagai Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE merupakan salah satu cara yang lain untuk
memantau masalah pemerataan atau distribusi pendapatan dan masalah ketenagakerjaan di suatu wilayah baik negara ataupun bagian suatu negara
propinsi, kabupaten. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam penelitian ini digunakan analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE, dengan alasan : 1
SNSE mampu menggambarkan secara komprehensif struktur perekonomian daerah, keterkaitan di antara aktivitas produksi, konsumsi barang dan jasa,
tabungan dan investasi, perdagangan luar negeri, dan yang lebih lebih utama distribusi pendapatan. Karena itu model SNSE dapat menjelaskan keterkaitan
antara permintaan, produksi dan pendapatan dalam suatu perekonomian wilayah; 2 SNSE memberikan suatu kerangka kerja yang dapat menyatukan dan
menyajikan seluruh data perekonomian wilayah. Hal ini menjadi sangat penting mengingat data-data sosial ekonomi banyak dikeluarkan oleh instansi-instansi
yang berbeda dan disimpan dengan format yang berbeda pula; dan 3 Melalui SNSE dapat dihitung multiplier perekonomian yang sangat berguna untuk
mengukur dampak dari pembangunan sektor-sektor ekonomi yang berbasis pertanian terhadap produksi, distribusi pendapatan dan permintaan yang
menggambarkan struktur perekonomian secara menyeluruh Daryanto et al. 2010.
2.4.1. SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE adalah suatu sistem data yang memuat data-data sosial dan ekonomi dalam sebuah perekonomian
Thorbecke, 1988. Menurut Pyatt dan Round 1988, SNSE itu merupakan suatu kerangka data yang bersifat keseimbangan umum general equilibrium yang
dapat menggambarkan
perekonomian secara
menyeluruh dan
dapat menghubungkan berbagai aspek sosial dan ekonomi dalam negara yang
bersangkutan. Sumber-sumber data untuk membuat SNSE adalah dari Tabel Input Output I-O, statistik pendapatan nasional, serta statistik pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga. Oleh karena itu, SNSE kelihatan lebih lengkap dibandingkan tabel input output dan statistik pendapatan nasional, dengan
menunjukkan berbagai jenis transaksi dalam suatu perekonomian. Tabel input-
output hanya merekam transaksi ekonomi tanpa menunjukkan latar belakang sosial dari pelaku transaksi tersebut. Sementara SNSE berupaya melakukan
klasifikasi berbagai institusi berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi pada suatu perekonomian atau aktivitas fungsional Chowdhury dalam Daryanto 2010.
Sadoulet dan de Janvry 1995 juga mengatakan bahwa model SNSE ini sesungguhnya merupakan perluasan dari model I-O. Dengan demikian ruang
lingkup pemotretannya jauh lebih luas dan terperinci dibandingkan dengan model I-O. Yang dipaparkan dalam model I-O hanyalah arus transaksi ekonomi dari
sektor produksi ke sektor faktor-faktor produksi, rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan luar negeri. Sedangkan dalam model SNSE hal tersebut di
disagregasi secara lebih rinci. Misalnya, rumah tangga dapat di disagregasi berdasarkan tingkat pendapatan; atau kombinasi dari tingkat pendapatan dan
lokasi pemukiman, dan seterusnya, Disamping itu dalam model SNSE dapat dimasukkan beberapa variabel makroekonomi, seperti pajak, subsidi, modal dan
sebagainya, sehingga model SNSE dapat menggambarkan seluruh transaksi makroekonomi, sektoral dan institusi secara utuh dalam sebuah neraca.
Keunggulan lain dari model SNSE dibanding dengan model I-O adalah bahwa model SNSE mampu menggambarkan arus distribusi pendapatan dalam
perekonomian.
Nilai Tambah Tabungan
Pajak
Konsumsi Penjualan Transfer
Antara Barang Jadi
Import eksport
Transfer Tarif
Pajak Tdk Langsung
Gambar 1. Arus Perputaran Pendapatan Ekonomi
Faktor Pasar
Aktivitas - aktivitas
Rumah Tangga
Sektor Swasta
Pemerintah Modal
Komoditas Pasar
Transaksi Luar Negeri
Perbedaan lain yang cukup mendasar adalah dalam SNSE aktivitas faktor- faktor produksi, rumah tangga dan perusahaan ditempatkan sebagai variabel
endogen. Sehingga dampak dari suatu kegiatan ekonomi tidak terbatas pada aktivitas produksi saja namun juga pada aktivitas faktor produksi, rumah tangga
dan perusahaan. Dalam Gambar 1. dapat kita lihat bagaimana sirkulasi pendapatan yang terjadi dalam suatu perekonomian telah membentuk suatu
sistem. Dalam sistem ini, institusi rumah tangga menjadi fokus perhatian utama karena menggambarkan berlangsungnya distribusi kesejahteraan rumah tangga
menurut karakteristik ekonomi rumah tangga, sosial, geografis maupun sifat-sifat demografisnya. Sedangkan, faktor produksi tenaga kerja dan modal
menggambarkan distribusi pendapatan kepada buruh tani, pemilik tanah, pemilik modal. Dan sektor produksi menggambarkan lapangan usaha penghasil barang
dan jasa yang menjadi sumber pendapatan. Dari gambar ini kelihatan jelas bahwa sumber pendapatan bagi perusahaan dan rumah tangga di luar transfer
pemerintah pada intinya berasal dari dua pasar, yaitu pasar komoditas dan pasar faktor produksi. Perusahaan memperoleh pendapatan dari pasar komoditas,
sedangkan rumah tangga dari pasar faktor. Sementara pemerintah memperoleh
pendapatannya dari pajak. 2.4.2. Kerangka Dasar Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Salah satu tujuan menyusun SNSE adalah memperluas gambaran sistem pendapatan nasional atau System of National Account SNA, melalui cara
penggabungan SNA dengan data distribusi pendapatan. Dalam pengertian in, SNSE memberikan sebuah metode yang bisa mengubah SNA dari statistik
produksi menjadi statistik pendapatan, dengan cara demikian akhirnya SNSE itu lebih terfokus kepada pembahasan mengenai tingkat kesejahteraan dari kelompok-
kelompok sosial ekonomi yang berbeda McGrath, 1987. Menurut Wagner dalam Daryanto 2010, ada tiga keuntungan menggunakan model SNSE dalam
suatu perencanaan ekonomi. Pertama, SNSE mampu menggambarkan struktur perekonomian, keterkaitan antara aktivitas produksi, distribusi pendapatan,
konsumsi barang dan jasa, tabungan dan investasi, serta perdagangan luar negeri. Ini berarti model SNSE dapat menjelaskan keterkaitan antara permintaan,
produksi, dan pendapatan di dalam suatu kawasan perekonomian. Kedua, SNSE
dapat memberikan suatu kerangka kerja yang bisa menyatukan dan menyajikan seluruh data perekonomian wilayah. Ketiga, dengan SNSE dapat dapat dihitung
multiplier perekonomian wilayah yang berguna untuk mengukur dampak dari suatu aktivitas terhadap produksi, distribusi pendapatan, dan permintaan yang
menggambarkan struktur perekonomian. Sementara BPS 2003 mengemukakan bahwa perangkat SNSE dapat digunakan sebagai data sosial ekonomi yang
menjelaskan mengenai : 1.
Kinerja pembangunan ekonomi suatu negara, seperti distribusi Produk Domestik Bruto PDB, konsumsi, tabungan dan sebagainya.
2. Distribusi pendapatan faktorial, yaitu distribusi pendapatan yang dirinci
menurut faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja dan modal. 3.
Distribusi pendapatan rumah tangga yang dirinci menurut berbagai golongan rumah tangga.
4. Pola pengeluaran rumah tangga
5. Distribusi tenaga kerja menurut sektor atau lapangan usaha dimana mereka
bekerja, termasuk distribusi pendapatan tenaga kerja yang mereka peroleh sebagai kompensasi atas keterlibatannya dalam proses produksi.
Di samping itu, SNSE juga merupakan suatu sistem kerangka data yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu model ekonomi dan juga sebagai
dasar analisis, baik untuk analisis parsial partial equilibrium maupun analisis keseimbangan umum general equilibrium dalam melakukan analisis kebijakan.
SNSE pada dasarnya merupakan sebuah matrik berbentuk bujursangkar yang menggambarkan arus moneter dari berbagai transaksi ekonomi. Dimana
kolomnya menjelaskan pengeluaran expenditure, sedangkan baris menunjukkan penerimaan receipt. Salah satu karakteristik yang fundamental dari SNSE
adalah kemampuannya untuk menyajikan secara komprehensif dan konsisten mengenai hubungan-hubungan ekonomi pada tingkatan produksi dan faktor-
faktor, serta institusi, yang terdiri dari pemerintahan, rumah tangga dan swasta. Ada enam tipe neraca dalam sebuah matrik SNSE yang lengkap yaitu, 1
aktivitas, 2 komoditas commodities, 3 faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal, 4 institusi domestik yang terdiri dari rumah tangga household,
perusahaan firms, pemerintah government, 5 modal, dan 6 rest of the world