Tabel 13. Penggunaan Lahan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2010
No Macam Penggunaan
Tahun 2008
2009 2010
Luas Ha Luas Ha
Luas Ha 1.
Luas Tanah Sawah 40.156
3,25 37.418
3,03 37.418
3,03
a. Sawah
Irigasi Teknis
6.952 0,56
6.952 0,56
6.952 0,56
b. Sawah
Irigasi Setengah Teknis
1,598 0,13
1.598 0,13
1.598 0,13
c. Sawah
Irigasi Sederhana
2.813 0,23
2.813 0,23
2.813 0,23
d. Sawah Irigasi Desa
3.234 0,26
3.295 0,27
3.295 0,27
e. Sawah
Tadah Hujan
11.721 0,95
12.383 1,00
12.383 1,00
f. Lebak
11.133 0,90
10.377 0,84
10.377 0,84
g. KolamTambak
2.705 0,22
2. Luas Tanah Kering
1.196.427 96,75
1.196.427 96,75
1.196.427 96,75
a. PekaranganBangu
nan 14.129
1,14 14.129
1,14 14.129
1,14 b.
Perkebunan 317.890
25,70 317.890
25,71 317.890
25,71 c.
Hutan 226.806
18,34 226.806
18,34 226.806
18,34 d.
Lain-lain 637.601,66
51,57 637.602
51,56 637.602
51,56
Total 1.236.583
100,00 1.236.583
100,00 1.236.583
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
Tabel 13. menunjukkan bahwa penggunaan wilayah di Kabupaten Musi Rawas terbagi atas dua jenis yaitu tanah sawah dan tanah kering. Penggunaan
wilayah tanah sawah meliputi sawah irigasi teknis, setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desa, tadah hujan, lebak dan kolamtambak. Total luas tanah
sawah adalah 37.418 Ha 3,03 persen dan penggunaan tanah kering seluas 1.196.427 Ha 96,75 persen. Penggunaan wilayah untuk tanah sawah yang
memiliki luas terbesar adalah sawah tadah hujan dengan luas 12.383 Ha 1,00 persen terhadap luas total sedangkan penggunaan wilayah untuk tanah sawah
yang memiliki luas terkecil adalah sawah setengah teknis dengan luas 1.598 Ha 0,13 persen terhadap luas total. Penggunaan wilayah untuk tanah kering meliputi
pekaranganbangunan, perkebunan, hutan dan lain-lain rumah. Penggunaan luas tanah kering terbesar adalah lain-lain rumah dengan luas 637.601,66 Ha 51,56
persen terhadap luas total. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah penduduk setiap tahun dan peningkatan jumlah rumah tangga baru yang menetap
di Kabupaten Musi Rawas. Penggunaan luas tanah kering terkecil adalah pekaranganbangunan dengan luas 14.129 Ha 1,14 persen terhadap luas total.
Pembagian luas tanah kering untuk perkebunan adalah 317.890 Ha 25,71 persen
terhadap luas total dan luas tanah kering untuk hutan adalah 226.806 Ha 18,43 persen terhadap luas total, seperti terlihat pada Gambar 10. dibawah ini..
Gambar 10. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Musi Rawas
4.2. Keadaan Penduduk di Kabupaten Musi Rawas 4.2.1. Jumlah Penduduk
Pertambahan jumlah penduduk memiliki dua sisi pandangan, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Segi positifnya adalah bertambahnya jumlah penduduk
suatu wilayah akan meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat sehingga akan memacu kegiatan produksi dan menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi.
Sedangkan dari sisi negatif, jika potensi jumlah penduduk tidak dimanfaatkan maka terjadinya pertambahan penduduk akan memungkinkan bertambahnya
masalah sosial, seperti pengangguran dan kemiskinan. Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 berjumlah
525.508 jiwa, sedangkan penduduk tahun 2009 berjumlah 505.940 jiwa, meningkat 3,86 persen dari tahun 2009. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten
Musi Rawas tahun 2010 sebesar 104,27 persen, hal ini berarti bahwa dari setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 104 orang penduduk laki-laki. Hampir
semua kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas memiliki rasio jenis kelamin diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo
memiliki rasio lebih kecil yaitu 99,93 persen di Kecamatan Karang Dapo dan 98,78 persen di Kecamatan Rawas Ulu.
Secara administratif Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 21 kecamatan yang meliputi 19 kelurahan dan 258 desa. Penduduk merupakan salah
satu faktor utama pembangunan, dengan jumlah penduduk yang banyak merupakan potensi sumber daya untuk melakukan program pembangunan, tetapi
jumlah penduduk yang besar juga dapat menjadi beban pembangunan itu sendiri. Jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 sebanyak 498.592 jiwa
yang terdiri dari 116.210 Kepala Keluarga KK. Kepadatan penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2010 berdasarkan tiap kecamatan seperti terlihat pada
Tabel 14. Pada Gambar 18. menunjukkan bahwa Kecamatan Megang Sakti
merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu 48.091 jiwa dan Kecamatan Ulu Rawas merupakan kecamatan yang jumlah penduduknya
paling sedikit yaitu sebanyak 10.772 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 adalah 42,50 jiwakm
2
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Tugumulyo yaitu 637,09 jiwakm
2
, sedangkan Kecamatan Ulu Rawas merupakan kecamatan yang paling jarang
penduduknya yakni hanya 7,41 jiwakm
2
. Kondisi seperti ini menjelaskan bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Musi Rawas belum merata di tiap
kecamatannya, hal ini dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Tingginya angka kelahiran disebabkan oleh rata-rata umur perkawinan
pertama wanita di Kabupaten Musi Rawas tergolong usia muda yaitu berusia 18 tahun. Semakin muda usia untuk menikah, wanita akan mempunyai rentang masa
subur yang panjang sehingga peluang untuk mempunyai anak besar. Berikut ini disampaikan luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Musi
Rawas tahun 2010.
Tabel 14. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
Kecamatan Luas Wilayah
KM
2
Jumlah Penduduk Jiwa
Kepadatan Penduduk
JiwaKM
2
Rawas Ulu 49.816,88
31.037 62,30
Ulu Rawas 145.287, 89
10.772 7,41
Rupit 40.975,73
31.602 77,72
Karang Jaya 140.803,48
27.855 19,78
STL Ulu 59.692,40
28.820 48,28
Selangit 71.733,91
17.866 24,91
Sumber Harta 10.378,03
16.892 162,77
Tugumulyo 6.770,91
43.137 637,09
Purwodadi 6.325,77
14.486 229,00
Muara Beliti 17.562,87
22.363 127,33
TP. Kepungut 32.642,43
11.704 35,86
Jayaloka 16.045,82
14.433 89,95
Suka Karya 12.153,13
12.852 105,75
Muara Kelingi 64.581,90
35.386 54,79
BTS Ulu 75.153,61
26.030 34,64
Tuah Negeri 26.345,09
25.042 95,05
Muara Lakitan 196.353,62
38.974 19,85
Megang Sakti 39.977,66
48.091 120,29
Rawas Ilir 108.813,45
28.178 25,90
Karang Dapo 54.875,51
17.720 32,29
Nibung 60.292,57
22.268 36,93
Jumlah 1.236.582,66
525.508 42,50
2009 1.236.582,66
505.940 40,91
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
4.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis kelamin
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin dapat mempengaruhi besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan besarnya tenaga yang
dihasilkan antara laki-laki dan perempuan berbeda. Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan terkecil terjadi pada
tahun 2004 yaitu 465.682 penduduk dimana 244.094 untuk penduduk laki-laki dan 221.558 untuk penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan pada tahun 2010 adalah jumlah penduduk yang terbesar yaitu 528.508 penduduk dimana 268.252 untuk penduduk laki-laki dan 257.256 untuk
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2004-2008 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Musi Rawas mengalami
peningkatan. Dilihat dari nilai sex ratio yang selalu diatas 100 persen seperti pada tahun 2010 sebesar 104,27 persen artinya setiap 100 orang perempuan terdapat
104 orang laki-laki di Kabupaten Musi Rawas. Tabel 15. Komposisi Penduduk Kabupaten Musi Rawas menurut Jenis Kelamin
Tahun 2004-2010
Tahun Jumlah Penduduk jiwa
Sex Ratio Laki-laki
Perempuan Jumlah
2004 244.094
221.558 465.682
110,11 2005
247.163 231.026
478.189 106,98
2006 251.768
232.513 484.281
108,28 2007
257.605 234.832
492.437 109,69
2008 255.860
243.378 499.238
105,13 2009
259.202 246.738
505.940 105,05
2010 268.252
257.256 528.508
104,27
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk di Kabupaten Musi Rawas menurut golongan umur akan mempengaruhi keberhasilan dalam pertumbuhan penduduk. Penduduk
berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Penduduk usia non
produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun anak-anak dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun Lansia, sedangkan penduduk usia produktif
yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan jumlah usia non produktif lebih banyak dapat menghambat potensi penduduk usia produktif. Hal
ini dikarenakan penduduk produktif harus menanggung banyaknya penduduk non produktif sehingga pendapatan yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan
yang lain harus digunakan untuk membiayai penduduk usia non produktif. Komposisi penduduk Kabupaten Musi Rawas berdasarkan kelompok umur dapat
dilihat pada Tabel 15 berikut ini dimana terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif sebanyak 311.821 orang dan jumlah penduduk usia non produktif
sebanyak 194.119 orang. Hal ini berarti jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah penduduk usia non produktif. Angka beban tanggungan
lebih dikenal dengan dependency ratio DR. Ukuran ini merupakan persentase
antara jumlah penduduk usia non produktif yaitu usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas per jumlah penduduk usia produktif yaitu usia 15-64 tahun. Nilai DR
menunjukkan banyaknya jumlah penduduk usia tidak produktif yang harus ditanggung oleh 100 penduduk berusia produktif. Angka beban tanggungan
Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2010 adalah 38,36 persen. Hal ini berarti setiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 38,36
≈ 38 orang yang tidak produktif.
Tabel 16. Komposisi Penduduk Kabupaten Musi Rawas menurut Kelompok Umur Tahun 2010
No. Umur tahun
Jumlah orang Angka Beban Tanggungan
1 – 14
175.693 2
15 – 64
311.821 3
65 18.426
Total 505.940
38,36
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
Menurut Lapangan Usaha
Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat penyerapan tenaga kerja bagi penduduknya. Besarnya penyerapan tenaga kerja
dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dan pada akhirnya akan menimbulkan kesejahteraan hidup penduduk suatu wilayah. Data distribusi
sektoral penyerapan tenaga kerja dapat digunakan sebagai salah satu indikator guna melihat kemampuan sektor-sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja
dan sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian suatu daerah. Komposisi penduduk di Kabupaten Musi Rawas menurut lapangan usaha dapat dilihat pada
Tabel 16 dimana dapat diketahui bahwa untuk tahun 2010, lapangan usaha mayoritas penduduk yang bekerja di Kabupaten Musi Rawas adalah sektor
pertanian yaitu 75,40 persen atau 194.695 orang, baik sebagai petani sendiri maupun buruh tani. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian
disebabkan karena kondisi alam yang mendukung dan tersedianya lahan pertanian yang luas. Biasanya sektor pertanian lebih didominasi oleh pekerja keluarga,
kebanyakan pekerjaan tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh anggota keluarga itu sendiri sehingga sebagian penduduk yang bekerja pada sektor ini
berstatus sebagai pekerja tak dibayar. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk
tersebut tidak mendapatkan pendapatan sebagaimana pekerja pada umumnya, tetapi tetap dikategorikan sebagai penduduk yang bekerja.
Tabel 17. Komposisi Penduduk menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008
– 2010
No. Lapangan Usaha
Tahun 2008
2009 2010
Jumlah Penduduk
jiwa persentase
Jumlah Penduduk
jiwa persentase
Jumlah Penduduk
jiwa persentase
1. Pertanian
186.940 78,44
177.169 74,00
194.695 75,40
2. Pertambangan
dan Penggalian 1.668
0,70 1.526
0,64 1.807
0,70 3.
Industri Pengolahan
7.960 3,34
6.580 2,75
5.252 2,04
4. Listrik, Gas dan
Air Minum 118
0,05 120
0,05 5.
Bangunan 2.693
1,13 3.069
1,28 3.069
1,19 6.
Perdagangan, Hotel Restoran
19.474 8,17
26.577 11,10
25.427 9,85
7. Angkutan
Komunikasi 7.769
3,26 6.180
2,58 8.413
3,26 8.
Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan 405
0,17 848
0,35 1.028
0,40 9.
Jasa-jasa 11.415
4,79 17.355
7,25 18.380
7,12
Jumlah Total 238.324
100,00 239.422
100,00 258.071
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
Sektor lainnya yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan yaitu 9,85 persen atau 25.427 orang. Komposisi penduduk menurut
lapangan usaha di Kabupaten Musi Rawas yang terkecil adalah penduduk yang bekerja pada sektor listrik, gas dan air minum yakni sebanyak 120 orang atau 0,05
persen. Hal ini dikarenakan belum berkembangnya lapangan usaha penduduk di luar sektor pertanian sehingga penduduk Kabupaten Musi Rawas lebih banyak
menumpukan hidupnya pada sektor pertanian sebagai sumber pendapatan.
4.3. Keadaan Sosial 4.3.1. Pendidikan
Pencapaian pendidikan, terutama pendidikan dasar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan standar kehidupan di daerah berkembang dan juga
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pendidikan juga menjadi salah satu variabel yang bisa menggambarkan keadaan sosial penduduk di
Kabupaten Musi Rawas. Dalam bidang pendidikan ditampilkan variabel-variabel