Keadaan Sosial 1. Pendidikan KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS
pihak. Selain dikembangkan secara swadaya petani juga dikembangkan oleh pihak swasta antara lain oleh PT. Haruma Amin dan PT. Nibung Arta Mulya,
Tabel 21. Luas Areal, Produksi dan Jumlah Rumah Tangga Perkebunan Rakyat di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Jenis
Tanaman Luas Areal Ha
Produksi Ton
Rata-rata Produksi
TonHa
Jumlah KK
Persh.
Muda TBM
Menghasil- kan TM
Tdk Menghasil
kan TRTT
Jumlah A.
Perkebunan Rakyat
1 Karet
72.840,50 202.481,50
54.199,50 329.521,95
245.003,15 1,21
126.527 2
K. Sawit 7.918,50
25.925,30 954,00
34.440,00 321.473,72
12,40 13.722
3 Kopi
1.103,50 2.056,15
841,00 40.006,00
2.076,71 1,01
3.717 4
Kelapa 381,91
1.882,95 175,90
2.340,75 2.223,90
1,18 25.716
5 Lada
3,50 0,00
0,00 3,50
0,00 0,00
35 6
K. Manis 63,00
48,25 3,00
114,25 52,30
1,08 155
7 Cengkeh
0,00 0,00
2,50 2,50
0,00 0,00
21 8
Pinang 63,70
110,45 20,70
194,85 78,58
0,71 1.069
9 Kakao
60,00 57,50
7,00 124,50
74,52 1,29
192 10
Kemiri 33,50
48,80 6,75
89,05 40,20
0,82 417
11 Mengkudu
3,00 5,00
0,00 8,00
10,00 2,00
25 12
Tembakau 0,00
2,50 0,00
2,50 1,25
0,50 36
13 Jahe
2,50 3,00
0,00 5,50
6,75 2,25
43
B Perkebunan Besar Swasta
1 Karet
18,00 40,00
62,00 120,00
31,20 0,78
- 2
K. Sawtit 0,00
138.042,77 0,00
138.041,77 880.722,92
6,90 19
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, 2011
Berdasarkan Tabel 22 dibawah. menunjukkan bahwa komoditas karet menduduki nilai produksi urutan pertama pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 1,32
triliun atau sebesar 83,09 persen dari total nilai produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Musi Rawas dan dengan kemampuan menghasilkan produksi total
sebanyak 131 ribu ton. Adapun perusahaan perkebunan besar swasta komoditas karet yang beroperasi di Kabupaten Musi Rawas adalah PT. Haruma Amin yang
memiliki luas lahan sebesar 120 hektar dan mampu mengelola produksi karet sebanyak 31 ribu ton di Kabupaten Musi Rawas. Untuk komoditas kelapa sawit
memiliki nilai produksi tertinggi kedua pada sektor tanaman perkebunan yakni sebesar Rp. 238,5 milyar atau 14,94 persen. Komoditas kelapa sawit merupakan
tumbuhan industri penting yang menghasilkan minyak kelapa sawit mentah untuk diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Perusahaan perkebunan besar swasta
komoditas kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Musi Rawas adalah PT. Juanda Sawit Lestari yang mampu mengelola dan menghasilkan kelapa sawit
berupa tandan buah segar dan memproduksi CPO, secara keseluruhan Kabupaten
Musi Rawas mampu menghasilkan lebih dari 35 ribu ton kelapa sawit dengan luas tanam total sebesar 7.411 hektar. Selain kedua komoditas diatas, komoditas kopi
juga memiliki nilai produksi tertinggi ketiga yakni sebesar Rp. 27,59 milyar atau sebesar 1,72 persen. Berikut ini disampaikan nilai produksi dari komoditas
perkebunan di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut. Tabel 22. Nilai Produksi Komoditas Subsektor Tanaman Perkebunan di
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 dan Tahun 2010 Juta Rp.
No. Nama Komoditas
Nilai Produksi Rp. 2008
2010
1. Karet Ficus elastica nois.x bl
680.840,58 1.325.971,3
2. Kelapa Sawit Elaeis guineensis
202.151,90 238.501,43
3. Kelapa Cocos Nucifera
1.947,30 1.947,30
4. Kopi Coffea arabiva I
49.447,02 27.594,25
5. Kayu Manis Cinnamomum burmani nees Bl.
93,90 96,83
6. Kemiri Aleurites moluccana
219,82 219,82
7. Kakao Theobroma cacao L.
41,64 41.64
8. Aren Arenga pinnata
607,16 607,16
9. Tebu Saccharum officinarum
334,39 334,39
10. Pinang Areca Catechu
409,46 414,72
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011
Komoditas perkebunan yang memiliki nilai produksi terkecil tahun 2010 adalah komoditas kakao dengan nilai produksi sebesar Rp 41,6 juta. Komoditas
kakao mampu menghasilkan jumlah produksi sebanyak 5.100 kg di Kabupaten Musi Rawas . Tanaman kakao tidak saja mempunyai arti ekonomi, tetapi disisi
lain juga memiliki nilai tambah yaitu dapat dijadikan tanaman yang bermanfaat untuk konservasi tanah khususnya untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis. Selain
itu, komoditas kayu manis merupakan komoditas yang memiliki nilai produksi terkecil kedua setelah komoditas kakao, kayu manis memiliki nilai produksi
sebesar Rp 96,8 juta dan menghasilkan sebesar 14 ton pada tahun 2010. Kemampuan petani untuk meningkatkan mutu komoditas kayu manis masih
rendah, dimana rendahnya mutu kayu manis disebabkan dalam proses pengeringan sering tidak sempurna sehingga kadar airnya tinggi dan terjadi
pelapukan.
Sebagai suatu wilayah, Kabupaten Musi Rawas mempunyai karekteristik yang menarik, hal ini disebabkan antara lain pertama, letaknya berada di ujung
barat Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi, dengan letak geografis tersebut maka Kabupaten
Musi Rawas merupakan pintu gerbang perekonomian Sumatera Selatan bagian barat. Kedua, Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi besar untuk
mengembangkan perekonomiannya maupun untuk menarik daerah lainnya di wilayah perbatasan. Sehubungan dengan itu, kondisi perekonomian dari
Kabupaten Musi Rawas masih relatif tertinggal dibanding daerah lainnya di Sumatera Selatan, hal ini disebabkan daerah ini belum dapat memobilisasi
sumberdaya alam yang dimilikinya serta masih sangat tergantung dengan sektor pertanian dalam struktur perekonomiannya. Salah satu strategi yang diambil
untuk memacu perkembangan perekonomian Kabupaten Musi Rawas adalah dengan cara mengembangkan potensi-potensi lokal, yaitu mengembangkan
komoditas-komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibanding daerah lain di Sumatera Selatan. Sektor perkebunan
merupakan sektor yang mendapat prioritas tinggi dalam pembangunan perekonomian Kabupaten Musi Rawas karena berdasarkan agroklimat dan kondisi
fisik geografis lainnya. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2011-2015, Pemerintah
Daerah Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa program kerja agar sektor tanaman perkebunan tetap menjadi sektor penghasil pendapatan terbesar bagi
perekonomian dengan mengusahakan program kerja dan kegiatan antara lain: a.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Perkebunan c.
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi d.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi PertanianPerkebunan
e.
Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan