Keadaan Perekonomian 1. Struktur Perekonomian

Sebagai suatu wilayah, Kabupaten Musi Rawas mempunyai karekteristik yang menarik, hal ini disebabkan antara lain pertama, letaknya berada di ujung barat Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi, dengan letak geografis tersebut maka Kabupaten Musi Rawas merupakan pintu gerbang perekonomian Sumatera Selatan bagian barat. Kedua, Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi besar untuk mengembangkan perekonomiannya maupun untuk menarik daerah lainnya di wilayah perbatasan. Sehubungan dengan itu, kondisi perekonomian dari Kabupaten Musi Rawas masih relatif tertinggal dibanding daerah lainnya di Sumatera Selatan, hal ini disebabkan daerah ini belum dapat memobilisasi sumberdaya alam yang dimilikinya serta masih sangat tergantung dengan sektor pertanian dalam struktur perekonomiannya. Salah satu strategi yang diambil untuk memacu perkembangan perekonomian Kabupaten Musi Rawas adalah dengan cara mengembangkan potensi-potensi lokal, yaitu mengembangkan komoditas-komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibanding daerah lain di Sumatera Selatan. Sektor perkebunan merupakan sektor yang mendapat prioritas tinggi dalam pembangunan perekonomian Kabupaten Musi Rawas karena berdasarkan agroklimat dan kondisi fisik geografis lainnya. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2011-2015, Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa program kerja agar sektor tanaman perkebunan tetap menjadi sektor penghasil pendapatan terbesar bagi perekonomian dengan mengusahakan program kerja dan kegiatan antara lain: a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Perkebunan c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi d. Program Peningkatan Penerapan Teknologi PertanianPerkebunan e. Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum dari SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, yang meliputi penjelasan mengenai matrik SNSE yang berukuran 10 x 10, yang merupakan agregasi dari matrik SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 berukuran 54 x 54, selain itu dibahas pula mengenai hasil interpretasi SNSE, kinerja perekonomian berdasarkan SNSE, kinerja sosial berdasarkan SNSE dan neraca daerah terintegrasi. Adapun klasifikasi SNSE Kabupaten Musi Rawas disusun oleh BPS Kabupaten Musi Rawas bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas, berdasarkan karakteristik dari Kabupaten Musi Rawas sendiri. Penyusunan Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana perkembangan pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini, selain itu juga untuk mengidentifikasi hambatan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan sehingga dapat dicarikan pemecahan masalah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat Kabupaten Musi Rawas. Gambaran umum mengenai SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, dapat dilihat pada Tabel 23 dibawah, dimana dari tabel tersebut menunjukkan bahwa total output seluruh aktivitas ekonomi di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, mencapai Rp. 10,60 triliun yang terdiri dari : 1 output domestik sebesar Rp. 8,36 triliun diperoleh dari nilai komoditas domestik sebesar Rp. 10,60 triliun dikurangi nilai komoditas impor sebesar Rp. 2,24 triliun; dan 2 nilai komoditas impor sendiri sebesar Rp. 2,24 triliun. Dari output sebesar Rp. 10,60 triliun tersebut, menghasilkan pendapatan regionalPDRB bagi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, sebesar Rp. 7,68 triliun atau sekitar 91,9 persen dari total output domestik. Dari sisi penawaran supply, PDRB merupakan penjumlahan dari : 1 balas jasa faktor produksi tenaga kerja sebesar Rp. 2,27 triliun; 2 faktor produksi kapitalmodal termasuk penyusutan sebesar Rp. 5,28 triliun; dan 3 pajak tak langsung neto sebesar Rp. 119,4 miliar. Perhitungan PDRB dari sisi permintaan demand merupakan akumulasi dari permintaan : 1 konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 3,34 triliun; 2 permintaan konsumsi pemerintah sebesar Rp. 670,8 miliar; 3 investasi sebesar Rp. 1,03 triliun; 4 ekspor sebesar Rp. 4,87 triliun dikurangi impor yang berjumlah Rp. 2,24 triliun. Berikut ini disampaikan Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 sebagai berikut. Tabel 23. SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 10 x 10 Rp Miliar Klasifikasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Faktor Produksi Tenaga Kerja 1 2.277,9 2.277,9 Kapital 2 5.287,4 5.287,4 Institusi Rumah tangga 3 2.273,8 1.714,0 22,1 249,1 325,1 121,4 4.705,5 Perusahaan 4 3.220,2 90,9 418,7 167,2 75,0 3.972,0 Pemerintah 5 - 135,4 1.231,0 356,8 119,4 4,9 1.847,6 Sektor Komoditi Domestik 6 2.238,7 561,7 1.998,3 929,0 4.875,5 10.603,1 Komoditi Impor 7 1.103,3 109,1 920,0 109,4 2.241,9 Neraca Lainnya Neraca Kapital 8 628,5 1.818,6 277,1 2.724,2 Pajak Tak Langsung Neto 9 119,4 119,4 Luar Kabupaten 10 4,1 353,2 486,5 254,6 50,7 2.241,9 1.685,8 5.076,9 Jumlah 2.277,9 5.287,4 4.705.5 3.972,0 1.847,6 10.603,1 2.241,9 2.724,2 119,4 5.076,9 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Dari Tabel 23. diatas terlihat bahwa nilai kebocoran wilayah regional leakage yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2010, sebesar Rp. 357,3 miliar. Besarnya kebocoran wilayah yang berasal dari pendapatan faktor produksi tenaga kerja yang dikirim ke luar wilayah sebesar Rp. 4,1 miliar perpotongan antara baris 10 dengan kolom 1. Selain itu juga terdapat kebocoran wilayah yang berasal dari pendapatan faktor produksi modalkapital yang dikirim ke luar wilayah sebesar Rp. 353,2 miliar perpotongan antara baris 10 dengan kolom 2. Kedua komponen tersebut merupakan penyebab terjadinya kebocoran wilayah regional leakage di Kabupaten Musi Rawas. Selain itu, terdapat pula transfer dari rumahtangga ke luar daerah capital outflow sebesar Rp. 486,5 miliar baris 10 kolom 3, transfer dari perusahaan ke luar daerah sebesar Rp. 254,6 miliar baris 10 kolom 4, transfer dari pemerintah ke luar daerah sebesar Rp. 50,7 miliar baris 10 kolom 5, impor sebesar Rp. 2,24 triliun baris 10 kolom 7 dan piutang ke luar daerah sebesar Rp. 1,68 triliun baris 10 kolom 8.