tersebut tidak mendapatkan pendapatan sebagaimana pekerja pada umumnya, tetapi tetap dikategorikan sebagai penduduk yang bekerja.
Tabel 17. Komposisi Penduduk menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008
– 2010
No. Lapangan Usaha
Tahun 2008
2009 2010
Jumlah Penduduk
jiwa persentase
Jumlah Penduduk
jiwa persentase
Jumlah Penduduk
jiwa persentase
1. Pertanian
186.940 78,44
177.169 74,00
194.695 75,40
2. Pertambangan
dan Penggalian 1.668
0,70 1.526
0,64 1.807
0,70 3.
Industri Pengolahan
7.960 3,34
6.580 2,75
5.252 2,04
4. Listrik, Gas dan
Air Minum 118
0,05 120
0,05 5.
Bangunan 2.693
1,13 3.069
1,28 3.069
1,19 6.
Perdagangan, Hotel Restoran
19.474 8,17
26.577 11,10
25.427 9,85
7. Angkutan
Komunikasi 7.769
3,26 6.180
2,58 8.413
3,26 8.
Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan 405
0,17 848
0,35 1.028
0,40 9.
Jasa-jasa 11.415
4,79 17.355
7,25 18.380
7,12
Jumlah Total 238.324
100,00 239.422
100,00 258.071
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
Sektor lainnya yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan yaitu 9,85 persen atau 25.427 orang. Komposisi penduduk menurut
lapangan usaha di Kabupaten Musi Rawas yang terkecil adalah penduduk yang bekerja pada sektor listrik, gas dan air minum yakni sebanyak 120 orang atau 0,05
persen. Hal ini dikarenakan belum berkembangnya lapangan usaha penduduk di luar sektor pertanian sehingga penduduk Kabupaten Musi Rawas lebih banyak
menumpukan hidupnya pada sektor pertanian sebagai sumber pendapatan.
4.3. Keadaan Sosial 4.3.1. Pendidikan
Pencapaian pendidikan, terutama pendidikan dasar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan standar kehidupan di daerah berkembang dan juga
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pendidikan juga menjadi salah satu variabel yang bisa menggambarkan keadaan sosial penduduk di
Kabupaten Musi Rawas. Dalam bidang pendidikan ditampilkan variabel-variabel
seperti jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru untuk melihat situasi pendidikan salah satunya dengan menghitung rasio antara murid dan guru.
Gambar 12. Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Musi Rawas, 20092010
Jika dilihat dari Gambar 12 diatas, pada tahun 20092010 untuk rasio murid guru pada SD negeri sebesar 15,84, SD swasta sebesar 21,69. Pada tahun
yang sama rasio murid guru untuk SMP negeri sebesar 13,17 dan SMP swasta sebesar 13,02. Untuk SMA Negeri sebesar 15,18 dan SMA swasta sebesar 19,98.
Jika dibandingkan dengan tahun ajaran 20082009, rasio guru-murid SMP Negeri, SMP Swasta dan SMA Swasta meningkat, sebaliknya rasio ini menurun pada SD
Negeri, SD Swasta dan SMA Negeri. Pada tahun ajaran 20092010, Kabupaten Musi Rawas memiliki gedung sekolah sebanyak 553 sekolah yang terdiri atas 427
Sekolah Dasar SD, 90 Sekolah Menengah Pertama SMP dan 36 Sekolah Menengah Atas SMA termasuk kejuruan. Sekolah-sekolah tersebut terdiri atas
sekolah negeri dan swasta.
4.3.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana
Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas dan Puskesmas pembantu merupakan salah satu variabel
–variabel yang dapat menunjukkan pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Musi Rawas. Tahun 2010,
jumlah rumah sakit di Kabupaten Musi Rawas berjumlah 2 buah rumah sakit umum yang terletak di Kecamatan Muara Beliti dan Kecamatan Rupit. Fasilitas
kesehatan lainnya yaitu puskesmas sebanyak 27 buah dan puskesmas pembantu sebanyak 145 buah. Perkembangan di bidang Keluarga Berencana KB
mengalami kemajuan dimana dari target pencapaian peserta KB baru telah terlampaui dengan persentase realisasi peserta KB baru sebesar 108,60 persen.
Dari 29.631 orang peserta KB baru sebagian besar peserta menggunakan alat kontrasepsi jenis suntikan yaitu sebesar 40,59 persen disusul dengan jenis alat
kontrasepsi pil sebesar 28,70 persen dan jenis implant sebesar 16,98 persen.
4.3.3. Indeks Pembangunan Manusia IPM
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks komposit dari tiga indeks yang masing-masing mewakili dimensi pembangunan manusia. Indeks
harapan hidup dibentuk dari indikator angka harapan hidup. Indeks Pendidikan dibentuk dari indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Indeks
daya beli dibentuk oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Berikut ini disampaikan nilai IPM Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 sebagai
berikut. Tabel 18. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Musi Rawas, 2009
Angka Harapan Hidup e0
Angka Melek
Huruf AMH
Rata-rata Lama
Sekolah Pengeluaran per
kapita disesuaikan
tahun Tahun
Rp.000 64,44
96,51 7,05
603,49 Indek Pembangunan Manusia IPM
67,33
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2010
4.4. Keadaan Perekonomian 4.4.1. Struktur Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto PDRB tahun 2007 hingga tahun 2010 atas dasar harga konstan ADHK tahun 2000 di Kabupaten Musi Rawas untuk
setiap sektornya dapat dilihat pada Tabel 17, dimana terlihat bahwa besarnya PDRB tahun 2009-2010 mengalami peningkatan. Sektor pertanian merupakan
sektor yang berada pada urutan pertama dalam pembentukan PDRB Kabupaten Musi Rawas yaitu 40,01 persen untuk tahun 2009 dan 40,81 persen untuk tahun
2010. Hal ini dikarenakan sektor pertanian masih menjadi tumpuan hidup sebagian besar penduduk Kabupaten Musi Rawas. Sektor pertambangan dan
penggalian merupakan sektor yang berada pada urutan kedua yaitu 34,45 persen pada tahun 2010. Bahan tambang yang menjadi andalan di kabupaten ini adalah
minyak dan gas bumi, selain itu potensi bahan tambang seperti batu bara yang melimpah walaupun belum sampai tahap produksi.
Tabel 19. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK Tahun 2000 Menurut Sektor Perekonomian Kabupaten Musi
Rawas Tahun 2007-2010 Jutaan Rupiah
Sektor Tahun
2007 2008
2009 2010
Pertanian 1.214.865 1.300.965 1.388.334 1.489.561
38,84 39,29
40,01 40,81
Pertambangan dan Penggalian 1.153.732 1.200.986 1.230.250 1.257.378
36,88 36,26
35,46 34,45
Industri Pengolahan 250.239
262.551 272.025
284.051 8,00
8,00 7,84
7,78 Listrik, Gas dan Air Minum
2.499 2.680
2.848 3.051
0,08 0,08
0,08 0,08
Bangunan 118.164
129.187 139.548
148.720 3,77
3,90 4,02
4,07 Perdagangan, Hotel Restoran
133.900 142.488
148.375 156.289
4,30 4,30
4,28 4,28
Angkutan Komunikasi 13.402
14.965 16.601
18.834 0,43
0,45 0,48
0,52 Keuangan,
Persewaan Jasa
Perusahaan 49.904
52.799 56.000
60.072 1,60
1,60 1,61
1,65 Jasa-jasa
190.816 202,750
215.870 232.178
6,10 6,12
6,22 6,36
Total 3.127.521
3.310.371 3.469.851
3.650.134 100
100 100
100
Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011
Keterangan : Angka dalam kurung merupakan persentase PDRB tiap lapangan usaha terhadap total PDRB
4.4.2. Pendapatan Per Kapita
Pertumbuhan ekonomi akan selalu dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk. Meningkatnya nilai nominal PDRB selalu diikuti dengan
meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Musi Rawas. Pendapatan per kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap
penduduk secara rata-rata selama satu tahun. Besaran ini terbentuk dari jumlah pendapatan yang timbul dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Pendapatan per kapita akan semakin tinggi apabila pertumbuhan pendapatan
diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin menurun. Pendapatan per kapita Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2007 hingga tahun 2010 dapat
dilihat pada Tabel 20 berikut ini Tabel 20. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga
Konstan ADHK 2000 Tahun 2007 – 2010
Uraian Tahun
2007 2008
2009 2010
PDRB Jutaan Rp. 3.127.521
3.310.371 3.469.851 3.650.134 Penduduk
pertengahan Tahun Jiwa
492.437 498.592
505.940 525.508
PDRB Per Kapita Rp. 6.351.109
6.639.439 6.858.226 6.945.915
Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas, 2011
Berdasarkan Tabel 20 diatas, dapat diketahui bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Musi Rawas atas dasar harga konstan ADHK 2000 dari tahun 2007-
2010 mengalami peningkatan. Pendapatan per kapita Kabupaten Musi Rawas atas dasar harga konstan 2000 meningkat dari Rp. 6.351.109,- pada tahun 2007
menjadi Rp. 6.945.915,- pada tahun 2010. Dilihat dari pendapatan perkapita Kabupaten Musi Rawas yang terus meningkat, maka dapat diketahui bahwa
pembangunan wilayah yang dilakukan di Kabupaten Musi Rawas telah mampu meningkatkan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Musi Rawas.
4.5. Keragaan Umum Sektor Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas
Sektor pertanian sebagai sektor yang menjadi mata pencaharian dominan masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, dimana hampir 60 persen penduduknya
mengusahakan komoditas perkebunan. Komoditas perkebunan yang diusahakan sebagian besar berupa tanaman karet. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan
luas areal tanaman perkebunan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 21. berikut ini
Usaha perkebunan karet rakyat tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas kecuali di wilayah Kecamatan
Tugumulyo dan Kecamatan Purwodadi. Pada tahun 2010, produksi karet rakyat menghasilkan 245 ribu ton, dengan rata-rata produksi per hektar sebanyak 1,21
ton. Pengembangan kebun karet unggul di Musi Rawas, diusahakan oleh berbagai
pihak. Selain dikembangkan secara swadaya petani juga dikembangkan oleh pihak swasta antara lain oleh PT. Haruma Amin dan PT. Nibung Arta Mulya,
Tabel 21. Luas Areal, Produksi dan Jumlah Rumah Tangga Perkebunan Rakyat di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Jenis
Tanaman Luas Areal Ha
Produksi Ton
Rata-rata Produksi
TonHa
Jumlah KK
Persh.
Muda TBM
Menghasil- kan TM
Tdk Menghasil
kan TRTT
Jumlah A.
Perkebunan Rakyat
1 Karet
72.840,50 202.481,50
54.199,50 329.521,95
245.003,15 1,21
126.527 2
K. Sawit 7.918,50
25.925,30 954,00
34.440,00 321.473,72
12,40 13.722
3 Kopi
1.103,50 2.056,15
841,00 40.006,00
2.076,71 1,01
3.717 4
Kelapa 381,91
1.882,95 175,90
2.340,75 2.223,90
1,18 25.716
5 Lada
3,50 0,00
0,00 3,50
0,00 0,00
35 6
K. Manis 63,00
48,25 3,00
114,25 52,30
1,08 155
7 Cengkeh
0,00 0,00
2,50 2,50
0,00 0,00
21 8
Pinang 63,70
110,45 20,70
194,85 78,58
0,71 1.069
9 Kakao
60,00 57,50
7,00 124,50
74,52 1,29
192 10
Kemiri 33,50
48,80 6,75
89,05 40,20
0,82 417
11 Mengkudu
3,00 5,00
0,00 8,00
10,00 2,00
25 12
Tembakau 0,00
2,50 0,00
2,50 1,25
0,50 36
13 Jahe
2,50 3,00
0,00 5,50
6,75 2,25
43
B Perkebunan Besar Swasta
1 Karet
18,00 40,00
62,00 120,00
31,20 0,78
- 2
K. Sawtit 0,00
138.042,77 0,00
138.041,77 880.722,92
6,90 19
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, 2011
Berdasarkan Tabel 22 dibawah. menunjukkan bahwa komoditas karet menduduki nilai produksi urutan pertama pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 1,32
triliun atau sebesar 83,09 persen dari total nilai produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Musi Rawas dan dengan kemampuan menghasilkan produksi total
sebanyak 131 ribu ton. Adapun perusahaan perkebunan besar swasta komoditas karet yang beroperasi di Kabupaten Musi Rawas adalah PT. Haruma Amin yang
memiliki luas lahan sebesar 120 hektar dan mampu mengelola produksi karet sebanyak 31 ribu ton di Kabupaten Musi Rawas. Untuk komoditas kelapa sawit
memiliki nilai produksi tertinggi kedua pada sektor tanaman perkebunan yakni sebesar Rp. 238,5 milyar atau 14,94 persen. Komoditas kelapa sawit merupakan
tumbuhan industri penting yang menghasilkan minyak kelapa sawit mentah untuk diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Perusahaan perkebunan besar swasta
komoditas kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Musi Rawas adalah PT. Juanda Sawit Lestari yang mampu mengelola dan menghasilkan kelapa sawit
berupa tandan buah segar dan memproduksi CPO, secara keseluruhan Kabupaten