Neraca Daerah Terintegrasi HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

Tabel 37. Output Sektor Pertanian di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Sektor Nilai Juta Rupiah 1 Padi 1.000.382,8 24,45 2 Jagung 9.120,3 0,22 3 Tanaman Umbi-umbian 31.379,4 0,77 4 Karet 1.895.005,5 46,32 5 Kopi 37.956,9 0,93 6 Kelapa Sawit 302.096,4 7,38 7 Tanaman Lainnya 87.391,7 2,14 8 Peternakan dan Hasil-hasilnya 314.603,3 7,69 9 Kehutanan 55.319,7 1,35 10 Perikanan 357.467,5 8,74 Total Output Sektor Kelompok Pertanian 4.090.723,6 100,00 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah Selain itu pula, untuk mengetahui secara rinci peranan dari sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, maka perlu dijelaskan mengenai perbandingan kontribusi sektor perkebunan terutama dalam pembentukan nilai output, nilai tambah bruto, dan pendapatan. Dari Tabel 39. dibawah, terlihat bahwa sektor karet merupakan sektor terbesar dalam pembentukan output sektor perkebunan. Artinya sektor karet merupakan sektor utama yang berperan dalam kelompok sektor perkebunan dengan kontribusi sebesar 84,79 persen. Oleh karena itu, sektor komoditas karet memiliki peran penting dalam pengembangan sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, bila dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Seperti terlihat pada Tabel 38 dibawah ini. Tabel 38. Distribusi Output Sektor Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Sektor Kelompok Perkebunan Output Juta Rupiah Persentase Jumlah Kepala Rumah Tangga Luas Areal Tanam Ha Produktivitas Juta Rupiah Rp.KRT RpHa 1 Karet 1.895.005,5 84,79 126.527 329.522 14,98 5,75 2 Kopi 37.956,9 1,70 3.717 40.006 10,21 0,95 3 Kelapa Sawit 302.096,4 13,52 13.722 34.440 22,02 8,77 Total Output 2.235.058,9 100,00 143.966 403.968 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah Selanjutnya, bila dilihat dari sisi produktivitas sektor perkebunan berdasarkan jumlah kepala rumah tangga, maka sektor kelapa sawit mempunyai produktivitas tertinggi diantara sektor yang lain yakni sebesar Rp. 22,02 juta per kepala rumah tangga. Demikian juga pada sisi produktivitas sektor perkebunan berdasarkan luas tanam, maka juga akan terlihat bahwa sektor kelapa sawit mempunyai nilai produktivitas tertinggi diantara kedua jenis komoditas perkebunan lainnya yakni sebesar Rp. 8,77 per hektar. Kondisi tersebut dapat mengindikasikan bahwa untuk sektor tanaman karet masih belum optimal terutama dalam menghasilkan output baik dilihat berdasarkan luasan areal tanam maupun jumlah kepala keluarga yang mengusahakannya, dan berarti pula bahwa land rent lahan karet terlihat juga masih rendah dibandingkan dengan sektor kelapa sawit. Berikutnya juga akan dibahas mengenai nilai tambah bruto sektor perkebunan seperti dijelaskan pada Tabel 39 dibawah ini. Tabel 39. Distribusi Nilai Tambah Bruto NTB Sektor Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Sektor Kelompok Perkebunan Output Juta Rupiah Persentase Jumlah Kepala Rumah Tangga Luas Areal Tanam Ha Produktivitas Juta Rupiah RpKRT RpHa 1 Karet 1.325.971,3 83,29 126.527 329.522 10,48 4,02 2 Kopi 27.594,3 1,73 3.717 40.006 7,42 0,69 3 Kelapa Sawit 238.501,4 14,98 13.722 34.440 17,38 6,93 Total Output 1.592.067,0 100,00 143.966 403.968 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah Dari Tabel 39. diatas terlihat bahwa sektor karet merupakan sektor terbesar dalam pembentukan output sektor perkebunan dengan kontribusi sebesar Rp. 1,32 triliun atau sebesar 83,29 persen dimana sektor komoditas karet memiliki peran penting dalam sektor perkebunan bila dibandingkan dengan sektor perkebunan lainnya. Selanjutnya, bila dilihat dari sisi produktivitasnya, maka output yang berdasarkan tenaga kerja yang mengusahakannya, maka sektor kelapa sawit mempunyai produktivitas tertinggi sebesar Rp. 17,38 juta per kepala rumah tangga. Demikian juga pada sisi produktivitas berdasarkan luasan areal tanam, terlihat sektor kelapa sawit juga mempunyai nilai tertinggi diantara kedua jenis komoditas perkebunan lainnya yakni sebesar Rp. 6,93 juta per hektar, sehingga dari kondisi tersebut dapat mengindikasikan bahwa sektor tanaman karet di Kabupaten Musi Rawas juga masih belum optimal digarap, hal tersebut dikarenakan sebanyak 38,5 persen dari total lahan yang digarap untuk tanaman karet merupakan lahan yang ditanami tanaman yang belum menghasilkan TBM dan juga banyaknya tanaman karet yang rusak. 5.5.1. Peran Sektor Perkebunan Terhadap Pembentukan Struktur Perekonomian Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pembahasan ini akan menjelaskan mengenai kontribusi masing-masing komoditas perkebunan terhadap pembentukan struktur output, nilai tambah bruto, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, dimana bila dilihat dari sisi pembentukan output perekonomian, komoditas karet mempunyai nilai output terbesar yakni sebesar Rp. 1,89 triliun atau sebesar 36,64 persen, bila dibandingkan dengan komoditas kopi dan kelapa sawit. Sedangkan untuk nilai tambah bruto, komoditas kelapa sawit mempunyai nilai tambah bruto terbesar yakni sebesar Rp. 238,5 milyar atau sebesar 26,65 persen, bila dibandingkan dengan komoditas karet dan kopi. Selain itu, sektor kopi ternyata juga memberikan kontribusi yang paling tinggi dari sisi ekspor dan investasi dengan nilai Rp. 34,9 milyar atau sebesar 32,59 persen, sedangkan untuk nilai balas jasa tenaga kerja terbesar dari berasal dari komoditas kelapa sawit yakni sebesar Rp. 79,1 milyar atau sebesar 8,84 persen, seperti terlihat pada Tabel 40. berikut ini. Tabel 40. Kontribusi Sektor Perkebunan Terhadap Pembentukan Struktur Perekonomian Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Peran Sektor Terhadap Pembentukan Karet Kopi Kelapa Sawit Nilai Nilai Nilai 1 Output Rp Juta 1.895.005,5 36,64 37.956,9 35,41 302.096,4 33,76 2 Nilai Tambah Bruto Rp. Juta 1.325.971,3 25,64 27.594,3 25,74 238.501,4 26,65 3 Ekspor dan investasi Rp. Juta 1.591.906,1 30,78 34.934,9 32,59 275.237,4 30,75 4 Tenaga Kerja Rp. Juta 358.755,3 6,94 6.698,7 6,25 79.110,6 8,84 Total 5.171.638,2 100,0 107.184,8 100,0 894.945,8 100,0 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah Dari hasil analisis diatas, dapat dinyatakan bahwa secara umum sektor komoditas karet apabila ditinjau dari aspek pembentukan output, nilai tambah bruto, ekspor dan investasi ternyata memiliki peran yang sangat besar dan mempunyai arti sangat penting bagi perekonomian di Kabupaten Musi Rawas, akan tetapi untuk nilai balas jasa tenaga kerja ternyata masih dibawah komoditas kelapa sawit, sehingga dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa komoditas karet belum dapat optimal sepenuhnya dinikmati oleh penduduk yang bekerja dan berusaha di sektor karet dikarenakan masih kecilnya nilai dari pengusahaan komoditas karet yakni sebesar 6,94 persen, sedangkan dari total jumlah kepala keluarga yang mengusahakan ditemukan kondisi bahwa komoditas karet merupakan komoditas yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Musi Rawas. Selanjutnya analisis berikut akan mengetahui produktivitas dari sektor perkebunan sebagai berikut. Tabel 41. Produktivitas Sektor Perkebunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Sektor Juta RupiahKepala Rumah Tangga Juta RupiahHektar PDRBKRT EksporKRT OutputKRT PDRBHa EksporHa OutputHa Karet 10,5 12,6 15,0 4,0 4,8 5,8 Kopi 7,4 9,4 10,2 0,7 0,9 0,9 Kelapa Sawit 17,4 20,1 22,0 6,9 8,0 8,8 Sumber : Data Sekunder, diolah Dari Tabel 41. diatas, terlihat bahwa produktivitas berdasarkan jumlah kepala rumah tangga, maka untuk komoditas karet memiliki nilai PDRB sebesar Rp. 10,5 juta per kepala rumah tangga, nilai ekspor sebesar Rp. 12,6 juta per kepala rumah tangga, dan nilai output sebesar Rp. 15,0 juta per kepala rumah tangga. Selanjutnya, jika dilihat produktivitas berdasarkan pada luasan areal tanam, maka terlihat bahwa kontribusi sektor karet berdasarkan nilai PDRB sebesar Rp. 4,0 juta per hektar, nilai ekspor sebesar Rp. 4,8 juta per hektar dan nilai output sebesar Rp. 5,8 juta per hektar. Apabila dilihat dari tingkat produktivitas sebagaimana tabel 41 diatas menunjukkan bahwa sektor karet memiliki produktivitas yang masih rendah dikarenakan belum optimalnya pengelolaan sektor karet.

5.5.2. Multiplier Effect Sektor Perkebunan Terhadap Perekonomian

Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Berikut ini akan disampaikan pembahasan mengenai analisis multiplier di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, namun sebelumnya perlu dijelaskan bahwa tidak seluruh sektor ekonomi yang tercantum dalam SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 yang akan dibahas, melainkan hanya pada sektor-sektor yang berbasis pertanian terutama sektor perkebunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 42. Dampak Multiplier dalam Perekonomian di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pengeluaran Penerimaan Neraca Endogen Faktor Produksi Institusi Aktivitas Produksi 1 2 3 4 5 6 Neraca Eksogen Faktor Produksi Tenaga Kerja 1 1,0508 0,0160 0,1086 0,0160 0,0422 1,2165 Bukan Tenaga Kerja 2 3,3963 1,2015 2,3025 0.1169 0,2538 23,6718 Institusi Rumah Tangga 3 2,2026 0,1306 1,4059 0,0698 0,1459 4,2169 Perusahaan 4 2,6929 0,8681 1,7978 1,2549 0,3292 17,3193 Pemerintahan 5 1,4314 0,3571 0,9288 0,4947 1,3924 7,4069 Aktivitas Produksi 6 0,2216 0,0154 0,1504 0,0113 0,0271 1,64 Sumber :SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah Secara umum pada Tabel 42. diatas terlihat bahwa dampak multiplier faktor produksi tenaga kerja terbesar terjadi ke neraca institusi rumah tangga yakni sebesar 2,2026 dan ke neraca faktor produksi tenaga kerja sendiri yakni sebesar 1,0508, sedangkan untuk dampak multiplier faktor produksi bukan tenaga kerja terbesar terjadi ke neraca faktor produksi bukan tenaga kerja yakni sebesar 1,2015 dan ke neraca perusahaan sebesar 0,8681. Selain itu, untuk dampak multiplier neraca institusi tenaga kerja terbesar terjadi ke neraca aktivitas produksi sebesar 0,1504, sedangkan untuk dampak multiplier neraca institusi perusahaan terbesar terjadi ke neraca perusahaan sendiri sebesar 1,2549 dan dampak multiplier neraca institusi pemerintah terbesar terjadi ke neraca pemerintah sendiri sebesar 1,3924. Tabel 43. Analisis Multiplier SNSE Sektor Pertanian di Kabupaten Musi Rawas No Sektor Produksi VAM HIIM GIM OLSM PROM GOM 1 Pertanian - Tanaman Pangan - Tanaman Perkebunan - Peternakan - Kehutanan - Perikanan 1,2845 1,3020 1,2503 1,2123 1,3597 1,2980 0,7652 0,7761 0,7585 0,7277 0,8187 0,7448 0,2823 0,2861 0,2692 0,2642 0,2952 0,2970 1,0076 0,9898 1,1049 0,9852 0,9607 0,9972 2,0827 2,0337 2,1638 2,1148 2,0073 2,0940 5,0784 5,0703 5,0721 4,9388 5,1733 5,1374 Sumber :SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah Keterangan : VAM : Value Added Multiplier PROM : Production Multiplier HIIM : Household Induced Income Multiplier GOM : Gross Output Multiplier GIM : Government Income Multiplier OLSM : Other Linkage Sector Multiplier Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas mengenai analisis multiplier Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, dimana jika diperhatikan pada data VAM