5.3.4. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Disposable Income
Total pendapatan seluruh rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 mencapai Rp. 4,71 triliun, dimana pendapatan rumah tangga tersebut berasal
dari : 1 upahgaji sebesar Rp. 2,27 triliun; 2 pendapatan kapital sebesar Rp. 1,71 triliun; dan 3 transfer sebesar Rp. 722,69 miliar. Golongan rumah tangga yang
memperoleh pendapatan paling besar adalah rumahtangga golongan atas bukan pertanian, dengan pendapatan sebesar Rp. 1,46 triliun. Sedangkan golongan
rumah tangga yang paling kecil pendapatan rumah tangganya adalah rumah tangga buruh pertanian, dengan total pendapatan sebesar Rp. 370,50 miliar. Dari
total pendapatan rumah tangga tersebut, sebesar Rp. 3,34 triliun atau sekitar 70,95 persennya digunakan untuk konsumsi. Sedangkan pendapatan rumah tangga yang
digunakan untuk pengeluaran transfer, seperti transfer ke rumah tangga lain, transfer ke luar wilayah dan membayar pajak rumah tangga, nilainya sebesar Rp
753,33 miliar atau sekitar 15,99 persen dari total pendapatan. Sehingga diperoleh selisih antara pendapatan dan pengeluaran, yang dapat dianggap sebagai tabungan
rumah tangga mencapai Rp 615,19 miliar atau 13,06 persen dari pendapatan. Rumah tangga golongan atas bukan pertanian merupakan rumahtangga
yang mempunyai tabungan terbesar yakni sebesar Rp 326,54 miliar. Rumah tangga golongan atas bukan pertanian dapat memiliki tabungan sebesar 22,32
persen dari
total pendapatannya.
Adapun sumber-sumber
pendapatan rumahtangga dapat berasal dari pendapatan upahgaji, dan nonupahnongaji,
dimana dalam SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, sumber pendapatan non upah dipisahkan menjadi dua bagian meliputi pendapatan modal dan
pendapatan transfer transfer payment dari rumah tangga lainnya. Tabel.31. Struktur Pendapatan Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas Tahun
2010 dalam Juta Rp.
Golongan Rumah Tangga Pendapatan
UpahGaji Kapital
Transfer Total
Nilai Nilai
Nilai Nilai
Pertanian Buruh
136.662,8 46,27 29.648,1
10,04 129.074,9
43,70 295.385,8 100,00
Pengusaha 582.596,0 54,21
294.467,3 27,40
197.678,6 18,39
1.074.741,9 100,00
Bukan Pertanian
Golongan Bawah
599.956,0 46,87 488.533,7
38,17 191.443,8
14,96 1.279.933,5
100,00 Penerima
Pendapatan 233.299,2
46,47 197.608,0
39,36 71.162,7
14,17 502.069,9
100,00 Golongan
Atas 721.278,6
46,43 703.760,3
45,31 128.343,5
8,26 1.553.382,5
100,00 Jumlah
2.273.792,7 48,32
1.714.017,3 36,43
717.703,6 15,25
4.705.513,6 100,00
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
Jika diperhatikan dari Tabel 31 diatas, terlihat bahwa golongan rumahtangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, baik rumah tangga
berpendapatan tinggi di pertanian pengusaha maupun rumahtangga golongan atas bukan pertanian dalam mencari sumber-sumber pendapatannya cenderung
lebih banyak mengandalkan pendapatan yang berasal dari kapitalmodal sebagai sumber pendapatan utama. Kontribusi pendapatan modal pada komposisi
pendapatan kapital kedua golongan rumah tangga tersebut berada pada kisaran 27 persen
– 45 persen, dan pendapatan modal yang paling banyak adalah pendapatan modal golongan rumah tangga atas bukan pertanian yakni sebesar 45,3 persen.
Hal tersebut sangat berbeda dengan rumah tangga pengusaha pertanian yang mengandalkan pendapatan terbesar bersumber dari upahgaji yakni sebesar 54,2
persen, serta rumahtangga golongan bawah bukan pertanian juga mengandalkan pendapatan yang bersumber dari upahgaji yakni sebesar 46,87 persen. Selain itu
juga, terlihat bahwa sebagian rumah tangga yang berpendapatan tinggi baik di pertanian maupun bukan pertanian adalah pemilik modal yang menerima sewa
dan bunga dari usaha investasi sumber daya ekonomi yang dimilikinya, sehingga hal tersebut dapat memberikan tanda bahwa apabila seseorang ingin
pendapatannya lebih tinggi lagi, maka orang tersebut harus memobilisasi sumber pendapatannya kepada kepemilikan modal. Beberapa cara untuk meningkatkan
pendapatan dengan cara menanamkan modal dalam bentuk usaha, menyewakan rumah ataupun properti, dan yang paling mudah adalah mendepositokan sebagian
kekayaan atau tabungannya ke bank. Untuk transfer payment, bagi golongan pendapatan bawah bukan
pertanian ataupun buruh baik pada golongan rumah tangga pertanian dan bukan pertanian menjadi salah satu sumber pendapatan utama setelah upahgaji. Adapun
andil transfer payment dalam membentuk total pendapatan rumahtangga mencapai 43,70 persen untuk golongan rumahtangga pertanian dan 14,96 persen
untuk golongan rumahtangga bukan pertanian, sedangkan pendapatan kapital bukan merupakan pendapatan yang utama dalam sumber pendapatan mereka.
5.3.5. Distribusi Pengeluaran Rumah Tangga
Struktur pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, pengeluaran untuk konsumsi terbesar berasal dari rumahtangga buruh pertanian
sebesar Rp. 279,35 miliar atau 94,57 persen, diikuti rumah tangga pengusaha pertanian sebesar Rp. 893,19 miliar atau 83,11 persen dan rumah tangga penerima
pendapatan bukan pertanian sebesar Rp. 361,98 miliar atau 72,10 persen. Untuk pengeluaran transfer terbesar berasal dari rumahtangga golongan bawah bukan
pertanian sebesar Rp. 285,87 miliar atau 22,34 persen, selanjutnya rumahtangga golongan atas bukan pertanian sebesar Rp. 243,80 miliar atau 15,69 persen dan
rumahtangga penerima pendapatan bukan pertanian sebesar Rp. 67,50 miliar atau 13,45 persen. Seperti yang terlihat pada Tabel 32. berikut ini.
Tabel 32. Struktur Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 dalam Juta Rp.
Rumah Tangga Pengeluaran
Tabungan Konsumsi
Transfer Total
Nilai Nilai
Nilai Nilai
Pertanian Buruh
279.359,0 94,57 15.550,0
5,26 294.909,0
99,84 476,8
0,16 Pengusaha
893.193,2 83,11
122.263,7 11,38
1.015.456,9 94,48
59.285,1 5,52
Bukan Pertanian
Golongan Bawah
891.084,4 69,62
285.875,7 22,34
1.176.960,1 91,95
102.973,4 8,05
Penerima Pendapatan
361.982,3 72,10
67.506,5 13,45
429.488,8 85,54
72.581,1 14,46
Golongan Atas
916.358,5 58,99
243.800,1 15,69
1.160.158,6 74,69
393.223,9 25,31
Jumlah 3.341.977,3
71,02 734.996,1
15,62 4.076.973,3
86,64 628.540,3
100,00
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
Untuk tabungan, jumlah terbesar berasal dari rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar Rp. 393,22 miliar juta atau 25,31 persen, selanjutnya
rumahtangga penerima pendapatan bukan pertanian sebesar Rp. 72,58 miliar atau 14,46 persen dan rumahtangga golongan bawah bukan pertanian sebesar Rp.
102,97 miliar atau 8,05 persen, dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin mapan golongan rumahtangga maka akan semakin besar pula jumlah
yang dapat mereka tabung.
5.3.6. Transfer Antar Institusi
Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, juga memperlihatkan transfer antar institusi seperti : 1 transfer antar rumah tangga; 2 transfer
perusahaan dan pemerintah ke rumah tangga; serta 3 transfer rumah tangga dan perusahaan ke pemerintah. Berdasarkan Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas
tahun 2010, menunjukkan bahwa rumahtangga di Kabupaten Musi Rawas memperoleh total transfer sebesar Rp. 596.27 milyar. Golongan rumah tangga
yang paling besar memperoleh transfer adalah rumah tangga pengusaha pertanian diikuti oleh rumahtangga golongan bawah bukan pertanian. Selain itu, untuk
transfer dari pemerintah ke rumah tangga yang paling besar dinikmati oleh rumahtangga pengusaha pertanian dan rumah tangga buruh pertanian. Seperti
terlihat pada Tabel 34. dibawah, dimana transfer yang diterima oleh pemerintah sebesar Rp. 1,72 triliun bersumber dari : 1 pajak langsung yang dibayarkan
rumah tangga sebesar Rp. 135,4 milyar; 2 pajak langsung yang dibayarkan perusahaan sebesar Rp. 1,23 triliun; dan 3 transfer antar pemerintah sebesar Rp.
356,77 milyar dimana nilai ini tidak lain adalah nilai transfer pemerintah pusat atau propinsi ke daerah dalam bentuk dana perimbangan.
Tabel 33. Sumber Transfer Institusi di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Institusi
Sumber Transfer Rp. Juta Total
Transfer Rumah
Tangga
Perusahaan Pemerintah A
Transfer ke Rumah Tangga
1 Buruh Pertanian
5.845,3 11.728,2
94.464,4 112.037,90
2 Pengusaha Pertanian
4.911,0 48.422,0
103.741,3 157.074,30
3 Golongan
Bawah Non
Pertanian 6.069,2
67.239,5 71.527,6
144.836,30 4
Penerima Pendapatan Non Pertanian
3.864,7 28.340,7
29.049,0 61.254,40
5 Golongan
Atas Non
Pertanian 1.443,8
93.359,5 26.270,3
121.073,60
Jumlah 22.134,00
249.089,90 325.052,60
596.276,50 B
Transfer ke Perusahaan 90.905,7
418.706,1 167.200,2
676.812,00 C
Transfer ke Pemerintah 135.410,9
1.231.047,2 356.774,4 1.723.232,50
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
5.4. Neraca Daerah Terintegrasi
Tabel SNSE selain dapat menunjukkan kinerja ekonomi dan kinerja sosial seperti yang telah digambarkan diatas, juga dapat membentuk beberapa neraca
umum yang terintegrasi berupa : 1 neraca pendapatan dan pengeluaran institusi; 2 neraca kapital; dan 3 neraca luar negeri luar daerah
5.4.1. Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Institusi
Neraca pendapatan dan pengeluaran institusi menggambarkan besarnya pendapatan dan pengeluaran secara agregat dari seluruh institusi yang terdiri dari
rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Komponen dari pengeluaran institusi rumah tangga terdiri dari : 1 transfer antar rumah tangga, 2 alokasi pengeluaran
rumah tangga ke perusahaan, 3 pengeluaran pajak dari rumah tangga, 4 pengeluaran rumah tangga untuk belanja komoditas, 5 tabungan rumah tangga,
dan 6 transfer dari rumah tangga ke luar daerah. Sedangkan untuk pengeluaran institusi perusahaan terdiri dari : 1 Transfer dari perusahaan ke rumah tangga,
2 transfer antar perusahaan, 3 pembayaran pajak langsung, 4 tabungan perusahaan, dan 5 transfer dari perusahaan ke luar daerah. Untuk pengeluaran
institusi pemerintah terdiri dari : 1 transfer pemerintah ke rumah tangga, 2 transfer pemerintah ke perusahaan, 3 transfer antar pemerintah, 4 pengeluaran
pemerintah, 5 tabungan pemerintah, dan 6 transfer pemerintah ke luar daerah. Total nilai pengeluaran seluruh institusi di daerah ini adalah sebesar Rp. 10,525
triliun. Adapun pengeluaran terbesar adalah pengeluaran rumah tangga untuk belanja sebesar Rp. 3,34 triliun, diikuti oleh pengeluaran perusahaan untuk
ditabung sebesar Rp. 1,18 triliun. Komponen pendapatan institusi rumah tangga terdiri dari : 1 pendapatan
rumah tangga dari tenaga kerja, 2 pendapatan rumah tangga dari modal, 3 pendapatan transfer antar rumah tangga, 4 pendapatan transfer dari Perusahaan,
5 pendapatan transfer dari pemerintah, dan 6 transfer dari luar daerah ke rumah tangga. Pendapatan institusi perusahaan terdiri dari : 1 pendapatan perusahaan
dari modal, 2 pendapatan dari rumah tangga, 3 pendapatan antar perusahaan, 4 pendapatan dari pemerintah, dan 5 transfer dari luar daerah ke perusahaan.
Sedangkan pendapatan institusi pemerintah berasal dari : 1 pendapatan pajak langsung dari rumah tangga, 2 pendapatan pajak langsung dari perusahaan, 3
transfer antar pemerintah, 4 penerimaan dari pajak tidak langsung, dan 5 transfer dari luar daerah ke pemerintah. Berdasarkan neraca ini, maka pendapatan
institusi paling besar dari pendapatan modal yakni sebesar Rp. 3,22 triliun, diikuti oleh pendapatan rumah tangga yang berasal dari tenaga kerja sebesar Rp. 2,27
triliun, seperti terlihat pada Tabel 34 berikut ini.
Tabel 34. Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Institusi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Milyar Rupiah
No Pengeluaran
Nilai No
Pendapatan Nilai
1 Rumah Tangga
4.705,50 1
Rumah Tangga 4.705,50
a. Transfer Antar RT
b. Alokasi
Pengeluaran RT ke Persh.
c. Pengeluaran Pajak dari
RT d.
Pengeluaran RT untuk belanja Komoditas
e. Tabungan RT
f. Transfer dari RT ke
Luar Daerah
22,1 90,9
135,4 3.342,0
628,5 486,5
a. Pendapatan RT dari Tenaga
Kerja b.
Pendapatan RT dari Modal c.
Pendapatan Transfer Antar RT d.
Pendapatan Transfer dari Persh e.
Pendapatan Transfer dari Pemerintah
f. Transfer dari Luar Daerah ke
RT 2.273,8
1.714,0 22,1
249,1 325,1
121,4
2 Perusahaan
3.972,0 2
Perusahaan 3.972,0
a. Transfer Persh ke RT
b. Transfer Antar Persh.
c. Pembayaran
Pajak Langsung
d. Tabungan Persh.
e. Transfer dari Persh. ke
Luar Daerah
249,1 418,7
1.231,0 1.818,6
254,6 a.
Pendapatan Persh dari Modal b.
Pendapatan dari RT. c.
Pendapatan Antar Perusahaan d.
Pendapatan dari Pemerintah e.
Transfer dari Luar Daerah ke
Persh.
3.220,2 90,9
418,7 167,2
75,0
3 Pemerintah
1.847,6 3
Pemerintah 1.847,6
a. Transfer Pemerintah ke
RT b.
Transfer Pemerintah ke Persh.
c. Transfer
Antar Pemerintah
d. Pengeluaran
Pemerintah e.
Tabungan Pemerintah f.
Transfer Pemerintah ke
Luar Daerah
325,1 167,2
356,8 670,8
277,1 50,7
a. Pendapatan Pajak Langsung
dari RT b.
Pendapatan Pajak Langsung dari Persh.
c. Transfer Antar Pemerintah
d. Penerimaan dari Pajak Tdk
Langsung e.
Transfer dari Luar Daerah ke
Pemerintah
135,4 1.231,0
356,8 119,4
4,9
Total 10.525,1
Total 10.525,1
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
5.4.2. Neraca Kapital
Neraca kapital menggambarkan perbandingan besarnya investasi dan piutang sebagai sisi pengeluaran untuk dalam neraca kapital dengan tabungan dan
pinjaman luar wilayah sebagai sisi pendapatan. Berdasarkan neraca kapital SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, tergambar bahwa investasi di Kabupaten
Musi Rawas sebesar Rp. 1,03 triliun dan nilai piutang sebesar Rp. 1,68 triliun yang berasal dari selisih penerimaan dan pengeluaran transaksi berjalan dan
transaksi modal luar negeri.
Tabel 35. Neraca Kapital Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Rp. Miliar
No Pengeluaran
Nilai No
Pendapatan Nilai
1 Investasi Barang Modal Domestik
929,0 1 Tabungan institusi
2 Investasi Barang Modal Impor
109,4 a.
Tabungan Masyarakat 628,5
3 Piutang 1.685,8
b. b. Tabungan Perusahaan
1.818,6 c.
c. Tabungan Pemerintah 277,1
2 d.
Pinjaman Luar Negeri Netto 0,00
Total 2.724,2
Total 2.724,2
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
Berdasarkan Tabel 35. diatas, total pengeluaran neraca kapital Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 sebesar Rp. 2,72 triliun. Pembiayaan sisi pengeluaran
dari neraca kapital ini tidak menggunakan dana pinjaman luar negeri, tetapi diperoleh dari tabungan institusi, terutama tabungan masyarakat dan tabungan
perusahaan. Total tabungan institusi bernilai Rp. 2,72 triliun yang komponen terbesarnya berasal dari : 1 tabungan perusahaan sebesar Rp. 1,81 triliun; dan 2
tabungan masyarakat sekitar Rp. 628,5 miliar. Untuk tabungan pemerintah sendiri mencapai angka sebesar Rp. 277,1 miliar. Pada neraca diatas juga terlihat bahwa
jumlah tabungan rumah tangga merupakan komponen kedua terbesar dari total tabungan institusi. Dari tabungan tersebut paling besar berasal dari golongan atas
bukan pertanian 25,31 persen dan golongan penerima pendapatan 14,46 persen seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 32.
5.4.3. Neraca Luar Negeri Luar Daerah
Neraca luar negeri luar daerah dalam Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, menggambarkan besarnya transaksi ekonomi luar negeri
dengan berbagai pelaku ekonomi di Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan arah dari arus uang, maka yang menjadi komponen pengeluaran neraca luar negeri ini
adalah : 1 nilai ekspor; 2 transfer dari luar; 3 penerimaan faktor produksi dari luar; dan 4 piutang. Sedangkan dari komponen pendapatan terdiri dari : 1 nilai
impor; 2 transfer ke luar; 3 pembayaran faktor produksi ke luar; dan 4 hutang, seperti terlihat pada Tabel 36 dibawah ini.
Tabel 36. Neraca Luar Negeri Luar Daerah di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Milyar Rupiah
No Pengeluaran
Nilai No
Pendapatan Nilai
1 Ekspor
4.875,5 1
Impor 2.241,9
2 Transfer dari Luar ke RT
121,4 2
Pendapatan TK dikirim ke Luar Daerah
4,1 3
Transfer dari Luar ke Persh 75,0
3 Pendapatan Modal dikirim ke Luar
Daerah 353,2
4 Transfer
dari Luar
Ke Pemerintah
4,9 4
Transfer dari RT ke Luar Daerah 486,5
5 Transfer dari Persh ke Luar Daerah
254,6 6
Transfer dari Pem. ke Luar Daerah 50,7
7 Piutang Luar Daerah
1.685,8
Total 5.076,9
Total 5.076,9
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
Tabel 36. diatas menggambarkan neraca luar negeri luar daerah untuk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp. 5,07 triliun, dimana
besarnya ekspor dari berbagai sektor berjumlah Rp. 4,87 triliun dan nilai impornya sebesar Rp. 2,24 triliun, sedangkan nilai penerimaan produksi dari luar
daerah sebesar Rp. 201,3 miliar yang berasal dari : 1 balas jasa yang diterima daerah dari tenaga kerja yang bekerja di luar wilayah seperti upah TKI sebesar
Rp. 121,4 miliar; 2 balas jasa yang diterima dari luar daerah akibat dari kegiatan investasi perusahaan di luar wilayah sebesar Rp. 75 miliar; serta 3 penerimaan
transfer dari luar ke pemerintah sebesar Rp. 4,9 miliar. Sedangkan pembayaran faktor produksi ke luar berjumlah sekitar Rp. 357,4 miliar berupa : 1
pembayaran faktor produksi tenaga kerja sebesar Rp. 353,2 milyar; dan 2 faktor produksi modal ke luar wilayah sebesar Rp. 4,1 milyar.
5.5. Peran Sektor Perkebunan Terhadap Perekonomian Kabupaten Musi Rawas
Output dari tanaman sektor perkebunan mempunyai kontribusi sebesar Rp. 2,23 triliun atau sebesar 54,64 persen dari total output sektor pertanian yang
berjumlah Rp. 4,09 triliun, sehingga sektor perkebunan dirasakan sangat penting dalam pembentukan output sektor pertanian di Kabupaten Musi Rawas, oleh
sebab itu perlunya perhatian semua pihak terhadap pengembangan sektor tersebut dalam mendorong pembangunan wilayah di Kabupaten Musi Rawas seperti
tergambar pada Tabel 37. Dibawah ini.
Tabel 37. Output Sektor Pertanian di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Sektor
Nilai Juta Rupiah
1 Padi
1.000.382,8 24,45
2 Jagung
9.120,3 0,22
3 Tanaman Umbi-umbian
31.379,4 0,77
4 Karet
1.895.005,5 46,32
5 Kopi
37.956,9 0,93
6 Kelapa Sawit
302.096,4 7,38
7 Tanaman Lainnya
87.391,7 2,14
8 Peternakan dan Hasil-hasilnya
314.603,3 7,69
9 Kehutanan
55.319,7 1,35
10 Perikanan
357.467,5 8,74
Total Output Sektor Kelompok Pertanian 4.090.723,6
100,00
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah
Selain itu pula, untuk mengetahui secara rinci peranan dari sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, maka perlu dijelaskan mengenai
perbandingan kontribusi sektor perkebunan terutama dalam pembentukan nilai output, nilai tambah bruto, dan pendapatan. Dari Tabel 39. dibawah, terlihat
bahwa sektor karet merupakan sektor terbesar dalam pembentukan output sektor perkebunan. Artinya sektor karet merupakan sektor utama yang berperan dalam
kelompok sektor perkebunan dengan kontribusi sebesar 84,79 persen. Oleh karena itu, sektor komoditas karet memiliki peran penting dalam pengembangan
sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, bila dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Seperti terlihat pada Tabel 38 dibawah ini.
Tabel 38. Distribusi Output Sektor Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Sektor
Kelompok Perkebunan
Output Juta
Rupiah Persentase
Jumlah Kepala
Rumah Tangga
Luas Areal
Tanam Ha
Produktivitas Juta Rupiah
Rp.KRT RpHa
1 Karet
1.895.005,5 84,79
126.527 329.522
14,98 5,75
2 Kopi
37.956,9 1,70
3.717 40.006
10,21 0,95
3 Kelapa Sawit
302.096,4 13,52
13.722 34.440
22,02 8,77
Total Output 2.235.058,9
100,00 143.966
403.968
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah
Selanjutnya, bila dilihat dari sisi produktivitas sektor perkebunan berdasarkan jumlah kepala rumah tangga, maka sektor kelapa sawit mempunyai
produktivitas tertinggi diantara sektor yang lain yakni sebesar Rp. 22,02 juta per kepala rumah tangga. Demikian juga pada sisi produktivitas sektor perkebunan
berdasarkan luas tanam, maka juga akan terlihat bahwa sektor kelapa sawit