Kinerja Sosial Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010

5.3.4. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Disposable Income

Total pendapatan seluruh rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 mencapai Rp. 4,71 triliun, dimana pendapatan rumah tangga tersebut berasal dari : 1 upahgaji sebesar Rp. 2,27 triliun; 2 pendapatan kapital sebesar Rp. 1,71 triliun; dan 3 transfer sebesar Rp. 722,69 miliar. Golongan rumah tangga yang memperoleh pendapatan paling besar adalah rumahtangga golongan atas bukan pertanian, dengan pendapatan sebesar Rp. 1,46 triliun. Sedangkan golongan rumah tangga yang paling kecil pendapatan rumah tangganya adalah rumah tangga buruh pertanian, dengan total pendapatan sebesar Rp. 370,50 miliar. Dari total pendapatan rumah tangga tersebut, sebesar Rp. 3,34 triliun atau sekitar 70,95 persennya digunakan untuk konsumsi. Sedangkan pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk pengeluaran transfer, seperti transfer ke rumah tangga lain, transfer ke luar wilayah dan membayar pajak rumah tangga, nilainya sebesar Rp 753,33 miliar atau sekitar 15,99 persen dari total pendapatan. Sehingga diperoleh selisih antara pendapatan dan pengeluaran, yang dapat dianggap sebagai tabungan rumah tangga mencapai Rp 615,19 miliar atau 13,06 persen dari pendapatan. Rumah tangga golongan atas bukan pertanian merupakan rumahtangga yang mempunyai tabungan terbesar yakni sebesar Rp 326,54 miliar. Rumah tangga golongan atas bukan pertanian dapat memiliki tabungan sebesar 22,32 persen dari total pendapatannya. Adapun sumber-sumber pendapatan rumahtangga dapat berasal dari pendapatan upahgaji, dan nonupahnongaji, dimana dalam SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, sumber pendapatan non upah dipisahkan menjadi dua bagian meliputi pendapatan modal dan pendapatan transfer transfer payment dari rumah tangga lainnya. Tabel.31. Struktur Pendapatan Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 dalam Juta Rp. Golongan Rumah Tangga Pendapatan UpahGaji Kapital Transfer Total Nilai Nilai Nilai Nilai Pertanian Buruh 136.662,8 46,27 29.648,1 10,04 129.074,9 43,70 295.385,8 100,00 Pengusaha 582.596,0 54,21 294.467,3 27,40 197.678,6 18,39 1.074.741,9 100,00 Bukan Pertanian Golongan Bawah 599.956,0 46,87 488.533,7 38,17 191.443,8 14,96 1.279.933,5 100,00 Penerima Pendapatan 233.299,2 46,47 197.608,0 39,36 71.162,7 14,17 502.069,9 100,00 Golongan Atas 721.278,6 46,43 703.760,3 45,31 128.343,5 8,26 1.553.382,5 100,00 Jumlah 2.273.792,7 48,32 1.714.017,3 36,43 717.703,6 15,25 4.705.513,6 100,00 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah Jika diperhatikan dari Tabel 31 diatas, terlihat bahwa golongan rumahtangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, baik rumah tangga berpendapatan tinggi di pertanian pengusaha maupun rumahtangga golongan atas bukan pertanian dalam mencari sumber-sumber pendapatannya cenderung lebih banyak mengandalkan pendapatan yang berasal dari kapitalmodal sebagai sumber pendapatan utama. Kontribusi pendapatan modal pada komposisi pendapatan kapital kedua golongan rumah tangga tersebut berada pada kisaran 27 persen – 45 persen, dan pendapatan modal yang paling banyak adalah pendapatan modal golongan rumah tangga atas bukan pertanian yakni sebesar 45,3 persen. Hal tersebut sangat berbeda dengan rumah tangga pengusaha pertanian yang mengandalkan pendapatan terbesar bersumber dari upahgaji yakni sebesar 54,2 persen, serta rumahtangga golongan bawah bukan pertanian juga mengandalkan pendapatan yang bersumber dari upahgaji yakni sebesar 46,87 persen. Selain itu juga, terlihat bahwa sebagian rumah tangga yang berpendapatan tinggi baik di pertanian maupun bukan pertanian adalah pemilik modal yang menerima sewa dan bunga dari usaha investasi sumber daya ekonomi yang dimilikinya, sehingga hal tersebut dapat memberikan tanda bahwa apabila seseorang ingin pendapatannya lebih tinggi lagi, maka orang tersebut harus memobilisasi sumber pendapatannya kepada kepemilikan modal. Beberapa cara untuk meningkatkan pendapatan dengan cara menanamkan modal dalam bentuk usaha, menyewakan rumah ataupun properti, dan yang paling mudah adalah mendepositokan sebagian kekayaan atau tabungannya ke bank. Untuk transfer payment, bagi golongan pendapatan bawah bukan pertanian ataupun buruh baik pada golongan rumah tangga pertanian dan bukan pertanian menjadi salah satu sumber pendapatan utama setelah upahgaji. Adapun andil transfer payment dalam membentuk total pendapatan rumahtangga mencapai 43,70 persen untuk golongan rumahtangga pertanian dan 14,96 persen untuk golongan rumahtangga bukan pertanian, sedangkan pendapatan kapital bukan merupakan pendapatan yang utama dalam sumber pendapatan mereka.

5.3.5. Distribusi Pengeluaran Rumah Tangga

Struktur pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, pengeluaran untuk konsumsi terbesar berasal dari rumahtangga buruh pertanian sebesar Rp. 279,35 miliar atau 94,57 persen, diikuti rumah tangga pengusaha pertanian sebesar Rp. 893,19 miliar atau 83,11 persen dan rumah tangga penerima pendapatan bukan pertanian sebesar Rp. 361,98 miliar atau 72,10 persen. Untuk pengeluaran transfer terbesar berasal dari rumahtangga golongan bawah bukan pertanian sebesar Rp. 285,87 miliar atau 22,34 persen, selanjutnya rumahtangga golongan atas bukan pertanian sebesar Rp. 243,80 miliar atau 15,69 persen dan rumahtangga penerima pendapatan bukan pertanian sebesar Rp. 67,50 miliar atau 13,45 persen. Seperti yang terlihat pada Tabel 32. berikut ini. Tabel 32. Struktur Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 dalam Juta Rp. Rumah Tangga Pengeluaran Tabungan Konsumsi Transfer Total Nilai Nilai Nilai Nilai Pertanian Buruh 279.359,0 94,57 15.550,0 5,26 294.909,0 99,84 476,8 0,16 Pengusaha 893.193,2 83,11 122.263,7 11,38 1.015.456,9 94,48 59.285,1 5,52 Bukan Pertanian Golongan Bawah 891.084,4 69,62 285.875,7 22,34 1.176.960,1 91,95 102.973,4 8,05 Penerima Pendapatan 361.982,3 72,10 67.506,5 13,45 429.488,8 85,54 72.581,1 14,46 Golongan Atas 916.358,5 58,99 243.800,1 15,69 1.160.158,6 74,69 393.223,9 25,31 Jumlah 3.341.977,3 71,02 734.996,1 15,62 4.076.973,3 86,64 628.540,3 100,00 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah Untuk tabungan, jumlah terbesar berasal dari rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar Rp. 393,22 miliar juta atau 25,31 persen, selanjutnya rumahtangga penerima pendapatan bukan pertanian sebesar Rp. 72,58 miliar atau 14,46 persen dan rumahtangga golongan bawah bukan pertanian sebesar Rp. 102,97 miliar atau 8,05 persen, dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin mapan golongan rumahtangga maka akan semakin besar pula jumlah yang dapat mereka tabung.

5.3.6. Transfer Antar Institusi

Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, juga memperlihatkan transfer antar institusi seperti : 1 transfer antar rumah tangga; 2 transfer perusahaan dan pemerintah ke rumah tangga; serta 3 transfer rumah tangga dan perusahaan ke pemerintah. Berdasarkan Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, menunjukkan bahwa rumahtangga di Kabupaten Musi Rawas memperoleh total transfer sebesar Rp. 596.27 milyar. Golongan rumah tangga yang paling besar memperoleh transfer adalah rumah tangga pengusaha pertanian diikuti oleh rumahtangga golongan bawah bukan pertanian. Selain itu, untuk transfer dari pemerintah ke rumah tangga yang paling besar dinikmati oleh rumahtangga pengusaha pertanian dan rumah tangga buruh pertanian. Seperti terlihat pada Tabel 34. dibawah, dimana transfer yang diterima oleh pemerintah sebesar Rp. 1,72 triliun bersumber dari : 1 pajak langsung yang dibayarkan rumah tangga sebesar Rp. 135,4 milyar; 2 pajak langsung yang dibayarkan perusahaan sebesar Rp. 1,23 triliun; dan 3 transfer antar pemerintah sebesar Rp. 356,77 milyar dimana nilai ini tidak lain adalah nilai transfer pemerintah pusat atau propinsi ke daerah dalam bentuk dana perimbangan. Tabel 33. Sumber Transfer Institusi di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Institusi Sumber Transfer Rp. Juta Total Transfer Rumah Tangga Perusahaan Pemerintah A Transfer ke Rumah Tangga 1 Buruh Pertanian 5.845,3 11.728,2 94.464,4 112.037,90 2 Pengusaha Pertanian 4.911,0 48.422,0 103.741,3 157.074,30 3 Golongan Bawah Non Pertanian 6.069,2 67.239,5 71.527,6 144.836,30 4 Penerima Pendapatan Non Pertanian 3.864,7 28.340,7 29.049,0 61.254,40 5 Golongan Atas Non Pertanian 1.443,8 93.359,5 26.270,3 121.073,60 Jumlah 22.134,00 249.089,90 325.052,60 596.276,50 B Transfer ke Perusahaan 90.905,7 418.706,1 167.200,2 676.812,00 C Transfer ke Pemerintah 135.410,9 1.231.047,2 356.774,4 1.723.232,50 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah

5.4. Neraca Daerah Terintegrasi

Tabel SNSE selain dapat menunjukkan kinerja ekonomi dan kinerja sosial seperti yang telah digambarkan diatas, juga dapat membentuk beberapa neraca umum yang terintegrasi berupa : 1 neraca pendapatan dan pengeluaran institusi; 2 neraca kapital; dan 3 neraca luar negeri luar daerah

5.4.1. Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Institusi

Neraca pendapatan dan pengeluaran institusi menggambarkan besarnya pendapatan dan pengeluaran secara agregat dari seluruh institusi yang terdiri dari rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Komponen dari pengeluaran institusi rumah tangga terdiri dari : 1 transfer antar rumah tangga, 2 alokasi pengeluaran rumah tangga ke perusahaan, 3 pengeluaran pajak dari rumah tangga, 4 pengeluaran rumah tangga untuk belanja komoditas, 5 tabungan rumah tangga, dan 6 transfer dari rumah tangga ke luar daerah. Sedangkan untuk pengeluaran institusi perusahaan terdiri dari : 1 Transfer dari perusahaan ke rumah tangga, 2 transfer antar perusahaan, 3 pembayaran pajak langsung, 4 tabungan perusahaan, dan 5 transfer dari perusahaan ke luar daerah. Untuk pengeluaran institusi pemerintah terdiri dari : 1 transfer pemerintah ke rumah tangga, 2 transfer pemerintah ke perusahaan, 3 transfer antar pemerintah, 4 pengeluaran pemerintah, 5 tabungan pemerintah, dan 6 transfer pemerintah ke luar daerah. Total nilai pengeluaran seluruh institusi di daerah ini adalah sebesar Rp. 10,525 triliun. Adapun pengeluaran terbesar adalah pengeluaran rumah tangga untuk belanja sebesar Rp. 3,34 triliun, diikuti oleh pengeluaran perusahaan untuk ditabung sebesar Rp. 1,18 triliun. Komponen pendapatan institusi rumah tangga terdiri dari : 1 pendapatan rumah tangga dari tenaga kerja, 2 pendapatan rumah tangga dari modal, 3 pendapatan transfer antar rumah tangga, 4 pendapatan transfer dari Perusahaan, 5 pendapatan transfer dari pemerintah, dan 6 transfer dari luar daerah ke rumah tangga. Pendapatan institusi perusahaan terdiri dari : 1 pendapatan perusahaan dari modal, 2 pendapatan dari rumah tangga, 3 pendapatan antar perusahaan, 4 pendapatan dari pemerintah, dan 5 transfer dari luar daerah ke perusahaan. Sedangkan pendapatan institusi pemerintah berasal dari : 1 pendapatan pajak langsung dari rumah tangga, 2 pendapatan pajak langsung dari perusahaan, 3 transfer antar pemerintah, 4 penerimaan dari pajak tidak langsung, dan 5 transfer dari luar daerah ke pemerintah. Berdasarkan neraca ini, maka pendapatan institusi paling besar dari pendapatan modal yakni sebesar Rp. 3,22 triliun, diikuti oleh pendapatan rumah tangga yang berasal dari tenaga kerja sebesar Rp. 2,27 triliun, seperti terlihat pada Tabel 34 berikut ini. Tabel 34. Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Institusi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Milyar Rupiah No Pengeluaran Nilai No Pendapatan Nilai 1 Rumah Tangga 4.705,50 1 Rumah Tangga 4.705,50 a. Transfer Antar RT b. Alokasi Pengeluaran RT ke Persh. c. Pengeluaran Pajak dari RT d. Pengeluaran RT untuk belanja Komoditas e. Tabungan RT f. Transfer dari RT ke Luar Daerah 22,1 90,9 135,4 3.342,0 628,5 486,5 a. Pendapatan RT dari Tenaga Kerja b. Pendapatan RT dari Modal c. Pendapatan Transfer Antar RT d. Pendapatan Transfer dari Persh e. Pendapatan Transfer dari Pemerintah f. Transfer dari Luar Daerah ke RT 2.273,8 1.714,0 22,1 249,1 325,1 121,4 2 Perusahaan 3.972,0 2 Perusahaan 3.972,0 a. Transfer Persh ke RT b. Transfer Antar Persh. c. Pembayaran Pajak Langsung d. Tabungan Persh. e. Transfer dari Persh. ke Luar Daerah 249,1 418,7 1.231,0 1.818,6 254,6 a. Pendapatan Persh dari Modal b. Pendapatan dari RT. c. Pendapatan Antar Perusahaan d. Pendapatan dari Pemerintah e. Transfer dari Luar Daerah ke Persh. 3.220,2 90,9 418,7 167,2 75,0 3 Pemerintah 1.847,6 3 Pemerintah 1.847,6 a. Transfer Pemerintah ke RT b. Transfer Pemerintah ke Persh. c. Transfer Antar Pemerintah d. Pengeluaran Pemerintah e. Tabungan Pemerintah f. Transfer Pemerintah ke Luar Daerah 325,1 167,2 356,8 670,8 277,1 50,7 a. Pendapatan Pajak Langsung dari RT b. Pendapatan Pajak Langsung dari Persh. c. Transfer Antar Pemerintah d. Penerimaan dari Pajak Tdk Langsung e. Transfer dari Luar Daerah ke Pemerintah 135,4 1.231,0 356,8 119,4 4,9 Total 10.525,1 Total 10.525,1 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah

5.4.2. Neraca Kapital

Neraca kapital menggambarkan perbandingan besarnya investasi dan piutang sebagai sisi pengeluaran untuk dalam neraca kapital dengan tabungan dan pinjaman luar wilayah sebagai sisi pendapatan. Berdasarkan neraca kapital SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, tergambar bahwa investasi di Kabupaten Musi Rawas sebesar Rp. 1,03 triliun dan nilai piutang sebesar Rp. 1,68 triliun yang berasal dari selisih penerimaan dan pengeluaran transaksi berjalan dan transaksi modal luar negeri. Tabel 35. Neraca Kapital Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Rp. Miliar No Pengeluaran Nilai No Pendapatan Nilai 1 Investasi Barang Modal Domestik 929,0 1 Tabungan institusi 2 Investasi Barang Modal Impor 109,4 a. Tabungan Masyarakat 628,5 3 Piutang 1.685,8 b. b. Tabungan Perusahaan 1.818,6 c. c. Tabungan Pemerintah 277,1 2 d. Pinjaman Luar Negeri Netto 0,00 Total 2.724,2 Total 2.724,2 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah Berdasarkan Tabel 35. diatas, total pengeluaran neraca kapital Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 sebesar Rp. 2,72 triliun. Pembiayaan sisi pengeluaran dari neraca kapital ini tidak menggunakan dana pinjaman luar negeri, tetapi diperoleh dari tabungan institusi, terutama tabungan masyarakat dan tabungan perusahaan. Total tabungan institusi bernilai Rp. 2,72 triliun yang komponen terbesarnya berasal dari : 1 tabungan perusahaan sebesar Rp. 1,81 triliun; dan 2 tabungan masyarakat sekitar Rp. 628,5 miliar. Untuk tabungan pemerintah sendiri mencapai angka sebesar Rp. 277,1 miliar. Pada neraca diatas juga terlihat bahwa jumlah tabungan rumah tangga merupakan komponen kedua terbesar dari total tabungan institusi. Dari tabungan tersebut paling besar berasal dari golongan atas bukan pertanian 25,31 persen dan golongan penerima pendapatan 14,46 persen seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 32.

5.4.3. Neraca Luar Negeri Luar Daerah

Neraca luar negeri luar daerah dalam Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, menggambarkan besarnya transaksi ekonomi luar negeri dengan berbagai pelaku ekonomi di Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan arah dari arus uang, maka yang menjadi komponen pengeluaran neraca luar negeri ini adalah : 1 nilai ekspor; 2 transfer dari luar; 3 penerimaan faktor produksi dari luar; dan 4 piutang. Sedangkan dari komponen pendapatan terdiri dari : 1 nilai impor; 2 transfer ke luar; 3 pembayaran faktor produksi ke luar; dan 4 hutang, seperti terlihat pada Tabel 36 dibawah ini. Tabel 36. Neraca Luar Negeri Luar Daerah di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Milyar Rupiah No Pengeluaran Nilai No Pendapatan Nilai 1 Ekspor 4.875,5 1 Impor 2.241,9 2 Transfer dari Luar ke RT 121,4 2 Pendapatan TK dikirim ke Luar Daerah 4,1 3 Transfer dari Luar ke Persh 75,0 3 Pendapatan Modal dikirim ke Luar Daerah 353,2 4 Transfer dari Luar Ke Pemerintah 4,9 4 Transfer dari RT ke Luar Daerah 486,5 5 Transfer dari Persh ke Luar Daerah 254,6 6 Transfer dari Pem. ke Luar Daerah 50,7 7 Piutang Luar Daerah 1.685,8 Total 5.076,9 Total 5.076,9 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah Tabel 36. diatas menggambarkan neraca luar negeri luar daerah untuk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp. 5,07 triliun, dimana besarnya ekspor dari berbagai sektor berjumlah Rp. 4,87 triliun dan nilai impornya sebesar Rp. 2,24 triliun, sedangkan nilai penerimaan produksi dari luar daerah sebesar Rp. 201,3 miliar yang berasal dari : 1 balas jasa yang diterima daerah dari tenaga kerja yang bekerja di luar wilayah seperti upah TKI sebesar Rp. 121,4 miliar; 2 balas jasa yang diterima dari luar daerah akibat dari kegiatan investasi perusahaan di luar wilayah sebesar Rp. 75 miliar; serta 3 penerimaan transfer dari luar ke pemerintah sebesar Rp. 4,9 miliar. Sedangkan pembayaran faktor produksi ke luar berjumlah sekitar Rp. 357,4 miliar berupa : 1 pembayaran faktor produksi tenaga kerja sebesar Rp. 353,2 milyar; dan 2 faktor produksi modal ke luar wilayah sebesar Rp. 4,1 milyar.

5.5. Peran Sektor Perkebunan Terhadap Perekonomian Kabupaten Musi Rawas

Output dari tanaman sektor perkebunan mempunyai kontribusi sebesar Rp. 2,23 triliun atau sebesar 54,64 persen dari total output sektor pertanian yang berjumlah Rp. 4,09 triliun, sehingga sektor perkebunan dirasakan sangat penting dalam pembentukan output sektor pertanian di Kabupaten Musi Rawas, oleh sebab itu perlunya perhatian semua pihak terhadap pengembangan sektor tersebut dalam mendorong pembangunan wilayah di Kabupaten Musi Rawas seperti tergambar pada Tabel 37. Dibawah ini. Tabel 37. Output Sektor Pertanian di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Sektor Nilai Juta Rupiah 1 Padi 1.000.382,8 24,45 2 Jagung 9.120,3 0,22 3 Tanaman Umbi-umbian 31.379,4 0,77 4 Karet 1.895.005,5 46,32 5 Kopi 37.956,9 0,93 6 Kelapa Sawit 302.096,4 7,38 7 Tanaman Lainnya 87.391,7 2,14 8 Peternakan dan Hasil-hasilnya 314.603,3 7,69 9 Kehutanan 55.319,7 1,35 10 Perikanan 357.467,5 8,74 Total Output Sektor Kelompok Pertanian 4.090.723,6 100,00 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah Selain itu pula, untuk mengetahui secara rinci peranan dari sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, maka perlu dijelaskan mengenai perbandingan kontribusi sektor perkebunan terutama dalam pembentukan nilai output, nilai tambah bruto, dan pendapatan. Dari Tabel 39. dibawah, terlihat bahwa sektor karet merupakan sektor terbesar dalam pembentukan output sektor perkebunan. Artinya sektor karet merupakan sektor utama yang berperan dalam kelompok sektor perkebunan dengan kontribusi sebesar 84,79 persen. Oleh karena itu, sektor komoditas karet memiliki peran penting dalam pengembangan sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, bila dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Seperti terlihat pada Tabel 38 dibawah ini. Tabel 38. Distribusi Output Sektor Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 No Sektor Kelompok Perkebunan Output Juta Rupiah Persentase Jumlah Kepala Rumah Tangga Luas Areal Tanam Ha Produktivitas Juta Rupiah Rp.KRT RpHa 1 Karet 1.895.005,5 84,79 126.527 329.522 14,98 5,75 2 Kopi 37.956,9 1,70 3.717 40.006 10,21 0,95 3 Kelapa Sawit 302.096,4 13,52 13.722 34.440 22,02 8,77 Total Output 2.235.058,9 100,00 143.966 403.968 Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah Selanjutnya, bila dilihat dari sisi produktivitas sektor perkebunan berdasarkan jumlah kepala rumah tangga, maka sektor kelapa sawit mempunyai produktivitas tertinggi diantara sektor yang lain yakni sebesar Rp. 22,02 juta per kepala rumah tangga. Demikian juga pada sisi produktivitas sektor perkebunan berdasarkan luas tanam, maka juga akan terlihat bahwa sektor kelapa sawit