pembentukan output perekonomian wilayah adalah sektor industri makanan dan minuman sebesar Rp. 1,19 triliun atau sebesar 11,31 persen, sektor komoditas
padi sebesar Rp. 1,0 triliun atau sebesar 9,43 persen dan sektor bangunan sebesar Rp. 879,51 milyar atau sebesar 8,29 persen.
5.2.3. Nilai Tambah Bruto Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan SNSE Tahun 2010
Nilai PDRB Kabupaten Musi Rawas mencerminkan tingkat pendapatan regional Kabupaten Musi Rawas melalui seluruh aktivitas ekonominya. Nilai
tersebut diperoleh dari total output dikurangi dengan biaya antara yang dikeluarkan oleh seluruh aktivitas ekonomi. Besarnya kontribusi masing-masing
sektor terhadap PDRB berbeda dengan kontribusi terhadap nilai output. Perbedaan ini mencerminkan perbedaan tingkat teknologi yang digunakan di
masing-masing sektor. Pada pembahasan ini dijelaskan mengenai kontribusi dari nilai tambah
bruto NTB di Kabupaten Musi Rawas, dimana terlihat bahwa nilai tambah bruto untuk sektor pertanian sebesar Rp. 3,11 triliun atau sebesar 40,48 persen,
sedangkan nilai tambah bruto untuk sektor pertambangan sebesar Rp. 2,32 triliun atau sebesar 30,30 persen dan nilai tambah bruto dari sektor industri sebesar Rp.
716,01 miliar atau sebesar 9,32 persen. Secara total nilai tambah bruto Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2010 mencapai Rp. 7,68 triliun dengan sektor yang
berkontribusi besar adalah sektor pertambangan migas yaitu sebesar Rp. 2,06 triliun atau sebesar 26,90 persen, disusul sektor karet sebesar Rp. 1,32 triliun atau
sebesar 17,25 persen, sektor padi sebesar Rp. 832 miliar atau sebesar 10,83 persen, industri makanan dan minuman sebesar Rp. 496 miliar atau sebesar 6,46
persen dan sektor pemerintahan umum sebesar Rp. 421 miliar atau sebesar 5,48 persen, seperti terlihat pada Tabel 27. dibawah ini..
Tabel 27. Nilai Tambah Bruto Sektor Perekonomian Kabupaten Musi Rawas Berdasarkan Harga Produsen Tahun 2010 Juta Rp.
No Sektor
Nilai
1 Padi
832.425,0 10,83
2 Jagung
7.259,9 0,09
3 Tanaman Umbi-umbian
27.800,2 0,36
4 Karet
1.325.971,3 17,25
5 Kopi
27.594,3 0,36
6 Kelapa Sawit
238.501,4 3,10
7 Tanaman Lainnya
81.545,0 1,06
8 Peternakan dan Hasil-hasilnya
230.822,0 3,00
9 Kehutanan
50.581,0 0,66
10 Perikanan
288.655,0 3,76
11 Pertambangan Migas
2.067.201,0 26,90
12 Pertambangan Non Migas
0,0 0,00
13 Penggalian
261.019,0 3,40
14 Industri Makanan dan Minuman
496.421,1 6,46
15 Industri barang dari kayu dan hasil hutan
lainnya 47.909,9
0,62 16
Industri kertas dan barang cetakan 883,0
0,01 17
Industri pupuk, kimia dan barang dari karet 162.575,5
2,12 18
Industi barang galian bukan logam batubata
8.222,5 0,11
19 Industri Migas
0,0 0,00
20 Industri barang-barang lainnya
0,0 0,00
21 Listrik, Gas dan Air bersih
6.199,0 0,08
22 Bangunan
370.234,0 4,82
23 Perdagangan
387.350,0 5,04
24 Hotel dan Restoran
15.912,0 0,21
25 Angkutan jalan raya
29.023,0 0,38
26 Angkutan sungai, danau dan penyeberangan
323,0 0,00
27 Angkutan udara
0,0 0,00
28 Jasa penunjang angkutan
424,0 0,01
29 Komunikasi
10.907,0 0,14
30 Bank dan lembaga keuangan lainnya
3.708,0 0,05
31 Sewa bangunan
122.849,1 1,60
32 Pemerintahan umum
421.473,0 5,48
33 Jasa Sosial kemasyarakatan
97.869,0 1,27
34 Jasa-jasa lainnya
63.166,0 0,82
T O T A L 7.684.824,1
100,00
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, data diolah
5.3. Kinerja Sosial Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
Berbagai kinerja sosial yang dapat digambarkan dalam kerangka SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, diantaranya adalah : 1 distribusi upah dan
gaji tenaga kerja menurut sektor usaha dan produktivitas tenaga kerja sektoral; 2 distribusi pendapatan tenaga kerja menurut rumah tangga; 3 distribusi balas jasa
faktor produksi; 4 distribusi pendapatan rumah tangga disposable income; 5 distribusi pengeluaran rumah tangga; dan 6 transfer antar institusi. Berbagai
indikator kinerja sosial tersebut akan diuraikan lebih terperinci sebagai berikut.
5.3.1. Distribusi Upah dan Gaji Menurut Sektor dan Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral
Berdasarkan Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, terlihat bahwa untuk distribusi upah dan gaji tenaga kerja menurut sektor usaha
menunjukkan distribusi upah dan gaji terbesar terdapat pada sektor pertanian, hal tersebut dikarenakan sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi mata
pencaharian dominan bagi masyarakat di Kabupaten Musi Rawas. Untuk sektor pertanian sendiri penduduk yang berusaha di sektor perkebunan sebanyak 60
persen, dan sisanya berusaha pada sektor pertanian lain seperti petani tanaman pangan, peternak dan pengembangan sektor perikanan. Pada tahun 2010, di
Kabupaten Musi Rawas untuk upah dan gaji yang merupakan imbalan tenaga kerja di sektor pertanian mencapai Rp. 785,37 milyar atau sekitar 0,87 persen dari
total upah dan gaji Kabupaten Musi Rawas. Meskipun alokasi upah dan gaji paling besar masuk ke sektor pertanian, akan tetapi produktivitas tenaga kerja
sektor pertanian hanya sebesar Rp. 4,03 juta per tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian tersebut terutama terkait dengan
rendahnya nilai tukar hasil pertanian serta banyaknya tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya di sektor ini yakni mencapai 194.695 orang atau
sebanyak 75,44 persen dari jumlah tenaga kerja yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Bila dilihat dari secara khusus untuk sektor perkebunan, pada tahun 2010
jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan sebanyak 116.817 orang atau 45,27 persen dari total tenaga kerja, dan dengan upah dan gaji secara total
yang diterima oleh para pekerja pada sektor perkebunan sebesar Rp. 471,22 milyar, sehingga produktivitas tenaga kerja pada sektor perkebunan mencapai Rp.
6,72 juta per tenaga kerja. Jika dilihat dari tingkat produktivitas, maka sektor perkebunan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
produktivitas sektor pertanian lainnya secara umum. Selanjutnya berdasarkan distribusi upah dan gaji di kabupaten Musi
Rawas, yang memiliki pendapatan paling kecil adalah sektor listrik, gas dan air minum yakni sebesar Rp. 1,99 milyar, hal ini disebabkan sedikitnya tenaga kerja
yang bekerja di sektor ini yakni sebanyak 120 orang, dengan tingkat produktivitas mencapai Rp.16,65 juta per tenaga kerja. Selain itu, terlihat pada Tabel 29.
dibawah, upah dan gaji terbesar diterima oleh para pekerja di sektor pertambangan dan penggalian yakni sebesar Rp. 578,60 miliar, dengan jumlah tenaga kerja pada
sektor ini sebanyak 1.807 orang sehingga tingkat produktivitas dari tenaga kerja pada sektor pertambangan dan penggalian menjadi yang paling tinggi yakni
sebesar Rp. 320,20 juta per tenaga kerja, kemudian disusul sektor konstruksi bangunan dengan tingkat produktivitas tenaga kerja sebesar Rp. 39,05 juta per
tenaga kerja dan sektor industri dengan tingkat produktivitas tenaga kerja sebesar Rp. 37,43 juta per tenaga kerja. Selain itu, sektor-sektor yang memiliki jumlah
tenaga kerja yang cukup besar dengan produktivitas tenaga kerja yang relatif tinggi adalah sektor jasa-jasa dan sektor industri. Berikut ini disampaikan
mengenai distribusi upah dan gaji tenaga kerja menurut sektor usaha di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010.
Tabel 28. Distribusi Upah dan Gaji Tenaga Kerja Menurut Sektor Usaha Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Sektor
Jumlah TK
Orang Upah
Gaji Rp. Juta
Produktivitas TK Rp.
JutaOrg Jumlah
TK Upah
Gaji Produktivitas
TK
1 Pertanian
194.695 785.379,90
4,03 75,44
34,48 0,87
a. Perkebunan
b. Pertanian
Lainnya 116.817
77.878 471.227,94
314.151,96 6,72
10,08 45,27
30,18 20,69
13,79 1,44
2,17
2 Pertambangan dan
Penggalian 1.807
578.608,20 320,20
0,70 25,40
68,79 3
Industri 5.252
196.564,90 37,43
2,04 8,63
8,04 4
Listrik, Gas dan Air
120 1.998,10
16,65 0,05
0,09 3,58
5 Konstruksi
3.069 119.830,80
39,05 1,19
5,26 8,39
6 Perdagangan
25.427 127.128,00
5,00 9,85
5,58 1,07
7 Angkutan,
Pergudangan Komunikasi
8.413 12.135,30
1,44 3,26
0,53 0,31
8 Keuangan
1.028 18.332,90
17,83 0,40
0,80 3,83
9 Jasa
Kemasyarakatan 18.380
437.954,40 23,83
7,12 19,23
5,12
Jumlah 258.071
2.277.932,70 465,46
100,00 100,00
100,00
Sumber :SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
5.3.2. Distribusi Pendapatan Tenaga Kerja Menurut Rumah Tangga
Berdasarkan Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, juga dapat menunjukkan distribusi pendapatan tenaga kerja menurut klasifikasi rumah
tangga, dimana berdasarkan SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 untuk rumahtangga diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu : 1 kategori
rumahtangga pertanian; 2 rumahtangga produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar; 3 rumahtangga tata usaha, penjualan jasa-jasa; dan 4
rumahtangga kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, professional dan teknisi. Penyusunan klasifikasi tersebut berdasarkan data ketenagakerjaan yang
diintroduksi ke dalam SNSE Musi Rawas tahun 2010, dimana proporsi tenaga kerja berdasarkan klasifikasi rumah tangga terbesar adalah pada kelompok rumah
tangga pertanian. Berdasarkan Tabel 29. terlihat bahwa distribusi pendapatan tenaga kerja
paling besar terdapat pada kelompok rumahtangga pertanian dengan nilai sebesar Rp. 766,17 miliar atau sebesar 34,48 persen dari total pendapatan tenaga kerja,
kemudian disusul oleh kelompok rumahtangga produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar dengan nilai sebesar Rp. 621,45 miliar atau 27,28 persen
dari total pendapatan tenaga kerja, rumahtangga tata usaha, penjualan, jasa-jasa dengan nilai sebesar Rp. 504,02 miliar, dan yang terakhir adalah rumahtangga
kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, professional dan teknisi dengan nilai Rp. 367,07 miliar atau sebesar 16,11 persen.
Tabel 29. Distribusi Pendapatan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
No Rumah Tangga
Jumlah TK Orang
Pendapatan TK Rp. Juta
Pendapatan Ekuivalen
TK Rp. JutaTK
Jumlah TK
Pendapatan TK
Pendapatan Ekuivalen
1 Pertanian
194.695 766.170,70
4,03 75,44
34,48 3,82
a. Perkebunan
b. Tanaman Pertanian
Lainnya 116.817
77.878 471.227,94
314.151,96 4,03
4,03 45,27
30,18 20,69
13,79 3,82
3,82 2
Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh
kasar 34.734
621.451,80 17,89
13,46 27,28
16,93 3
Tata Usaha, Penjualan, Jasa- jasa
22.679 504.029,90
22,22 8,79
22,13 21,02
4 Kepemimpinan,
Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi
5.963 367.071,10
61,56 2,31
16,11 58,23
Jumlah 258.071
2.277.932,70 105,71
100,00 100,00
100,00
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
Dari Tabel 29. diatas terlihat bahwa sektor perkebunan di Kabupaten Musi Rawas, banyak menyerap tenaga kerja yakni sebesar 116.817 orang atau sebesar
45,27 persen dari total tenaga kerja di Kabupaten Musi Rawas, namun disisi lain pendapatan dari tenaga kerja pada sektor perkebunan belum dapat mendukung
untuk memperoleh penghasilan yang relatif cukup baik yakni dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 4,03 juta per tenaga kerja, sehingga dalam usaha
memperoleh penghasilan yang lebih baik, maka banyak pekerja yang mulai berpindah lapangan pekerjaan dari sektor pertanian khususnya pada sektor
perkebunan ke sektor bukan pertanian yang pendapatannya jauh lebih baik. Selain itu, rendahnya pendapatan para petani yang bergantung pada sektor
perkebunan diakibatkan dari menurunnya nilai tambah dari sektor pertanian dikarenakan relatif rendahnya harga-harga komoditas sektor pertanian terutama
komoditas perkebunan.
5.3.3. Distribusi Balas Jasa Faktor Produksi Pembahasan mengenai distribusi balas jasa faktor produksi, ditunjukkan
oleh analisis pengganda pendapatan pada Tabel SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, dimana dapat dilihat pada matrik pendapatan institusi kepada rumah
tangga dan perusahaan sebagai pemilik faktor produksi Lampiran Tabel 2. Tabel 30. Distribusi Balas Jasa Faktor Produksi Berdasarkan Golongan
Masyarakat
Institusi Tenaga Kerja
Kapital Multiplier
Multiplier Pertanian
Buruh 0,7714
5,63 0,0361
2,37 Pengusaha
2,2819 16,65
0,1280 8,41
Bukan Pertanian
Golongan Bawah 3,0493
22,25 0,1731
11,38 Penerima Pendapatan
1,0955 7,99
0,0715 4,70
Golongan Atas 3,8150
27,83 0,2445
16,07
Perusahaan 2,6929
19,65 0,8681
57,06
Jumlah 13,706
100,00 1,5213
100,00
Sumber :SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah
Bila dilihat dari Tabel 30. diatas terlihat bahwa untuk distribusi balas jasa faktor produksi tenaga kerja, balas jasa terbesar diterima oleh tenaga kerja yang
berasal dari tenaga kerja golongan atas bukan pertanian yakni sebesar 27,83 persen, diikuti oleh balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja golongan bawah
bukan pertanian sebesar 22,25 persen. Sedangkan untuk distribusi balas jasa faktor produksi kapitalmodal, balas jasa yang diterima dari kapital didominasi
oleh perusahaan sebesar 57,06 persen dan modalkapital yang berasal dari rumahtangga golongan atas bukan pertanian sebesar 16,07 persen serta
modalkapital yang berasal dari golongan bawah bukan petani sebesar 11,38 persen. Sedangkan untuk petani sendiri, baik sebagai buruh maupun pemilik
lahan hanya menguasai kapitalmodal sebesar 10,78 persen.
5.3.4. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Disposable Income
Total pendapatan seluruh rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas tahun 2010 mencapai Rp. 4,71 triliun, dimana pendapatan rumah tangga tersebut berasal
dari : 1 upahgaji sebesar Rp. 2,27 triliun; 2 pendapatan kapital sebesar Rp. 1,71 triliun; dan 3 transfer sebesar Rp. 722,69 miliar. Golongan rumah tangga yang
memperoleh pendapatan paling besar adalah rumahtangga golongan atas bukan pertanian, dengan pendapatan sebesar Rp. 1,46 triliun. Sedangkan golongan
rumah tangga yang paling kecil pendapatan rumah tangganya adalah rumah tangga buruh pertanian, dengan total pendapatan sebesar Rp. 370,50 miliar. Dari
total pendapatan rumah tangga tersebut, sebesar Rp. 3,34 triliun atau sekitar 70,95 persennya digunakan untuk konsumsi. Sedangkan pendapatan rumah tangga yang
digunakan untuk pengeluaran transfer, seperti transfer ke rumah tangga lain, transfer ke luar wilayah dan membayar pajak rumah tangga, nilainya sebesar Rp
753,33 miliar atau sekitar 15,99 persen dari total pendapatan. Sehingga diperoleh selisih antara pendapatan dan pengeluaran, yang dapat dianggap sebagai tabungan
rumah tangga mencapai Rp 615,19 miliar atau 13,06 persen dari pendapatan. Rumah tangga golongan atas bukan pertanian merupakan rumahtangga
yang mempunyai tabungan terbesar yakni sebesar Rp 326,54 miliar. Rumah tangga golongan atas bukan pertanian dapat memiliki tabungan sebesar 22,32
persen dari
total pendapatannya.
Adapun sumber-sumber
pendapatan rumahtangga dapat berasal dari pendapatan upahgaji, dan nonupahnongaji,
dimana dalam SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, sumber pendapatan non upah dipisahkan menjadi dua bagian meliputi pendapatan modal dan
pendapatan transfer transfer payment dari rumah tangga lainnya. Tabel.31. Struktur Pendapatan Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas Tahun
2010 dalam Juta Rp.
Golongan Rumah Tangga Pendapatan
UpahGaji Kapital
Transfer Total
Nilai Nilai
Nilai Nilai
Pertanian Buruh
136.662,8 46,27 29.648,1
10,04 129.074,9
43,70 295.385,8 100,00
Pengusaha 582.596,0 54,21
294.467,3 27,40
197.678,6 18,39
1.074.741,9 100,00
Bukan Pertanian
Golongan Bawah
599.956,0 46,87 488.533,7
38,17 191.443,8
14,96 1.279.933,5
100,00 Penerima
Pendapatan 233.299,2
46,47 197.608,0
39,36 71.162,7
14,17 502.069,9
100,00 Golongan
Atas 721.278,6
46,43 703.760,3
45,31 128.343,5
8,26 1.553.382,5
100,00 Jumlah
2.273.792,7 48,32
1.714.017,3 36,43
717.703,6 15,25
4.705.513,6 100,00
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas 2010, data diolah