Adapun rincian dari tujuan, metode, data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Matrik Jenis, Tujuan, Metode, Variabel, Data dan Sumber Data dalam Penelitian
Tujuan Metode Analisis
VariabelParameter Data dan Sumber
Data
Mengetahui kontribusiperanan
sektor perkebunan terhadap
pembangunan daerah Pendekatan SNSE
- Analisis Deskriptif
- Pendapatan
Regional Kabupaten Musi
Rawas -
Tabel SNSE Kabupaten Musi
Tahun 2010 -
Kabupaten Musi Rawas Dalam
Angka Tahun 2011 BPS Kab.
Musi Rawas
- Statistik
Perkebunan Kab. Musi Rawas
Tahun 2011 Mengetahui besarnya
kebocoran wilayah regional leakage
yang terjadi dalam perekonomian wilayah
Pendekatan SNSE -
Analisis Deskriptif -
Pendapatan Regional
Kabupaten Musi Rawas
- Tabel SNSE
Kabupaten Musi Tahun 2010
- Kabupaten Musi
Rawas Dalam Angka Tahun
2011 BPS Kab. Musi Rawas
- Statistik
Perkebunan Kab. Musi Rawas
Tahun 2011 Mengetahui peranan
lembaga pemasaran pada sektor
perkebunan Analisis
Kelembagaan -
Analisis Biaya transaksi
kelembagaan Wawancara dan
pengamatan langsung
3.4. Analisis Data
Sesuai dengan kerangka pemikiran, maka untuk menjawab masalah- masalah yang ada dan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh sekaligus
terperinci tentang dampak kegiatan sektor perkebunan terhadap pembangunan ekonomi wilayah yang terjadi pada masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, maka
dilakukan analisis terhadap SNSE. Sedangkan untuk mengetahui kontribusiperanan sektor perkebunan terhadap pembangunan daerah yaitu
melalui analisis SNSE. Selanjutnya untuk mengetahui penyebab kebocoran wilayah dan bagaimana tingkat kebocoran wilayah regional leakage yang
ditimbulkannya digunakan analisis melalui pendekatan SNSE. Untuk analisis
kelembagaan digunakan untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat kesejahteraan yang disebabkan oleh ada atau tidaknya fungsi kelembagaan yang
terlibat.
3.4.1. Klasifikasi Sistem Neraca Sosial Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
Klasifikasi dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, yang dibagi dalam 2 klasifikasi yaitu : a. Klasifikasi agregat
berukuran 10 x 10; dan b. Klasifikasi agregat berukuran 54 x 54, adapun kerangka SNSE disusun dengan menggunakan empat neraca utama, yaitu :
a. faktor produksi,
b. institusi,
c. sektor produksi,
d. neraca lainnya
Klasifikasi untuk masing-masing kerangka SNSE Kabupaten Musi Rawas terdiri dari :
a. Neraca faktor produksi terdiri dari empat faktor tenaga kerja Musi Rawas
yakni tenaga kerja pertanian, tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar, tenaga kerja tata usaha, penjualan, jasa-jasa dan
tenaga kerja kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, profesional dan teknisi, serta modal;
b. neraca institusi terdapat 5 kelompok yang terbagi atas rumah tangga buruh
pertanian, rumah tangga pengusaha pertanian, rumah tangga golongan bawah bukan pertanian, rumah tangga penerima pendapatan bukan pertanian, rumah
tangga golongan atas bukan pertanian, pemerintah dan terakhir swasta; c.
neraca aktivitas produksi ada 34 sektor produksi dan komoditas impor d.
Neraca lainnya dibagi tiga bagian meliputi : 1 kapital; 2 pajak tidak langsung neto; 3 luar negerikabupaten rest of world,
Hal ini berarti bahwa ordo matriks dari SNSE Kabupaten Musi Rawas untuk tahun 2010 berjumlah 54 x 54, Tabel 10. Berikut ini disampaikan mengenai
klasifikasi SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 sebagai berikut.
Tabel 10. Klasifikasi SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010
Uraian Kode
Ne ra
ca F
ak to
r P
ro d
u k
si Tenaga
Kerja Pertanian
Buruh 1
Pengusaha 2
Produksi, Operator Alat angkutan, manual dan buruh kasar
Buruh 3
Pengusaha 4
Tata Usaha, Penjualan, Jasa-jasa Buruh
5 Pengusaha
6 Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Militer,
Profesional dan Teknisi Buruh
7 Pengusaha
8 Bukan Tenaga KerjaModal
9
Ne ra
ca In
stit u
si Rumah
Tangga Pertanian
Buruh 10
Pengusaha 11
Bukan Pertanian Golongan Bawah
12 Penerima Pendapatan
13 Golongan Atas
14 Perusahaan
15 Pemerintahan
16
Ne ra
ca Ak
ti v
it as Ata
u P
ro d
u k
si Padi
17 Jagung
18 Tanaman Umbi-umbian
19
Karet 20
Kopi 21
Kelapa Sawit 22
Tanaman Lainnya 23
Peternakan dan Hasil-hasilnya 24
Kehutanan 25
Perikanan 26
Pertambangan Migas 27
Pertambangan Non Migas 28
Penggalian 29
Industri Pengolahan Makanan, Minuman 30
Industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 31
Industri kertas dan barang cetakan 32
Industri pupuk, kimia dan barang dari karet 33
Industi barang galian bukan logam batubata 34
Industri Migas 35
Industri barang-barang lainnya 36
Listrik Gas dan Air Minum 37
Bangunan 38
Perdagangan 39
Hotel dan Restoran 40
Angkutan Jalan Raya 41
Angkutan Sungai, danau dan Penyebrangan 42
Angkutan Udara 43
Jasa Penunjang Angkutan 44
Komunikasi 45
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 46
Sewa Bangunan 47
Pemerintah Umum 48
Jasa Sosial Kemasyarakatan 49
Jasa-jasa lainnya 50
Ne ra
ca ek
so g
en Komoditi Impor
51 Kapital investasi dan tabungan
52 Pajak tidak langsung Neto minus subsidi
53 Luar Kabupaten Ekspor dan Impor
54
Sumber : SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010
3.4.2. Kinerja Perekonomian Kabupaten Musi Rawas
Kinerja Perekonomian Kabupaten Musi Rawas ditunjukkan oleh, misalnya, besarnya PDRB yang dihasilkan oleh Kabupaten Musi Rawas. Hal ini
dapat diperoleh dengan dengan cara mencari besarnya nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Musi Rawas dan
kemudian menjumlahkannya Sutomo, 1995. Seperti telah ditunjukkan oleh Tabel 7. bahwa neraca T
13
menunjukkan alokasi nilai tambah dari berbagai sektor produksi ke faktor-faktor produksi yaitu faktor produksi tenaga kerja di
Kabupaten Musi Rawas dan faktor produksi modal kapital. Dengan perkataan lain, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, neraca ini menggambarkan
distribusi nilai tambah menurut sektor dan sekaligus mencerminkan besarnya PDRB atas dasar harga faktor yang dapat dihasilkan oleh Kabupaten Musi
Rawas. Besarnya PDRB Kabupaten Musi Rawas dapat menggambarkan salah satu hasil pembangunan ekonomi pada satu tahun tertentu. Bila PDRB Kabupaten
Musi Rawas dikurangi dengan berbagai pengeluaran untuk pembangunan, maka dugaan mengenai tabungan di Kabupaten Musi Rawas dapat diperoleh yang
memberikan gambaran mengenai salah satu ketersediaan sumberdaya Kabupaten Musi Rawas dalam melaksanakan pembangunan.
3.4.3. Distribusi Pendapatan Faktorial
Distribusi pendapatan faktorial pada kerangka SNSE Kabupaten Musi Rawas tahun 2010, ditunjukkan oleh neraca pertama pada kerangka umum SNSE
seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 7, dimana neraca T
13
yang menunjukkan alokasi nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor produksi
ke faktor-faktor produksi, selain itu neraca T
14
seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 7. menunjukkan pendapatan faktor produksi yang diterima dari luar negeri
oleh berbagai faktor produksi. Total kedua neraca ini yaitu T
13
dan T
14
menunjukkan distribusi pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi atau distribusi pendapatan faktorial factorial income distribution. Dari hasil analisis
menggunakan neraca ini dapat ditunjukkan, antara lain, perbedaan tingkat upah dan gaji yang diterima oleh berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Musi Rawas