Ketenagakerjaan Strategy of capture fisheries development in nunukan regency East Kalimantan, Indonesia-Malaysia Border

Gambar 9 Pola distribusi hasil tangkapan ikan dari Kabupaten Nunukan Gambar 9 menunjukkan bahwa aktifitas ekonomi perikanan yang berlangsung di Kabupaten Nunukan hanya sebatas pada penangkapan ikan yang selanjutnya dikumpulkan di pedagang-pedagang pengumpul. Sedangkan aktifitas ekonomi perikanan lainnya sebagian besar terjadi di Nunukan Malaysia mulai penjualan hasil tangkapan, pengolahan maupun ekspor produk olahan perikanan. Artinya bahwa perputaran ekonomi dan dampak pengganda aktifitas perikanan tangkap lebih banyak dinikmati oleh masyarakat Tawau.

5.2 Pola hubungan sosial masyarakat nelayan

Dalam melakukan operasi penangkapannya, sebagian besar nelayan tidak mempunyai modal baik modal untuk investasi maupun operasional. Semua biaya untuk usaha tersebut mereka peroleh dari pedagang pengumpul yang ada di tempat konsentrasi nelayan masing-masing. Pinjaman tersebut meliputi biaya investasi pengadaan kapal, mesin kapal dan alat tangkap dan biaya operasional setiap kali melakukan trip penangkapan. Total kebutuhan dana untuk investasi Nelayan Pedagang Pengumpul Tauke pelelangan Tauke Pabrik Konsumen Industri Pengolahan Di Indonesia Di Malaysia Konsumen setiap unit penangkapan sekitar 10.000 ringgit atau 30 juta rupiah. Sedangkan biaya operasional berkisar antara 1.000 ringgit 3 juta rupiah sampai 4.000 ringgit 12 juta rupiah. Pengembalian pinjaman dilakukan setiap kali melakukan trip penangkapan. Pertama, hasil penangkapan akan dipotong biaya operasional yang dipinjam oleh nelayan. Kedua, dana yang telah dipotong tersebut kemudian dibagikan kepada anak buah kapal dengan sistem yang berbeda setiap alat tangkapnya. Misalnya, untuk unit penangkapan rawai, pendapatan tersebut dibagi empat bagian : dua bagian untuk pemilik kapal dan dua bagian lagi untuk ABK yang berjumlah dua orang. Ketiga, dari bagian pemilik kapal akan dipotong 20 lagi untuk mencicil biaya investasi yang diterima. Cicilan investasi maupun pemenuhan biaya operasional akan berlangsung sangat lama. Bahkan sampai unit penangkapan tersebut tidak bisa digunakan lagi, cicilan tersebut masih belum dapat dilunasi. Apabila hal tersebut terjadi, nelayan bisa mendapatkan pinjaman lagi dari pemilik modal dan utang yang tersisa akan ditambahkan ke utang baru yang diperolehnya. Oleh karena itu, hampir dapat dipastikan bahwa nelayan tidak akan terbebas dari jeratan utang tersebut. Apabila nelayan melakukan wanprestasi, maka unit penangkapan tersebut akan diambil oleh pedagang pengumpul dan cicilan yang selama ini dilakukan oleh nelayan menjadi hangus artinya cicilan tersebut tidak diperhitungkan lagi. Unit penangkapan tersebut selanjutnya oleh pedagang pengumpul dijual atau dialihkan kepada nelayan lain. Pedagang pengumpul sendiri sebenarnya hanya perantara. Mereka mendapatkan modal untuk disalurkan kepada nelayan dari para tauke yang ada di Tawau. Tauke Tawau dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tauke kilangperusahaan dan tauke pelelangan. Tauke kilang adalah tauke yang mempunyai pabrik baik pengolahan maupun cold storage. Tauke kilang di Tawau ini ada sekitar 8 orang. Sedangkan tauke pelelangan adalah tauke di pasar ikan yang menjual hasil tangkapan nelayan langsung kepada konsumen akhir. Hampir sebagian besar tauke pelelangan 80 adalah orang Melayu yang terdiri dari Melayu Malaysia dan orang Bugis dari Indonesia. Orang-orang Bugis yang menjadi tauke merupakan 1 Orang Bugis warga Negara Indonesia, 2 orang Bugis yang mempunyai dua kewarganegaraan. Hal ini dimungkinkan karena bagi mereka yang telah bermukim di Malaysia selama 10 tahun berhak menjadi warga Negara Malaysia 3 orang Bugis berkewarganegaraan Indonesia tetapi beristrikan warga Negara Malaysia baik yang berasal dari suku Bugis maupun bukan. Secara skematik, pembagian tauke ini disajikan pada Gambar 10. Tauke Pelelangan Tauke Perusahaan 8 orang Pedagang Pengumpul 8-10 orangtauke Nelayan Pemilik Unit Penangkapan 20-50 orang per Pedagang Konsumen Akhir Industri Pengolahan Gambar 10 Pembagian tauke Tawau Peredaran uang untuk usaha penangkapan yang ditangani oleh tauke Tawau ini sangat besar. Berdasarkan perhitungan dari data-data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa total dana yang dikucurkan tauke kilang saja dapat mencapai 120 milyar rupiah untuk investasi dan 48 milyar untuk biaya operasional setiap trip penangkapannya. Apabila diasumsikan bahwa ABK setiap unit penangkapan ikan berjumlah 3 orang, maka nelayan yang menggantungkan hidupnya ada sekitar 1200 nelayan. Peran tauke Tawau ini sangat besar bahkan sudah ada keterikatan yang sistemik sehingga nelayan tidak mungkin terlepas dari pengaruh tauke ini. Adanya keterikatan permodalan tersebut mengakibatkan nelayan tidak bisa menjual hasil tangkapannya kepada pihak lain selain kepada pedagang pengumpulnya. Harga yang terjadi ditentukan oleh pedagang pungumpul dan pemodal dari Tawau. Beberapa harga ikan di tingkat nelayan, pedagang pengumpul dan harga pasaran di Tawau disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Harga ikan di tingkat nelayan Nunukan, pedagang pengumpul dan Pasar Tawau Jenis ikan Tingkat Harga Rp Harga pembelian dari nelayan Harga jual ke Tawau Harga pasaran di Tawau Udang bintik 10.500 12.600 Udang tiger 78.000 90.000 120.000 Kuwe 12.000 18.000 27.000 Belanak 15.000 21.000 24.000 Kakap merah 18.000 24.000 27.000 Kerapu 18.000 24.000 30.000 Sumber : Hasil Wawancara dengan nelayan Dalam konteks hubungan tersebut, nelayan bukanlah pihak yang mendapatkan keuntungan yang relatif besar. Berdasarkan informasi harga yang disajikan pada Tabel 15 dan Tabel 16, margin harga paling besar dinikmati oleh para tauke yang berkisar antara 50 sampai 125 bila dibandingkan dengan harga di tingkat nelayan. Sedangkan bila dibandingkan dengan harga pembelian di tingkat pedagang pengumpul, maka margin keuntungan berkisar antara 12 sampai 50 . Meski margin yang diperoleh nelayan lebih kecil, tapi mereka tetap menjual hasil tangkapannya kepada para tauke Tawau. Disamping karena adanya keterikatan diantara mereka, juga harga jual hasil tangkapan tersebut masih relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga jual di wilayah lokal Nunukan maupun wilayah sekitarnya seperti Tarakan dan Balikpapan.