Pola interaksi spasial Strategy of capture fisheries development in nunukan regency East Kalimantan, Indonesia-Malaysia Border

2 UU nomor 43 tahun 2008 tentang Wilayah Republik Indonesia UU ini diantaranya menjelaskan mengenai pengertian kawasan perbatasan yaitu bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan. Tugas dan kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengelolaan wilayah perbatasan sebagaimana dijelaskan pada pasal 10, 11 dan 12 adalah sebagai berikut: Tabel 42 Kewenangan pemerintah dalam pengelolaan wilayah perbatasan Level Pemerintahan Kewenangan Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan; mengadakan perundingan dengan negara lain mengenai penetapan Batas Wilayah Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional; membangun atau membuat tanda Batas Wilayah Negara; melakukan pendataan dan pemberian nama pulau dan kepulauan serta unsur geografis lainnya; memberikan izin kepada penerbangan internasional untuk melintasi wilayah udara teritorial pada jalur yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan; memberikan izin lintas damai kepada kapal-kapal asing untuk melintasi laut teritorial dan perairan kepulauan pada jalur yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan; melaksanakan pengawasan di zona tambahan yang diperlukan untuk mencegah pelanggaran dan menghukum pelanggar peraturan perundang- undangan di bidang bea cukai, fiskal, imigrasi, atau saniter di dalam Wilayah Negara atau laut teritorial; menetapkan wilayah udara yang dilarang dilintasi oleh penerbangan internasional untuk pertahanan dan keamanan; membuat dan memperbarui peta Wilayah Negara dan menyampaikannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat sekurang-kurangnya setiap 5 lima tahun sekali; dan menjaga keutuhan, kedaulatan, dan keamanan Wilayah Negara serta Kawasan Perbatasan. Lanjutan Tabel 42 Level Pemerintahan Kewenangan Pemerintah Propinsi melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan; melakukan koordinasi pembangunan di Kawasan Perbatasan; melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah danatau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga; dan melakukan pengawasan pelaksanaan pembangunan Kawasan Perbatasan yang dilaksanakan Pemerintah KabupatenKota. Pemerintah Kabupaten melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan; menjaga dan memelihara tanda batas; melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan di Kawasan Perbatasan di wilayahnya; dan melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah danatau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga. Berkenaan dengan pengelolaan kawasan perbatasan, Pasal 14 mengatur tentang pembentukan Badan Pengelola Nasional dan Badan Pengelola Daerah. Badan Pengelola dipimpin oleh seorang kepala badan yang bertanggung jawab kepada Presiden atau kepala daerah sesuai dengan kewenangannya. Keanggotaan Badan Pengelola berasal dari unsur Pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terkait dengan perbatasan Wilayah Negara. Selanjutnya Pasal 15 menjelaskan bahwa Badan Pengelola bertugas menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan. Pelaksana teknis pembangunan dilakukan oleh instansi teknis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Negara Indonesia berhak melakukan pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dan lingkungan laut di laut bebas serta dasar laut internasional yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional. 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan BNPP Pembentukan Badan Nasional Pengelola Perbatasan merupakan amanat Undang-undang no 43 tahun 2010 tentang Wilayah Negara. Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang mengatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi, serta tata kerja Badan Pengelola dan sekretariat tetap di tingkat pusat diatur dengan Peraturan Presiden. Oleh karena itu keluarlah Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Peraturan ini menjelaskan mengenai kedudukan, fungsi dan tugas pokok BNPP. Dijelaskan bahwa BNPP dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang erkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BNPP mempunyai tugas menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan, dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan terhadap pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, BNPP menyelenggarakan fungsi a penyusunan dan penetapan rencana induk dan rencana aksi pembangunan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan, pengoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan,b pengelolaan serta pemanfaatan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan c pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan Batas Wilayah Negara d inventarisasi potensi sumber daya dan rekomendasi penetapan zona pengembangan ekonomi, pertahanan, sosial budaya, lingkungan hidup dan zona lainnya di Kawasan Perbatasan e penyusunan program dan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan sarana lainnya di Kawasan Perbatasan f penyusunan anggaran pembangunan dan pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan sesuai dengan skala prioritas g pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan. 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan di Daerah Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan. Dalam rangka mengelola kawasan perbatasan tersebut dibentuk Badan Pengelola Perbatasan baik di tingkat propinsi maupun kabupatenkota. BPP KabupatenKota dalam pengelolaan wilayah negara dan kawasan perbatasan mempunyai wewenang a melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan b menjaga dan memelihara tanda batas c melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan di Kawasan Perbatasan di wilayahnya; dan d melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah danatau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga. BPP KabupatenKota dalam melaksanakan wewenang mempunyai tugas menetapkan kebijakan program pembangunan perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan, dan melaksanakan evaluasi dan pengawasan di kabupatenkota. BPP KabupatenKota dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi a penyusunan dan penetapan rencana aksi pembangunan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan di kabupatenkota b pengoordinasian penetapan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan, pengelolaan serta pemanfaatan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan di kabupatenkota c pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan batas wilayah negara di kabupatenkota d inventarisasi potensi sumber daya dan rekomendasi penetapan zona pengembangan ekonomi, pertahanan, sosial budaya, lingkungan hidup dan zona lainnya kawasan perbatasan di kabupatenkota e penyusunan program dan kebijakan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan sarana lainnya di kawasan perbatasan kabupatenkota f penyusunan anggaran pembangunan dan pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan sesuai dengan skala prioritas di kabupatenkota; dan pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan di kabupatenkota. 5 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu Peraturan yang terkait dengan ketentuan impor produk tertentu diantaranya adalah Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 56M- DagPer122008 Tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu Yang Kemudian Diperberbaharui Dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 57M-DagPer122010 Tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu. Peraturan no 57 menjelaskan bahwa Produk Tertentu yang terkenan peraturan ini meliputi produk makanan dan minuman, pakaian jadi, alas kaki, elektronika, mainan anak-anak, obat tradisional dan herbal, serta kosmetik . Setiap impor tersebut oleh Importir Terdaftar IT Produk Tertentu hanya dapat dilakukan melalui pelabuhan tujuan a pelabuhan laut: Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno Hatta di Makassar, Dumai di Dumai, dan Jayapura di Jayapura; danatau b seluruh pelabuhan udara internasional. Impor Produk Tertentu oleh IT-Produk Tertentu yang dilakukan melalui pelabuhan laut Dumai di Dumai dan pelabuhan laut Jayapura di Jayapura hanya untuk produk makanan dan minuman. Impor Produk Tertentu untuk kebutuhan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan dasar pertimbangannya, peraturan ini dikeluarkan karena perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif belum tercipta secara maksimal, sehingga masih perlu melakukan peningkatan tertib administrasi impor. Oleh karena itu, impor barang-barang tertentu hanya diperbolehkan melalui pelabuhan-pelabuhan yang disebutkan diatas. Namun dalam kenyataannya peraturan ini tidak memperhatikan realitas di lapangan. Perekonomian wilayah- wilayah perbatasan –termasuk Kab. Nunukan- sangat tergantung pada perdagangan antar negara ini. Sebagian besar barang-barang konsumsi di wilayah