3. Tingkat teknologi penangkapan
Analisis ini dilakukan dengan menganalisis perkembangan jumlah armada penangkapan dengan menggunakan metode trend linear model, yaitu dengan
persamaan : bx
a Y
2 2
X X
N Y
X XY
N b
N X
b N
Y a
Keterangan : Y : jumlah kapal penangkap ikan
a : bilangan tetap nilai dari Y bila X = 0 b : perubahan rata-rata Y terhadap perubahan per unit X
X: variabel bebas waktu
Tingkat teknologi penangkapan ikan dianalisis dengan melihat efektifitas dan efisiensi penggunaan alat tangkap tersebut. Efektifitas merupakan ukuran
tingkat keberhasilan penggunaan alat tangkap sesuai dengan target penangkapan. Efektifitas diukur dengan melihat produktivitas penangkapan baik produktivitas
per alat tangkap maupun produktivitas nelayan. Sedangkan efisiensi diukur
dengan penggunaan input produksi yang lebih kecil dan mendapatkan hasil yang sama atau bahkan lebih besar.
4. Analisis praktek IUU Fishing
Mengidentifikasi praktek-praktek IUU Fishing mencakup pola-pola pelanggaran yang dilakukan, unit penangkapan yang digunakan dan daerah
penangkapan target, daerah asal nelayan dan jaringan pemasarannya. Data yang digunakan sebagai dasar adalah hasil observasi di lapangan dan wawancara
dengan pihak terkait nelayan, pedagang, petugas keamanan laut
5. Analisis infrastuktur pelabuhan perikanan
Analisis dilakukan dengan melihat ketersediaan dan kapasitas fasilitas pelabuhan perikanan dalam rangka melayani aktifitas-aktifitas penangkapan ikan.
Ketersediaan fasilitas dilihat dengan melihat fasilitas yang dibutuhkan baik
fasilitas pokok, fungsional maupun tambahan yang harus ada di suatu pelabuhan perikanan, dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
16 Tahun 2006 tentang pelabuhan perikanan.
6. Pengolahan hasil tangkapan
Dilakukan dengan menganalisis kondisi industri pengolahan yang ada. Pengembangan industri pengolahan dilakukan dengan pemilihan komoditas-
komoditas hasil tangkapan unggulan di wilayah ini. Hal ini dilakukan dengan melihat hasil tangkapan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dicirikan
dengan nilai produksi tinggi atau yang berpotensi memberikan added value yang tinggi.
7. Sumberdaya manusia perikanan tangkap
Analisa dilakukan dengan mengidentifikasi existing condition SDM Perikanan Tangkap yang meliputi sebaran umur, geografis, pendidikan, dan
pengalaman. Disamping itu juga dianalisis tingkat produktivitas nelayan dalam melakukan penangkapan ikan.
3.3.3 Analisis pengembangan kelembagaan pengelolaan
Kelembagaan pengelolaan mencakup aspek organisasi pengelola dan tata aturan dan kebijakan-kebijakan pengelolaan. Oleh karena itu analisis
kelembagaan ini diarahkan untuk kedua aspek tersebut. Tata aturan dianalisis dengan metode analisis isi content analysis terhadap aturan perundang-undangan
yang terkait dengan pengelolaan perikanan tangkap di wilayah perbatasan. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam melakukan analisis isi adalah tujuan, isi
peraturan terkait dengan fungsi pengelolaan perencanaan, pengorganisasian, implementasi, pengawasan, koordinasi dan kerjasama serta pelaksana peraturan
Tabel 3.
Tabel 3 Kriteria analisis isi peraturan pengelolaan perikanan tangkap
Jenis Peraturan Tujuan
Aspek penelaahan
Pelaksana Pen
g elo
laan
p er
ik an
an tan
g k
ap
Ko o
rd in
asi an tar
in stan
si
Ker jasam
a d
en g
an
n eg
ar a
lain
Sedang organisasi pengelola dilakukan dengan menggunakan analisis matrik matrix analysis terhadap tugas, fungsi dan kewenangan oraganisasi-
organisasi terkait pengelolaan perikanan tangkap di perbatasan. Matriks tersebut menjelaskan mengenai fungsi-fungsi pengelolaan yang dilakukan oleh instansi
terkait sebagaimana disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Matrix Analysis fungsi dan kewenangan pengelolaan
Lembaga Fungsi Manajemen
Perencanaan Planning
Pengorganisasian Organizing
Pelaksanaan Actuating
Pengawasan Controlling
Analisis selanjutnya adalah merumuskan kelembagaan pengelola perikanan tangkap di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan dengan alur
sebagaimana disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Alur analisis kelembagaan
3.3.4 Analisis pengembangan lingkungan strategis
Lingkungan strategis merupakan aspek-aspek di luar perikanan tangkap yang berpengaruh terhadap pengelolaan perikanan tangkap di wilayah Nunukan.
Analisis yang digunakan adalah melakukan identifikasi aspek lingkungan strategis yang meliputi kondisi perekonomian wilayah, hukum dan kelembagaan dan
infrastruktur wilayah. Untuk selanjutnya dilakukan analisis pengembangan lingkungan strategis dengan melihat faktor-faktor internal kekuatan dan
kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman
3.3.5 Penyusunan strategi pengembangan perikanan tangkap di wilayah perbatasan
Penyusunan strategi pengembangan perikanan tangkap mengadaptasi pendekatan Soft Systems Methodology SSM yang mengacu Checkland and
Scholes 1990. SSM ini merupakan sebuah pendekatan untuk memecahkan
Penilaian Kelembagaan
Tujuan Pengelolaan
Perikanan Tangkap
Prasyarat Pengelolaan
Hukum dan Kelembagaan
yang diperlukan Fungsi dan
Manfaat Perikanan Tangkap di
Wilayah Perbatasan
Hukum dan Kelembagaan
yang sudah ada