Identifikasi Solusi Atas Isu

Kajian mengenai tata aturan ketercakupan aturan, kontradiksi antar aturan dan kekosongan aturan. Berdasarkan kajian Bab 8 terlihat bahwa belum ada aturan yang secara eksplisit mengatur pengelolaan perikanan tangkap di wilayah perbatasan yang sifatnya menyeluruh. Aturan yang ada hanya perizinan pengoperasian alat tangkap pukat hela di perairan Kalimantan Timur. Padahal permasalahan perikanan tangkap terlebih di wilayah perbatasan relatif lebih kompleks, karena tidak hanya terkait dengan interaksi antar komponen perikanan tangkap di dalam negeri tetapi juga terkait dengan pelaku perikanan dari negara yang berbatasan. Dalam konteks organisasi pengelola, aspek koordinasi menjadi fokus perhatian. Hal ini disebabkan karena relatif banyaknya institusi yang terkait dengan pengelolaan perikanan tangkap di wilayah perbatasan. Pengaturan kelembagaan pengelolaan perikanan tangkap di perbatasan ini hendaknya mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan perikanan tangkap secara keseluruhan yang mencakup tujuan pembangunan secara ekonomi, sosial dan lingkungan dimana dalam terminologi yang disampaikan Charles 2001 dikatakan sebagai tujuan biologikonservasi sumberdaya biologicalresource conservation, sosialpemerataan socialequity dan ekonomi economicproductivity. Lebih jauh Charles mempertajam tujuan-tujuan ekonomi yang mencakup i produksi ikan production of fish yang sangat penting dalam konteks pemenuhan pasokan bahan pangan, ii efisiensi ekonomi economic efficiency yang mengarah pada penggunaan input produksi yang lebih efisien, iii ketenagakerjaan employments yang sering menjadi tujuan utama dalam pembangunan perikanan, tidak hanya terkait dengan perikanan tangkap itu sendiri tetapi lebih luas dari itu untuk mendukung pembangunan masyarakat pedesaan dan stabilitas sosial dan iv pembayaran luar negerikeseimbangan pembayaran foreign exchangebalance of payment yang merupakan tujuan pada level nasional yaitu membawa pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks yang lebih luas tujuan pembangunan perikanan tersebut mendukung tujuan pembangunan sektor ekonomi yaitu diversifikasi industri industry diversification, stabilitas sosial politik sociopolitical stability, penurunan kesenjangan desa-kota decreasing rural-urban drift dan pemeliharaan keseimbangan pembangunan wilayah maintaining a regional balance of development. Kebijakan pengembangan perikanan di perbatasan Pengelolaan perikanan tangkap yang efektif Aturan pengelolaan Peningkatan efektifitas organisasi Koordinasi pengelolaan Peningkatan Kerjasama pengelolaan dengan Malaysia Kejelasan tugas pokok dan fungsi Memperkecil tumpang tindih kewenangan Penguatan kelembagaan pengelola Gambar 28 Model konseptual bagi pengelolaan pada pengembangan perikanan tangkap di Nunukan

9.3.4 Sub sistem pengembangan lingkungan strategis

Perikanan tangkap merupakan bagian dari sistem ekonomi wilayah Kabupaten Nunukan. Oleh karena itu perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kondisi dan konstelasi perekonomian wilayah secara keseluruhan. Aspek-aspek yang berpengaruh tersebut diantaranya adalah ekonomi makro Kabupaten Nunukan, infrastruktur wilayah dan peraturan dan kebijakan daerah. Berdasarkan pembahasan Bab 9 diketahui bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan cepat disamping sektor pertambangan dan galian. Dalam jangka panjang sektor pertanian akan lebih kompetitif mengingat sektor ini merupakan sektor yang dapat pulih kembali dibandingkan dengan pertambangan dan galian. Keberlanjutan dan pertumbuhan sektor pertanian sangat tergantung pada aspek pengelolaannya yang tepat. Keunggulan sektor pertanian pun terlihat dari nilai pertumbuhan proporsional yang paling besar dan bernilai positif. Artinya secara proporsional relatif unggul. Demikian pula halnya bila dilihat dari Pertumbuhan Pangsa Wilayah menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai daya saing yang paling tinggi. Sedangkan aspek infrastruktur masih mengahadpi kendala dengan lemahnya penyediaan infrastruktur yang diperlukan untuk memacu kegiatan perekonomian. Infrastruktur dasar tersebut adalah aksesibilitas perhubungan dari dank ke Nunukan maupun di dalam Kabupaten Nunukan sendiri, ketersediaan listrik dan penyediaan air bersih. Interaksi antar komponen sistem pengembangan tersebut diharapkan mampu mendukung pencapaian tujuan pengembangan perikanan tangkap di wilayah perbatasan yaitu meningkatkan pendapatan nelayan dan negara melalui penyempurnaan sistem perdagangan hasil tangkapan ke luar negeri, menjaga kelestarian sumberdaya ikan di wilayah perairan perbatasan melalui penanganan praktek IUU Fishing, dan meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan.