model deterministik mempertimbangkan aspek ketidakpastian yang lebih menggambarkan realitas dunia nyata dan model stokastik jika ketidakpastian
dimasukkan ke dalam model. Kajian mengenai model pengelolaan dan pengembangan perikanan
tangkap telah banyak dilakukan, diantaranya adalah Sari, 2010, Sultan 2004, Kaleka 2006, Sutisna 2007. Namun demikian masih sangat jarang kajian-
kajian model pengelolaan perikanan tangkap di wilayah perbatasan. Satu hal yang menarik dan membedakannya dengan model pengelolaan perikanan tangkap
secara umum, pengelolaan di wilayah perbatasan sangat terkait dengan dinamika interaksi dengan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap yang dilakukan oleh
negara yang berbatasan.
3 METODOLOGI
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Dalam rangka melihat kondisi perikanan tangkap maka dilakukan survey ke
wilayah-wilayah konsentrasi perikanan tangkap di Nunukan dan daerah Tawau Malaysia yang merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Indonesia di
wilayah tersebut. Pengambilan data dilakukan pada Maret – April 2009 dan
bulan Januari 2010. Lokasi Kabupaten Nunukan disajikan pada Gambar 5.
3.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dikatagorikan menjadi i data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak-pihak
terkait yang meliputi kalangan pemerintahan Dinas Perikanan dan Kelautan, Bappeda, Kimpraswil, Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
nelayan dan pengusaha. Disamping itu, dilakukan juga pengamatansurvey ke wilayah negara tetangga daerah Tawau Malaysia untuk menggali dan
membandingkan kondisi-kondisi yang diteliti kondisi sarana prasarana, aktifitas ekonomi, aktifitas penangkapan, penanganan hasil tangkapan dan pemasaran dan
distribusi hasil tangkapan; ii data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi terkait. Data-data yang dikumpulkan disajikan pada Tabel 2.
3.3 Pengolahan dan Analisis Data 3.3.1 Analisis pengembangan pasar
1. Pola distribusi hasil tangkapan
Pola distribusi hasil tangkapan dilakukan secara deskriptif dengan menjelaskan saluran distribusi, pelaku distribusi, harga jual dan harga beli hasil
tangkapan dan lain-lain.
2. Pola hubungan sosial masyarakat nelayan
Pola hubungan sosial masyarakat nelayan sangat erat kaitannya dengan distribusi hasil tangkapan. Analisis ini dilakukan berdasarkan pada kemungkinan
adanya hubungan kekerabatan antara masyarakat perbatasan yang masuk ke dalam
wilayah Indonesia dengan masyarakat di negara tetangga. Analisis ini dilakukan secara deskriptif dengan melihat lapisan masyarakat stratifikasi sosial, interaksi
dan mobilitas sosial.
Gambar 5 Peta lokasi penelitian