56 Palabuhanratu dari tahun 2000-2007 cenderung meningkat setiap tahunnya.
Penurunan jumlah nelayan terjadi pada tahun 2008 sebesar 34,9 dan kembali meningkat pada tahun 2009.
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b
data diolah kembali
Gambar 7 Grafik perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2000-2009
3.3.5 Daerah dan musim penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu
1 Daerah penangkapan ikan
Kapal milik nelayan yang berdomisili di PPN Palabuhanratu masih termasuk kapal tradisional, selain karena terbuat dari kayu dan tidak dilengkapi
peralatan navigasi modern, juga karena ukurannya yang sebagian besar 30 GT. Hal ini berpengaruh pada daya jelajah saat operasi penangkapan ikan.
Daerah penangkapan ikan DPI yang menjadi tujuan nelayan PPN Palabuhanratu dalam operasi penangkapannya yaitu Teluk Palabuhanratu, Ujung
Genteng, Bayah, Binuangeun, Cidaun, Ujung Kulon, Sumatera, Jawa Tengah dan Samudera Hindia Tabel 21. Namun terdapat beberapa DPI yang paling sering
menjadi tujuan nelayan PPN Palabuhanratu yaitu Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng dan Samudera Hindia.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Ju m
lah o
ran g
Tahun
57 Tabel 21 Daerah
–daerah penangkapan ikan nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2009
Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010
b
2 Musim penangkapan ikan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu dan nelayan diketahui bahwa kegiatan perikanan tangkap di PPN Palabuhanratu tidak
dilakukan setiap hari sepanjang tahun, hal ini tergantung pada cuaca dan musim penangkapan ikan. Musim penangkapan ikan yang dikenal masyarakat perikanan
Palabuhanratu yaitu musim barat Desember-Maret dan musim timur Juni- Jenisukuran kapal
Jenis alat tangkap
Daerah penangkapan ikan
1. Perahu motor tempel PMT
Payang Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng,
Bayah, Binuangeun Pancing ulur
Teluk Palabuhanratu Rampus
Teluk Palabuhanratu Trammel net
Teluk Palabuhanratu
2. Kapal motor KM 10 GT
Purse seine Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Bagan Teluk Palabuhanratu
Gillnet Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon,
Samudera Hindia Pancing ulur
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng Rawai
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng Trammel net
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng Pancing tonda
Samudra Hindia Payang
Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah, Binuangeun
3. Kapal motor KM 11-20 GT
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia Rawai
Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon
4. Kapal motor KM 21-30 GT
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia Rawai
Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon
Tuna longline Samudra Hindia
5. Kapal motor KM 30 GT
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,
Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia Rawai
Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon
Tuna longline Samudra Hindia
58 Agustus. Peralihan antara kedua musim tersebut disebut oleh masyarakat PPN
Palabuhanratu sebagai musim “Liwung”. Selanjutnya dijelaskan oleh pengelola PPN Palabuhanratu dan nelayan
bahwa secara umum selama musim barat sering terjadi gelombang besar, angin sangat kencang, ombak yang besar dan hujan lebat. Hal tersebut membuat banyak
nelayan PPN Palabuhanratu yang tidak melakukan aktifitas penangkapan ikan, terutama untuk kapal-kapal ukuran kecil 10GT. Berbeda ketika musim timur,
keadaan perairan relatif lebih tenang, angin yang bertiup tidak terlalu kencang dan jarang terjadi hujan. Keadaan ini memungkinkan bagi nelayan untuk melaut dan
biasanya merupakan puncak produksi ikan di PPN Palabuhanratu.
59
5 KONDISI AKTUAL PERIKANAN PANCING RUMPON, DAN FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN
TERKAIT DI PPN PALABUHANRATU
5.1 Kondisi Aktual Perikanan Pancing Rumpon di PPN Palabuhanratu