59
5 KONDISI AKTUAL PERIKANAN PANCING RUMPON, DAN FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN
TERKAIT DI PPN PALABUHANRATU
5.1 Kondisi Aktual Perikanan Pancing Rumpon di PPN Palabuhanratu
Sebagaimana telah dikemukakan didalam sub sub bab 2.3.1, perikanan pancing rumpon yang terdapat di PPN Palabuhanratu merupakan perikanan
pancing tonda yang dioperasikan di sekitar rumpon, sehingga masyarakat PPN Palabuhanratu mengenalnya dengan sebutan pancing rumpon. Menurut hasil
wawancara dengan pihak pengelola PPN Palabuhanratu perikanan pancing rumpon pertama kali diperkenalkan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2005 oleh
nelayan pendatang dari Sulawesi yang membawa kapal pancing rumpon dan beroperasi di sekitar teluk Palabuhanratu.
1 Armada pancing rumpon
Armada pancing rumpon di PPN Palabuhanratu merupakan armada baru yang berkembang dengan pesat, terbukti dari pertumbuhan jumlah armada yang
lebih dari 30 per tahun Tabel 22. Pertumbuhan jumlah armada pancing rumpon diduga terjadi sebagai akibat dari adanya ketertarikan yang tinggi dari
nelayan karena melihat hasil tangkapan utama armada ini, yaitu ikan tuna yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan hasil tangkapan untuk diekspor
dari PPN Palabuhanratu. Jumlah armada pancing rumpon dan pertumbuhannya di PPN Palabuhanratu tahun 2005 sampai tahun 2009 yaitu:
Tabel 22
Jumlah armada perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009
Tahun Jumlah armada pancing rumpon unit
Pertumbuhan 2005
9 -
2006 20
122,2 2007
29 45
2008 40
37,9 2009
65 62,5
Rata-rata 32,6
53,53 Kisaran
9 - 65 37,9 - 122,2
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b
data diolah kembali
60 Jumlah armada pancing rumpon di PPN Palabuhanratu pada awal
keberadaannya tahun 2005 berjumlah 9 unit. Jumlah ini meningkat setiap tahunnya, sehingga pada tahun 2009 jumlah armada pancing rumpon di PPN
Palabuhanratu berjumlah 65 unit. Selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 jumlah armada pancing rumpon di PPN Palabuhanratu cenderung
meningkat Gambar 8. Peningkatan tersebut terjadi dengan pertumbuhan rata-rata 52,2 per tahun atau pada kisaran 37,9 sampai 122,2. Peningkatan jumlah
armada pancing rumpon paling tajam terjadi pada tahun 2009 yaitu meningkat sebesar 122,22.
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b
data diolah kembali
Gambar 8 Grafik perkembangan jumlah armada pancing rumpon di PPN
Palabuhanratu tahun 2005-2009 Kapal yang digunakan pada usaha perikanan pancing rumpon di PPN
Palabuhanratu disebut juga sebagai kapal pancing rumpon. Kapal ini merupakan kapal motor yang terbuat dari kayu dengan ukuran kapal rata-rata 6 GT. Menurut
perhitungan pada Tabel 23 diketahui ukuran tersebut berada pada kisaran 4,6 sampai 7,8 GT atau p x l x d panjang, lebar dan tinggidepth berkisar 10,5
– 12,5 x 2,5
– 3,0 x 1,0 – 1,5 m³.
10 20
30 40
50 60
70
2005 2006
2007 2008
2009 Ju
m lah
u n
it
Tahun
61 Tabel 23 Panjang, lebar dan tinggi depth kapal pancing rumpon di PPN
Palabuhanratu tahun 2009 Kelompok ukuran Panjang m Lebar m Tinggidepth m
GT 1
10,5 2,5
1,0 4,6
2 11,0
2,7 1,5
7,8 3
11,5 2,6
1,0 5,2
4 12,0
2,6 1,0
5,5 5
12,5 3,0
1,0 6,6
Rata-rata 11,5
2,7 1,1
5,93 Kisaran
10,5 - 12,5 2,5 - 3,0
1,0 - 1,5 4,6 - 7,8
Sumber : Syahbandar PPN Palabuhanratu, 2010 data diolah kembali
Kapal pancing rumpon yang dominan terdapat di PPN Palabuhanratu pada tahun 2009 adalah kapal dengan ukuran 5,2 GT atau p x l x d 11,5 m x 2,6 m x
1,0 m. Selain memiliki ukuran kapal yang beragam di atas, perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu juga memiliki keragaman merek dan kekuatan
mesin kapal yang digunakan yaitu Kubota 23PK, Kubota 25PK, Yanmar 18PK, Yanmar 30PK dan Jlandong 30PK. Jenis mesin yang paling banyak digunakan
adalah mesin dengan merek Yanmar yang mempunyai kekuatan 18PK.
2 Alat tangkap pancing rumpon dan pengoperasiannya
Alat tangkap yang digunakan dalam perikanan pancing rumpon adalah pancing dengan beberapa macam cara pengoperasian. Terdapat tiga macam cara
pengoperasian pancing dalam satu kapal pancing rumpon yaitu ditonda, menggunakan pelampung yang dihanyutkan dan ditarik menggunakan layang-
layang. Ketiga macam cara pengoperasian pancing tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1 Pancing rumpon yang ditonda
Cara pengoperasian pancing rumpon yang ditonda Gambar 9 yaitu dengan cara ditarik menggunakan kapal mengelilingi daerah penangkapan ikan di sekitar
rumpon. Pengoperasian pancing rumpon yang ditonda yang berbasis di PPN Palabuhanratu terdiri dari tiga tahap yaitu setting, towing dan hauling. Pada
tahapan setting dilakukan penurunan atau penguluran tali pancing di bagian buritan dan samping kapal. Setelah pancing disetting pancing tersebut diseret
towing oleh kapal mengelilingi daerah penangkapan ikan di sekitar rumpon dengan kecepatan konstan berkisar 2
– 4 knot. Tujuan penarikan tersebut agar
62 umpan buatan yang digunakan bergerak-gerak dan berenang menyerupai mangsa
ikan yang menjadi target operasi penangkapan. Hauling dilakukan pada saat umpan sudah dimakan ikan dengan cara menarik tali pancing ke atas kapal sampai
ikan terangkat ke atas kapal.
Gambar 9 Pancing rumpon yang ditonda dan berbasis di PPN Palabuhanratu
tahun 2010 Cara pengoperasian diatas, juga sesuai dengan Sainsbury 1971 vide Sari
2011 yang menyatakan pancing tonda atau pancing rumpon dioperasikan dengan cara ditarik secara horizontal oleh perahu atau kapal dengan kecepatan lebih
kurang 2 knot. Selain itu juga sesuai dengan Handriana 2007 yang menyatakan bahwa pola pengoperasian pancing tonda di rumpon dilakukan dengan beberapa
pola yang bentuknya mengelilingi rumpon.
2 Pancing rumpon yang dihanyutkan
Pengoperasian pancing rumpon yang dihanyutkan dan berbasis di PPN Palabuhanratu Gambar 10 dilakukan denga cara menghanyutkan pancing di laut
dengan bantuan pelampung. Tahapan pengoperasian pancing rumpon yang dihanyutkan yaitu setting, drifting dan hauling.
63 Setting alat tangkap ini dilakukan dengan menurunkan alat tangkap dengan
urutan mata pancing yang telah dipasang umpan, tali pancing, dan yang terakhir pelampung. Setelah penurunan pancing setting selesai dilakukan, pancing
berpelampung tersebut dibiarkan hanyut drifting. Pada saat drifting nelayan dapat sekaligus mengoperasikan jenis pancing yang menggunakan layang-layang.
Drifting dilakukan sampai pelampung bergerak-gerak timbul tenggelam yang menandakan bahwa umpan telah dimakan oleh ikan. Jika hal tersebut terjadi maka
kapal akan mendekati pelampung dan dilakukan hauling dengan urutan penarikan alat tangkap ke atas kapal yaitu pelampung, tali pancing dan terakhir hasil
tangkapan.
Gambar 10 Pancing rumpon yang dihanyutkan dan berbasis di PPN Palabuhanratu tahun 2010
3 Pancing rumpon dengan layang-layang
Pancing rumpon dengan layang-layang yang berbasis di PPN Palabuhanratu Gambar 11 dioperasikan dengan cara ditarik menggunakan layang-layang.
Pertama-tama dilakukan pengikatan tali pancing pada tali layang-layang.
64 Kemudian layang-layang mulai diterbangkan, dengan terbangnya layang-layang
maka tali pancing akan ikut tertarik ke arah laut. Umpan tiruan cumi-cumi diposisikan agar berada di permukaan laut dan layang-layang ditarik-tarik
sehingga pada saat layang-layang bergerak maka umpan tiruan cumi-cumi yang berada di permukaan laut akan ikut bergerak menyerupai pergerakan cumi-cumi
asli. Pada saat nelayan yang menerbangkan layang-layang merasakan pergerakan tali karena umpan telah dimakan oleh ikan, maka nelayan tersebut menarik tali
pancing, menurunkan layang-layang dan menaikkan hasil tangkapannya ke atas kapal.
Gambar 11 Pancing rumpon dengan layang-layang yang berbasis di PPN Palabuhanratu tahun 2010
Pancing ini biasanya dioperasikan sekaligus dengan alat tangkap pancing rumpon yang dihanyutkan dengan syarat terdapat angin di daerah penangkapan
ikan. Angin berfungsi untuk menerbangkan layang-layang, sehingga jika tidak ada angin di daerah penangkapan tersebut maka layang-layang tidak bisa diterbangkan
dan pancing ini tidak bisa dioperasikan. Cara pengoperasian ketiga pancing rumpon di atas masing-masing memiliki
cara pengoperasian yang saling melengkapi tergantung dari kondisi daerah penangkapan. Pada saat angin kencang atau arus kencang nelayan tidak dapat
mengoperasikan pancing yang berpelampung, karena pancing dapat hilang atau
65 hanyut terbawa angin atau arus, disaat seperti ini maka nelayan menggunakan
pancing yang di tonda atau pancing dengan layang-layang. Sebaliknya pada saat angin atau arus tidak ada atau tenang, maka nelayan tidak dapat mengoperasikan
pancing dengan layang-layang, melainkan menggunakan pancing berpelampung atau pancing yang di tonda.
Konstruksi ketiga pancing rumpon di atas terdiri dari beberapa bagian yaitu pelampung, tali pancing, mata pancing dan umpan. Berikut penjelasan dari
bagian-bagian tersebut : Pelampung
Pelampung yang digunakan pada perikanan pancing rumpon di wilayah Palabuhanratu berupa jerigen. Jerigen yang digunakan memiliki ukuran 35 cm x
10 cm x 25 cm. Pelampung ini digunakan untuk mengapungkan rangkaian pancing pada saat pengoperasian pancing rumpon yang dihanyutkan. Selain itu
pelampung ini juga berfungsi sebagai tempat menggulung tali pancing pada saat pancing sedang tidak dioperasikan.
Tali pancing Tali pancing yang digunakan pada perikanan pancing rumpon terbuat dari
bahan nylon. Tali pancing yang digunakan memiliki diameter 2 mm, dengan panjang tali pancing yang biasa digunakan 50-70 m, tergantung dari kedalaman
daerah penangkapan ikan. Pengikatan tali pancing tergantung pada cara pengoperasian pancing rumpon yang dilakukan. Tali pancing pada pancing yang
ditonda diikatkan pada kapal, pada pancing yang dihanyutkan tali pancing diikatkan pada pelampung, sedangkan pada pancing layang-layang tali pancing
diikatkan pada layang-layang. Mata Pancing
Mata pancing yang digunakan pada pancing rumpon terbuat dari stainless atau besi baja. Hasil wawancara terhadap responden nelayan didapatkan bahwa
nomor mata pancing yang digunakan oleh nelayan pancing rumpon di Palabuhanratu beragam yaitu antara nomor 5
–7, namun yang paling sering digunakan adalah mata pancing no 6 sesuai dengan Nugroho 2002.
66 Umpan
Umpan yang digunakan perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu adalah umpan asli dan umpan tiruan. Umpan hidup hanya digunakan pada operasi
pancing rumpon yang dihanyutkan. Umpan hidup yang biasanya digunakan oleh nelayan perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu adalah ikan tembang.
Umpan tiruan biasanya berbentuk cumi-cumi dari bahan plastik, ada pula yang terbuat dari tali rafia atau benang sutra Gambar 12. Umpan ini bersifat
menarik perhatian ikan, dan diusahakan menyerupai bentuk dan warna mangsanya. Umpan tiruan dari plastik berbentuk cumi-cumi digunakan pada jenis
pancing rumpon dengan layang-layang, sedangkan umpan yang terbuat dari tali rafia digunakan pada pancing rumpon yang ditonda.
a. Umpan plastik berbentuk cumi-cumi b. Umpan dari benang sutra
Gambar 12 Umpan tiruan yang digunakan dalam perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2010
Armada pancing rumpon membutuhkan alat bantu dalam operasinya, alat bantu tersebut terbagi ke dalam dua kategori yaitu alat bantu penanganan hasil
tangkapan dan alat bantu rumpon. Kedua kategori tersebut dijelaskan sebagai berikut :
o Alat bantu penanganan hasil tangkapan
Alat bantu yang digunakan dalam penanganan hasil tangkapan pancing rumpon adalah gacok, serok dan sekop Gambar 13. Alat bantu gacok dan serok
67 berfungsi mengangkat hasil tangkapan ke atas kapal dan sekop untuk mengangkat
es curah yang digunakan pada saat penanganan hasil tangkapan.
a. Gacok b. Serok
c. Sekop Gambar 13 Alat bantu penanganan hasil tangkapan yang digunakan dalam
perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2010 o
Alat bantu rumpon Alat bantu rumpon merupakan suatu atractor yang berfungsi sebagai tempat
berkumpulnya ikan-ikan, termasuk ikan pelagis besar seperti ikan tuna, cakalang, marlin, lemadang dan tongkol. Ikan tuna merupakan hasil tangkapan utama
perikanan pancing rumpon, sedangkan ikan lainnya merupakan hasil tangkapan sampingan dari perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu. Adanya alat
bantu rumpon ini juga dapat menghemat waktu dan bahan bakar kapal pancing rumpon karena daerah penangkapan ikannya yang sudah pasti sehingga tidak
perlu lagi berburu kumpulan atau schooling ikan. Rumpon yang digunakan oleh para nelayan pancing rumpon di PPN
Palabuhanratu memiliki konstruksi yang hampir sama dengan konstruksi rumpon yang terdapat di dalam Subani dan Barus 1989 dan Hardiana 2007. Konstruksi
tersebut merupakan konstruksi dari rumpon permukaan dimana atractornya berada di daerah permukaan.
Hal diatas sesuai dengan Martasuganda 2008 yang menyatakan bahwa rumpon permukaan adalah rumpon yang dipasang di permukaan perairan secara
menetap atau dihanyutkan. Rumpon ini terdiri dari pelampung, atractor, pemberat
68 dan tali. Pelampung rumpon permukaan berada di atas permukaan air, sedangkan
bagian lainnya berada di bawah permukaan air sub bab 2.4.2. Rumpon yang digunakan oleh nelayan pancing rumpon di PPN
Palabuhanratu menggunakan pelampung yang terbuat dari tabung dengan bahan besi, pemberat dengan bahan semen, tali tambang dan penarik perhatian ikan
atractor yang terbuat dari daun kelapa Gambar 14. Panjang tali utama yang digunakan pada rumpon tersebut bergantung pada kedalaman perairan lokasi
rumpon dipasang.
a. Pelampung b. Pemberat
c. Atractor d. Tali rumpon
Gambar 14 Bagian-bagian rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Bagian-bagian rumpon di atas dibawa secara terpisah oleh nelayan
menggunakan kapal ke tempat rumpon akan dipasang, kemudian setelah sampai di tempat tersebut baru rumpon dirangkai dengan konstruksi rumpon permukaan.
Konstruksi rangkaian rumpon yang umumnya digunakan oleh nelayan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu terdapat pada Gambar 15 berikut ini :
69
Gambar 15 Konstruksi rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2010
3 Nelayan
Nelayan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu terdiri dari satu orang nelayan sebagai kapten kapal atau tekong dan sisanya sebagai nelayan Anak Buah
Kapal ABK. Tidak terdapat pembagian posisi dari ABK yang terdapat di kapal tersebut, sehingga semua ABK memiliki posisi dan tugas yang sama di atas kapal.
Tugas seorang kapten kapal pada kapal pancing rumpon adalah mengemudikan kapal, menentukan kemana arah tujuan kapal dan memberi perintah kepada
ABKnya, selain itu kapten kapal juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam memastikan keselamatan kapal dan ABKnya, sedangkan tugas dari ABK kapal
adalah mengoperasikan alat tangkap, melakukan penanganan hasil tangkapan di atas kapal, memasak dan memperbaiki mesin kapal apabila terjadi kerusakan.
Pembagian kerja ABK di atas kapal pancing rumpon oleh kapten kapal bersifat
70 bebas yang artinya terserah keinginan kapten kapal seperti pengoperasian alat
tangkap, memasak, membersihkan kapal dari sisa hasil tangkapan seperti sisik dan lendir ikan dilakukan bersama-sama oleh semua ABK kapal.
Jumlah nelayan perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu pada tahun 2009 yaitu sebanyak 241 orang. Jumlah tersebut terbagi kedalam dua
kelompok yaitu kelompok yang berisikan 4 orang nelayan dan kelompok yang berisikan 5 orang nelayan. Pengelompokan ini didasarkan pada kepemilikan
rumpon, dimana satu kelompok memiliki satu rumpon yang dibuat dan dimanfaatkan bersama. Jumlah kelompok yang berisi 5 orang nelayan berjumlah 9
kelompok, sedangkan 49 kelompok lainnya berisi 4 orang nelayan. Pemilik usaha pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tidak ikut serta dalam
operasi penangkapan ikan. Pemilik usaha hanya menyediakan kapal, alat tangkap, dan biaya operasional pancing rumpon, serta memperoleh keuntungan dari
penjualan hasil tangkapan. Pembagian keuntungan tersebut yaitu 50 dari keuntungan diberikan kepada pemilik usaha pancing rumpon dan 50 lagi
dibagikan kepada nelayan kapal dimana kapten kapal mendapat bagian dua kali dari bagian nelayan ABK. Keuntungan yang dibagikan tersebut dihitung
berdasarkan jumlah hasil penjualan hasil tangkapan yang didaratkan dikurangi biaya operasional kapal.
4 Jenis dan Produksi hasil tangkapan
Jenis hasil tangkapan yang didaratkan oleh pancing rumpon di PPN Palabuhanratu yaitu : tuna Thunnus sp., cakalang Katsuwonus pelamis, cucut
Carcharhinus sp., jangilusmarlin Istiophorus gladius, layaran Istiophorus orientalis, layang Decapterus sp., lemadang Coryphaena hippurus, pari
Dasyatis sp., pedang-pedang Xiphias gladius, setuhuk Makaira mazara, sunglir Elagatis bipinnulatus dan tongkol Auxis sp..
Hasil tangkapan tersebut terbagi kedalam dua kategori yaitu hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan utama dominan pancing
rumpon berdasarkan Tabel 24 adalah tuna dan cakalang, sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah cucut, jangilusmarlin, layang, layaran,
lemadang, pari, pedang-pedang, setuhuk, sunglir dan tongkol.
71 Tabel 24 Produksi hasil tangkapan perikanan pancing rumpon berdasarkan jenis
hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009 Jenis
Produksi kg 2005
2006 2007
2008 2009
kg 1.Cakalang
87.975 200.410 132.534 128.786 179.371 29,8
2.Cucut 29
- 100
- 205
0,0 3.Jangilus
92 743
1.160 33
- -
4.Layang -
- 935
- 500
0,1 5.Layaran
- 33
189 139
188 0,0
6.Lemadang 61
2.761 5.250
1.270 2.793
0,5 7.Pari
- -
150 -
723 0,1
8.Pedang-Pedang -
131 124
67 163
0,0 9.Setuhuk Loreng
- -
- 4.415
23.451 3,9
10.Sunglir -
- -
65 -
- 11.Tongkol
102 400
666 566
- -
12.Tuna Big Eye -
7.399 53.188
35.488 88.175
14,7 13.Tuna Yellow Fin
74.127 97.452
89.782 121.302 305.652 50,8
Jumlah 162.386 309.329 284.007 292.167 601.221 100,0
Pertumbuhan -
90,5 −8,2
2,9 105,8
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b
data diolah kembali
Tabel 24 berisikan jenis dan jumlah hasil tangkapan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2009. Jenis hasil tangkapan dengan jumlah terbanyak tahun
2009 adalah ikan tuna sebanyak 393.790 kg 65,50 dan ikan cakalang sebanyak 179.371 kg 29,84. Hasil tangkapan dengan jumlah yang paling sedikit
didaratkan tahun 2009 adalah cucut dengan jumlah 205 kg atau 0,03. Jenis hasil tangkapan sampingan pancing rumpon yang tidak diproduksi tahun 2009 adalah
jangilus, sunglir dan tongkol. Jumlah keseluruhan produksi hasil tangkapan perikanan pancing rumpon di
PPN Palabuhanratu tahun 2005 sampai tahun 2009 juga terdapat pada Tabel 24. Jumlah hasil tangkapan pancing rumpon tahun 2009 sebanyak 601.221 kg, yang
merupakan jumlah hasil tangkapan pancing rumpon yang paling tinggi selama periode tahun 2005-2009. Jumlah hasil tangkapan perikanan pancing rumpon
yang paling sedikit adalah tahun 2005 dengan jumlah 162.386 kg.
72
Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b
data diolah kembali
Gambar 16 Grafik perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009
Berdasarkan Gambar 16 diketahui bahwa perkembangan jumlah hasil tangkapan pancing rumpon tahun 2005-2009 cenderung mengalami peningkatan
yang cukup tajam dengan rata-rata pertumbuhan 38,19 pertahun dan dengan kisaran -8,2 sampai dengan 105,78 pertahun. Pada tahun 2009 terjadi
peningkatan hasil tangkapan perikanan pancing rumpon yang paling tinggi yaitu sebanyak 105,78, yang diduga hal tersebut disebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi peningkatan jumlah armada perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu yang cukup besar yaitu sebesar 62,5 Tabel 22.
Jenis-jenis hasil tangkapan diatas pada tahun 2009 tidak selalu diproduksi ditangkap setiap bulan oleh armada pancing rumpon. Hasil tangkapan yang
selalu diproduksi setiap bulannya oleh armada pancing rumpon pada tahun 2009 hanya tuna, cakalang dan setuhuk loreng. Sedangkan hasil tangkapan lainnya
diproduksi pada bulan tertentu saja di tahun 2009. Perbedaan tersebut mempengaruhi jumlah produksi armada pancing rumpon setiap bulannya, yang
menyebabkan adanya musim puncak. Musim puncak pancing rumpon di PPN Palabuhanratu terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus dengan
puncaknya terjadi pada bulan Juni. Hal itu dibuktikan dengan data hasil tangkapan pancing rumpon per bulan tahun 2009 yang dikeluarkan oleh statistik PPN
Palabuhanratu tahun 2010 berikut ini Tabel 25 :
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000
2005 2006
2007 2008
2009 Ju
m lah
kg
Tahun
Tabel 25 Jenis dan jumlah hasil tangkapan per bulan di PPN Palabuhanratu tahun 2009
Jenis hasil tangkapan
Produksi per bulan kg Jumlah
Jan Feb
Mar Apr
Mei Juni
Juli Agus
Sept Okt
Nov Des
1. Cakalang 7.957
8.982 8.055
21.013 12.300 2.611 10.235
22.561 21.270
25.535 29.663
9.189 179.371
2. Cucut Caping Martil
- -
- -
- -
140 -
- -
- -
140 3. Cucut Tikus
- -
- 65
- -
- -
- -
- -
65 4. Layang
- -
- 500
- -
- -
- -
- -
500 5. Layaran
- -
- 138
- -
- -
- 50
- -
188 6. Lemadang
282 173
319 442
- -
77 128
528 253
314 277
2.793 7. Pari
- -
- -
- -
- 198
260 265
- -
723 8. Pedang-pedang
- -
- 50
- -
- 28
- 85
- -
163 9. Setuhuk Loreng
359 1.308
1.134 997
2.377 3.137
2.178 1.817
4.681 4.097
440 926
23.451 10. Tuna Big Eye
3.973 4.166
4.237 9.199 13.125
8.503 17.119 20.725
3.667 222
890 2.349
88.175 11. Tuna Yellow Fin
3.806 4.845 12.889
18.966 36.240 64.952 36.576 35.803
27.713 35.521
22.289 6.052
305.652 Jumlah
16.377 19.474 26.634
51.370 64.042 79.203 66.325 81.260
58.119 66.028
53.596 18.793
601.221 Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010
b
73
74
5.2 Kondisi Aktual Fasilitas dan Pelayanan Kepelabuhanan Terkait