Sejarah dan keadaan organisasi PPN Palabuhanratu

41 Sukabumi, 2010. Namun, menurut Pane 2010a prasarana perikanan tangkap atau pelabuhan perikanan yang tidak termasuk kedalam kategori PPS, PPN dan PPP dimasukkan ke dalam PPI sesuai kategori pelabuhan perikanan yang dikeluarkan oleh KKP. Dengan demikian, ketujuh TPI lainnya pada hakekatnya termasuk kategori PPI. Menurut DKP Kabupaten Sukabumi 2010 sebagian besar PPI di Kabupaten Sukabumi tersebut, dalam menjalankan aktifitasnya hanya memiliki dermaga, breakwater serta gedung pelelangan ikan. Hal ini berarti terdapat juga PPI yang hanya memiliki satu atau dua dari ketiga fasilitas tersebut. Fasilitas tersebut menurut DKP Kabupaten Sukabumi tercatat sedang dalam keadaan rusak. Mahyuddin 2007 mengungkapkan bahwa semua urusan pembangunan dan operasional PPI ditangani langsung oleh kepala cabang Dinas Kabupaten Sukabumi, sehingga operasional PPI tersebut belum optimal. Pengumpulan data statistik dilakukan tidak sempurna dan tidak ada petugas khusus untuk pengumpulan data statistik. Data statistik dikumpulkan langsung oleh kepala Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi. Untuk menunjang kegiatan pelelangan ikan, hanya PPN Palabuhanratu yang operasional pelelangannya dikelola oleh Koperasi Unit Desa KUD Mina Mandiri Sinar Laut MMSL, sisanya dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan DKP Kabupaten Sukabumi melalui Kepala Cabang Dinas Perikanan dan Kelautan.

4.3 Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu

4.3.1 Sejarah dan keadaan organisasi PPN Palabuhanratu

Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 1989 membangun PPN Palabuhanratu yang dulu merupakan PPI Palabuhanratu. Pembangunan dilakukan dengan menggunakan dana pada tahap awal bersumber dari Asian Development Bank ADB dan Islamic Development Bank ISDB. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu mulai beroperasi pada tanggal 18 Februari 1993 setelah diresmikan oleh Presiden RI PPN Palabuhanratu, 2010 a . Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu berada di Kecamatan Palabuhanratu yang merupakan ibu kota Kabupaten Sukabumi. Lokasi ini berada di daerah pesisir selatan Kabupaten Sukabumi yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Karena letaknya yang strategis ini, PPN Palabuhanratu 42 menjadi strategis sebagai pusat kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi PPN Palabuhanratu, 2010 a . Keberadaan PPN Palabuhanratu telah banyak dirasakan manfaatnya oleh para pengguna jasa pelabuhan perikanan dan oleh masyarakat sekitar, karena PPN Palabuhanratu menampung dan memberi pelayanan bagi kegiatan masyarakat perikanan produksi, pengolahan dan pemasaran, serta melakukan pembinaan kepada masyarakat perikanan. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu merupakan pangkalan fishing base bagi armada penangkapan, menjamin kelancaran bongkar ikan hasil tangkapan, menyediakan suplai logistik bagi kapal- kapal ikan seperti air tawar, BBM dan es untuk perbekalan ke laut, tempat pemasaran hasil tangkapan dan lain-lain PPN Palabuhanratu, 2010 a . Pengelola suatu pelabuhan perikanan di Indonesia terbagi ke dalam Unit Pelaksana Teknis UPT yang berada di bawah Dirjen Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan KKP dan Perum Prasarana yang berada di bawah Kementrian Badan Usaha Milik Negara BUMN. Unit pelaksana teknis menangani administrasi dan fasilitas publik terkait usaha penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu, sedangkan Perum Prasarana menangani fasilitas komersial. Hasil pengamatan dan wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu diketahui bahwa di pelabuhan ini tidak terdapat Perum Prasarana, hal ini membuat semua kegiatan dan fasilitas di PPN Palabuhanratu dikelola oleh pengelola PPN Palabuhanratu yang merupakan UPT PPN Palabuhanratu. Pengelola PPN Palabuhanratu menolak keberadaan Perum Prasarana di PPN Palabuhanratu. Susunan organisaasi UPT PPN Palabuhanratu mengacu pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.06MEN2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan. Susunan organisasi tersebut Gambar 2 terdiri dari : 1 Kepala Pelabuhan Perikanan Kepala Pelabuhan Perikanan bertugas mengawasi fasilitas produksi dan pemasaran hasil perikanan; pemanfaatan sumberdaya ikan untuk pelestarian; kelancaran kegiatan kapal perikanan; dan pelayanan kesyahbandaran. 43 2 Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program; urusan tata usaha dan rumah tangga; pelaksanaan dan koordinasi pengendalian lingkungan yang meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kebakaran, dan pencemaran di kawasan pelabuhan perikanan; pengelolaan administrasi kepegawaian; dan pelayanan masyarakat perikanan. 3 Seksi Pengembangan Seksi Pengembangan bertugas melakukan pembangunan, pemeliharaan pengembangan dan pendayagunaan terhadap sarana dan prasarana; pelayanan jasa dan fasilitasi usaha; pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; pemberdayaan masyarakat perikanan; dan koordinasi peningkatan produksi. 4 Seksi Tata Operasional Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran; fasilitasi pemasaran dan distribusi hasil perikanan; penyuluh perikanan; pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data perikanan; pengelolaan sistem informasi; publikasi hasil riset produksi dan pemasaran hasil perikanan. Sumber :PPN Palabuhanratu, 2010 a Gambar 2 Struktur organisasi Unit Pelaksana Teknis di PPN Palabuhanratu tahun 2010 . 4.3.2 Sarana dan prasarana PPN Palabuhanratu Sarana dan prasarana PPN Palabuhanratu dikelompokkan menjadi tiga fasilitas yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Fasilitas yang termasuk ke dalam kategori-kategori tersebut yaitu Tabel 15 : Kepala PPN Palabuhanratu Kepala Sub Bag Tata Usaha Kepala Seksi Pengembangan Kepala Seksi Tata Operasional Kelompok Jabatan Fungsional 44 Tabel 15 Jenis, jumlah, ukuran dan kondisi fasilitas yang terdapat di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Fasilitas Jumlah unit Ukuran atau satuan Kondisi I. Fasilitas Pokok 1. Areal pelabuhan 1 Luas 10,29 ha Baik 2. Dermaga 1 1 Panjang 509 m Baik 3. Dermaga 2 1 Panjang 410 m Baik 4. Kolam 1 1 Luas 3 ha Baik 5. Kolam 2 1 Luas 2 ha Baik 6. Breakwater 1utara 1 Panjang 125 m Baik 7. Breakwater 2selatan 1 Panjang 294 m Baik 8. Breakwater baru timur 1 Panjang 200 m Baik 9. Breakwater baru barat 1 Panjang 50 m Baik 10. Alat bantu navigasi 2 Unit Baik 11. Alur masuk 1 Panjang 294 m Baik 12. Turap sungai 1 Panjang 200 m Baik 13. Krib penahan sedimen 2 Panjang 74 m Baik II. Fasilitas Fungsional 1. Gedung TPI 1 Luas 900 m 2 Baik 2. UPT PPN Palabuhanratu 1 Luas 528 m 2 Baik 3. Pasar ikan 1 Luas 352 m 2 Baik 4. Lahan industri … … … 5. Tangki air 1 Volume 400 m 3 Baik 6. Pompa air 4 Unit Baik 7. Rumah pompa 1 Luas 27 m 2 Baik 8. Tangki BBM 2 Panjang 208 m Baik 9. Listrik + instalasi 1 82,50 KVA Baik 10. Genset + instalasi 2 95 KVA Baik 11. Gedung perbaikan jaring 1 Luas 500 m 2 Baik 12. Tempat penjemuran dan perbaikan jaring 1 Luas 3000 m 2 Baik 13. Balai pertemuan nelayan 1 Luas 150 m 2 Baik 14. Radio SSB 2 Unit Baik 15. Pos Jaga 2 Luas 52 m 2 Baik 16. Garasi alat berat 1 Luas 200 m 2 Baik 17. Forklift 2 Unit Baik 18. Dump truck 1 Unit Baik 19. Truck folder crane 2 Unit Baik 20. Kendaraan operasional 9 Unit Baik 21. Jalan dalam komplek … m Baik 22. Laboratorium bina mutu 1 Luas 117 m 2 Baik III. Fasilitas Penunjang 1. Rumah kepala pelabuhan 1 Luas 70 m 2 Baik 2. Rumah pegawai 5 Luas 70 m 2 Baik 3. Rumah pegawai 1 Luas 50 m 2 Baik 45 Lanjutan Tabel 15 Fasilitas Jumlah unit Ukuran atau satuan Kondisi 4. Guest house 2 Luas 70 m 2 Baik 5. Mess operator 1 Luas 190 m 2 Baik 6. Mushola dan MCK 1 Luas 45 m 2 Baik 7. Tempat parkir … m 2 Baik 8. Billboard prakiraan cuaca 1 Unit Baik Keterangan : … = Tidak tersedia data Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010 c Fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu pada tahun 2010 meliputi dermaga 1, dermaga 2, kolam pelabuhan 1, kolam pelabuhan 2, beberapa unit breakwater, krib, alur masuk dan alat bantu navigasi. Secara keseluruhan fasilitas pokok yang terdapat di PPN Palabuhanratu masih baik dan dapat digunakan, namun kolam pelabuhan 1 sudah dalam keadaan padat oleh kapal perikanan. Fasilitas fungsional PPN Palabuhanratu sangat beragam dan sebagian besar masih berfungsi dengan baik. Fasilitas fungsional yang dirasa masih kurang jumlahnya adalah lahan industri, karena industri perikanan yang terdapat di PPN Palabuhanratu hanya berupa perusahaan penanganan dan pendistribusian tuna dan layur dengan lahan yang terbatas sehingga bangunannya tidak bisa diperluas. Industri pengolahan hasil tangkapan belum terdapat di PPN Palabuhanratu. Fasilitas fungsional yang masih belum terdapat di PPN Palabuhanratu adalah pabrik es. Fasilitas penunjang yang terdapat di PPN Palabuhanratu meliputi rumah pegawai, guest house, mess operator, mushola, MCK, tempat parkir dan lainnya. Fasilitas-fasilitas ini masih dalam keadaan baik dan bisa digunakan. Fasilitas-fasilitas di atas ada yang dikelola oleh pengelola PPN Palabuhanratu secara langsung dan ada yang diserahkan pengelolaannya kepada pihak lain oleh pengelola PPN Palabuhanratu. Pihak lain yang mengelola fasilitas PPN Palabuhanratu tersebut adalah KUD MMSL, koperasi Mina Nusantara dan perusahaan swasta. 46 5 Koperasi Unit Desa MMSL Menurut pengelola KUD MMSL, KUD ini merupakan satu-satunya KUD Mina yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Wilayah kerjanya meliputi Kecamatan Palabuhanratu yang terdiri dari 7 desa yaitu Desa Pasir Suren, Desa Tonjong, Desa Cikadu, Desa Citarik, Desa Citepus, Desa Baniwangi dan Desa Cibodas. Koperasi ini dalam menjalankan kegiatannya mempunyai landasan hukum yaitu Perda Jabar No.25 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan pelelangan dan Surat Izin Perpanjangan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan Nomor:503113 DiskanPPSTP2008. Berdasarkan wawancara dengan pengelola KUD MMSL diketahui bahwa dalam menjalankan operasionalnya, KUD MMSL memiliki tiga sumber modal, yaitu modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan umum, cadangan resiko dan hibahdonasi. Untuk modal luar didapat dari dana MAP dan PT. BPR Kop Jabar. Selain dari kedua dana tersebut, pendanaan operasional KUD MMSL juga sebagian berasal dari Sisa Hasil Usaha SHU dari unit-unit usaha yang dimilikinya. Selanjutnya diketahui terdapat enam unit usaha yang sekarang dijalankan oleh KUD MMSL, diantaranya adalah unit TPI, unit pelayanan bahan bakar solar, unit bahan alat perikanan, unit pemasaran es balok, unit jasa listrik bekerjasama dengan PLN dan unit usaha jasa simpan pinjam. Unit usaha KUD MMSL yang mengelola fasilitas di PPN Palabuhanratu secara langsung adalah TPI, pelayanan bahan bakar solar, toko bahan alat perikanan dan pemasaran es balok. Hubungan kerjasama antara KUD MMSL dengan PPN Palabuhanratu dalam pengelolaan TPI adalah pembagian retribusi, sedangkan dalam pengelolaan bahan bakar solar dan toko bahan alat perikanan adalah penyewaan lahan. Pada pemasaran es balok tidak terdapat kerjasama antara KUD MMSL dengan PPN Palabuhanratu. 6 Koperasi Karyawan Mina Nusantara Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola PPN Palabuhanratu diketahui bahwa Koperasi Karyawan Mina Nusantara merupakan koperasi karyawan PPN Palabuhanratu. Koperasi karyawan ini mengelola beberapa 47 fasilitas PPN Palabuhanratu yaitu bangunan penanganan dan pendistribusian tuna, bangunan kantor administratif PT Paridi Asyudewi, setengah lahan docking, bangunan kedai pesisir dan bangunan pasar ikan dan resto. Fasilitas tersebut disewakan oleh koperasi karyawan kepada pihak lain. Biaya sewa fasilitas atau bangunan tersebut kemudian disetorkan kepada pengelola PPN Palabuhanratu sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati antara pengelola PPN Palabuhanratu dengan koperasi karyawanya. 7 Perusahaan swasta Perusahaan swasta yang bekerjasama dengan PPN Palabuhanratu dalam mengelola fasilitas antara lain PT Agro Global Bisnis penanganan layur, PT Paridi Asyudewi pengadaan BBM, PT Mekartunas Rayasejati pengadaan BBM, CV Eko Mulyo pengadaan air bersih. Bentuk kerjasama perusahaan- perusahaan tersebut dengan PPN Palabuhanratu adalah penyewaan lahan dan bangunan di PPN Palabuhanratu.

4.3.3 Jenis dan produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu