74
5.2 Kondisi Aktual Fasilitas dan Pelayanan Kepelabuhanan Terkait
Perikanan Pancing Rumpon
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan diketahui beberapa fasilitas PPN Palabuhanratu yang terkait dan berperan penting dalam
kegiatan perikanan pancing rumpon yaitu dermaga, kolam pelabuhan, TPI, instalasi air bersih, instalasi BBM, pengadaan es, perusahaan penanganan dan
pendistribusian tuna, pasar ikan, syahbandar perikanan, kantor administratif PPN Palabuhanratu, docking, bengkel dan toko logistik. Berikut ini dijelaskan kondisi
aktual dari masing-masing fasilitas tersebut :
1 Dermaga
Dermaga di PPN Palabuhanratu dikelola secara langsung oleh pengelola pelabuhan. Terdapat dua unit dermaga di PPN Palabuhanratu, yaitu dermaga yang
berada di kolam pelabuhan I atau kolam pelabuhan lama dan dermaga di kolam pelabuhan II atau kolam pelabuhan baru. Dermaga yang berada di kolam
pelabuhan I disebut dengan dermaga I dan dermaga yang berada di kolam pelabuhan II disebut dengan dermaga II.
Menurut Lampiran 2, pada dermaga I terdapat dermaga pendaratan I Gambar 17a dan dermaga muat I Gambar 17b. Dermaga I memiliki panjang
500 m yang dimanfaatkan untuk dermaga pendaratan I sepanjang 81 m, dermaga muat I sepanjang 315 m dan dermaga perbaikan docking sepanjang 66 m.
Kriteria kapal yang boleh bertambat di dermaga ini memiliki ukuran kurang dari 30 GT. Pada dermaga I terdapat dermaga yang dikhususkan untuk kapal-kapal
fiber di depan PT AGB Gambar 17c, namun dermaga ini tidak dimasukkan ke dalam hitungan panjang dermaga PPN Palabuhanratu.
Selanjutnya Lampiran 2, memberikan informasi bahwa pada dermaga II terdapat dermaga pendaratan II Gambar 18a, dermaga muat II Gambar 18b dan
18c. Dermaga II memiliki panjang 400 m yang terdiri dari dermaga pendaratan II
sepanjang 165 m, dermaga muat II sepanjang 235 m dengan kriteria kapal yang boleh bertambat di dermaga ini memiliki ukuran 30 GT atau lebih PPN
Palabuhanratu, 2010.
75
a. Dermaga pendaratan I b. Dermaga muat I
c. Dermaga untuk kapal fiber Gambar 17 Jenis-jenis dermaga I di PPN Palabuhanratu tahun 2010
a. Dermaga pendaratan II b. Dermaga muat II
c. Dermaga istirahat dan muat II Gambar 18 Jenis-jenis dermaga II di PPN Palabuhanratu tahun 2010
76 Seluruh dermaga di PPN Palabuhanratu terbuat dari beton dan di sepanjang
dermaga tersebut sudah terpasang fender dan bolard Gambar 19 dan 20. Fender adalah alat yang terbuat dari karet yang dipasang di dinding-dinding dermaga.
Fender berfungsi sebagai bantalan untuk menjaga kapal agar tidak rusak saat bertambat di dermaga karena bersentuhan langsung dengan dinding dermaga yang
terbuat dari beton. Bolard adalah alat yang terbuat dari besi dan dipasang di pinggir dermaga, bolard berfungsi sebagai alat untuk mengikat tali kapal di
dermaga.
a. Fender b. Bolard
Gambar 19 Fender dan bolard di dermaga I PPN Palabuhanratu tahun 2010
a. Fender b. Bolard
Gambar 20 Fender dan bolard di dermaga II PPN Palabuhanratu tahun 2010
77 Pengamatan terhadap konstruksi fender dan bolard yang terdapat di
dermaga I dan dermaga II menghasilkan kesimpulan bahwa konstruksi fender dan bolard kedua dermaga tersebut tidak sama. Perbedaan fender dan bolard antara
dermaga I dan dermaga II terdapat di dalam Tabel 26 berikut ini:
Tabel 26 Perbedaan fender dan bolard antara dermaga I dan dermaga II PPN Palabuhanratu tahun 2010
Item Perbedaan
Dermaga I Dermaga II
1. Fender 1. Bentuk
Fender berbentuk tabung dengan lubang dibagian
atas yang berfungsi untuk mengikatkan rantai dari
dermaga, ada juga yang terbuat dari ban bekas
Fender berbentuk trapesium tanpa lubang
di bagian tengah
2. Pemasangan Fender dipasang
menggunakan rantai besi Fender dipasang
menempel langsung ke dinding samping
dermaga
2. Bolard 1. Bentuk
Bolard lebih tinggi dan lebih kecil
Bolard lebih pendek dan lebih besar
2. Pemasangan Tidak ada perbedaan cara pemasangan bolard pada
kedua dermaga ini
Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola PPN Palabuhanratu diketahui bahwa dermaga pendaratan I berlokasi di depan TPI dan dermaga muat I
berlokasi dari depan pos terpadu I sampai ke depan kantor syahbandar perikanan. Dermaga pendaratan II berlokasi di depan kantor pengawas perikanan dan
dermaga muat II berlokasi dari depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan SPBN milik PT Mekartunas Rayasejati sampai ke Stasiun Pengisian Bahan
Bakar SPBB milik PT Paridi Asyudewi. Pelayanan yang diberikan oleh fasilitas dermaga I dan dermaga II adalah
pelayanan tempat untuk bertambatnya kapal, mendaratan hasil tangkapan dan memuat bahan kebutuhan melaut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
diketahui bahwa nelayan di PPN Palabuhanratu tidak seluruhnya menggunakan dermaga sesuai dengan fungsinya seperti yang sudah disebutkan di atas. Masih
banyak nelayan-nelayan di PPN Palabuhanratu menambatkan kapalnya, melakukan aktifitas pendaratan dan memuat bahan kebutuhan melaut di sepanjang
78 dermaga pada kolam I tanpa membedakan lokasi dari dermaga pendaratan
maupun dermaga muat. Seharusnya nelayan di PPN Palabuhanratu melakukan aktifitas pendaratan hasil tangkapannya di dermaga pendaratan, kemudian nelayan
tersebut melabuhkan kapalnya ke tengah kolam pelabuhan untuk menunggu waktu memuat bahan kebutuhan melaut di dermaga muat.
Dermaga I dan II di PPN Palabuhanratu masih dapat berfungsi, walaupun terdapat kerusakan pada dermaga I. Kerusakan yang terjadi pada dermaga I
terletak pada fender dan bolard yang sudah mulai rusak, tetapi masih dapat berfungsi dengan baik. Pada pinggir dermaga I dan II terdapat jaring-jaring gillnet
yang ditumpuk begitu saja oleh nelayan sehingga dermaga terlihat kurang rapi dan menghambat kegiatan pengisian kebutuhan melaut.
Pihak pengelola PPN Palabuhanratu menetapkan tarif kepada kapal-kapal yang melakukan aktifitas tambat dan labuh di PPN Palabuhanratu berdasarkan PP
nomor 19 tahun 2006 Tabel 27. Tarif yang diberikan bagi kapal yang bertambat dan berlabuh di pelabuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan fungsinya.
Bagi kapal yang berukuran lebih dari 30 GT dibagi berdasarkan fungsi kapal perikanan atau kapal non perikanan, bagi kapal yang berukuran dibawah 30 GT
dibagi menjadi kapal berukuran dibawah 10 GT, kapal berukuran 11 GT sampai 20 GT dan kapal berukuran 21 GT sampai 30 GT.
Selain itu terdapat juga beberapa kriteria kapal yang diberi tarif khusus seperti kapal rusak, kapal yang menunggu musim atau cuaca baik, kapal yang
menunggu giliran perbaikan dan perawatan sebelum naik ke docking, kapal diatas batas maksimum 30 etmal, kapal penelitian, kapal latih, kapal patroli, kapal bea
dan cukai, kapal perang dan kapal pemerintah sejenisnya. Kapal-kapal perikanan yang berukuran diatas 30 GT terkena tarif tambat
sebesar Rp250,00 dan tarif labuh sebesar Rp50,00. Tarif yang diberikan bagi kapal-kapal perikanan yang berukuran 20 GT sampai 30 GT dikenakan tarif
Rp2.500,00, yang berukuran 10 GT sampai 20 GT dikenakan tarif Rp1.500,00 dan yang berukuran sampai dengan 10 GT dikenakan tarif Rp500,00.
Tabel 27 Klasfikasi biaya tambat labuh kapal perikanan di PPN Palabuhanratu tahun 2010 JASA TAMBAT LABUH PP 19 TH 2006
Uraian Satuan
Biaya per hari
I.Biaya tambat dan labuh kapal berukuran 30 GT 1. Tambat 30 GT
a. Kapal perikanan 30 GT, kapal perikanan samuderaZEE, kapal
perikanan ekspor luar negeri, kapal pengangkutan ikan semua ukuran. Per meter panjang kapal ¼ etmal Rp 250,00
b. Kapal non perikanan semua ukuran. Per meter panjang kapal ¼ etmal Rp 2.000,00
2. Labuh 30 GT a.
Kapal perikanan 30 GT, kapal perikanan samuderaZEE, kapal perikanan ekspor luar negeri, kapal pengangkutan ikan semua ukuran.
Per GT kapal etmal Rp 50,00
b. Kapal non perikanan semua ukuran diluar kapal penelitian kapal latih Per GT kapal etmal
Rp 175,00 II.Biaya tambat dan labuh kapal berukuran sd 30 GT
1. Kapal berukuran 10 GT Per GT kapal etmal
Rp 500,00 2. Kapal berukuran 10-20 GT
Per GT kapal etmal Rp 1.500,00
3. Kapal berukuran 20-30 GT Per GT kapal etmal
Rp 2.500,00 III.Tarif khusus
1. Kapal rusakfloating repire, menunggu musim cuaca baik, menunggu giliran perbaikan perawatan sebelum naik dock.
Per GT kapal etmal Rp 200,00
2. Kapal bertambatberlabuh diatas batas maksimum 30 etmal. Per GT kapal etmal
Rp 250,00 3.
Kapal penelitian, kapal latih kapal pemerintah sejenis yang tidak diusahakan.
Per GT kapal etmal Rp 82,50
Kapal patroli, kapal bea cukai, kapal perang kapal pemerintah sejenis. Per GT kapal etmal
Sumber : Statistik PPN Palabuhanratu, 2010
d
79
80
2 Kolam pelabuhan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengelola PPN Palabuhanratu didapatkan bahwa terdapat 2 unit kolam pelabuhan di pelabuhan tersebut. Kolam
pelabuhan I atau kolam lama yang terletak di depan kantor pengelola PPN Palabuhanratu, dan kolam pelabuhan II atau kolam baru yang terletak di depan
kantor Badan Pengawas Sumberdaya Perikanan dan Kelautan. Kolam pelabuhan berperan penting memberikan perlindungan terhadap kapal-kapal yang sedang
mengisi perbekalan, berlabuh dan melakukan pendaratan hasil tangkapan. Salah satu contoh perlindungan tersebut terjadi pada saat musim ombak Oktober dan
November dimana sebagian besar kapal tidak beroperasi dan bertambat labuh di dermaga dan di kolam pelabuhan agar tidak terkena ombak besar.
Selanjutnya pengelola PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa luas kolam pelabuhan I adalah 3 ha dengan kedalaman kolam 1,5 m sampai 3,5 m. Kolam
pelabuhan I merupakan kolam pelabuhan yang diperuntukkan bagi kapal dengan ukuran kurang dari 30 GT. Jenis kapal yang berada di kolam pelabuhan I adalah
payang, gillnet, rumpon, kincang dan kapal fiber. Kolam pelabuhan II memiliki luas 2 ha dengan kedalaman kolam 3 m sampai 4 m. Kolam pelabuhan II
diperuntukkan bagi kapal-kapal besar yang ukurannya 30 GT dan lebih dari 30 GT seperti kapal longline.
Kapal penangkap ikan yang berlabuh di kolam pelabuhan I dan II tidak saja berasal dari PPN Palabuhanratu, tetapi juga berasal dari pelabuhan lainnya di
Jakarta, Cilacap, Lampung dan dari PPI lainnya di Sukabumi yakni Cisolok, Cibangban, Mina Jaya, Ujung Genteng, Ciwaru dan Loji.
Kolam pelabuhan I dan II di PPN Palabuhanratu memiliki beberapa masalah yaitu sendimentasi yang cukup tinggi, banyaknya sampah dan
“bangkai-bangkai” kapal yang rusak yang dibiarkan karam di kolam pelabuhan. Sedimentasi yang
terjadi di kolam pelabuhan I dan II diakibatkan oleh banyaknya limbah padat yang dibuang ke kolam pelabuhan yang berasal dari kapal-kapal, aktifitas docking,
aktifitas di sekitar TPI dan sedimen yang terbawa arus pasang ke dalam kolam pelabuhan tersebut. Banyaknya sampah dan “bangkai-bangkai” kapal yang rusak
dibiarkan karam di kolam pelabuhan terlihat pada Gambar 21.
81
a. Banyak sampah b. Banya
k “bangkai” kapal Gambar 21 Keadaan kolam pelabuhan I PPN Palabuhanratu yang banyak sampah
dan kapal karam tahun 2010
3 Tempat Pelelangan Ikan
Bangunan TPI PPN Palabuhanratu berada di dermaga I PPN Palabuhanratu, tepatnya di depan dermaga pendaratan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu.
Tempat pelelangan ikan ini memiliki luas 920 m² yang terdiri dari kantor KUD MMSL, kantor bank Danamon dan lantai pelelangan di lantai satu. Di bagian
lantai dua terdapat ruangan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI dan mess nelayan. Layout dari TPI dapat dilihat pada Gambar 22 :
Gambar 22 Layout tempat pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2010
82 Tempat pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu dibangun pada tahun 1993
dan dikelola oleh pihak Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi. Mulai tahun 2000 sampai saat ini pengelolaan TPI dilakukan oleh KUD MMSL. Menurut Hamzah
2011 perpindahan tersebut mengacu kepada Surat Keputusan Bersama SKB No.132 tahun 1997, 902Kpts3SKBIX1997 yang dikeluarkan oleh Menteri
Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pemberdayaan Industri Kecil mengenai pelelangan ikan yang tercantum dalam Bab II pasal 4 ayat 2 yang berbunyi:
„Kepala daerah menunjuk KUD sebagai penyelenggara pelelangan ikan setelah memenuhi syarat’, serta didukung oleh Perda Jabar No.5 tahun 2005 tentang
penyelenggaraan pelelangan ikan. Dengan adanya pemindahan pengelolaan TPI dari Dinas Perikanan
Kabupaten Sukabumi kepada pihak swasta KUD MMSL, dapat dikatakan bahwa pelayanan pelelangan ikan yang ada pada fasilitas gedung TPI berpindah dari
pihak PPN Palabuhanratu kepada KUD MMSL. Pihak pengelola PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa sebagai pemilik fasilitas lahan dan bangunan
tidak menerima biaya sewa fasilitas TPI dari KUD MMSL, pihak pengelola pelabuhan hanya memperoleh 1 dari retribusi lelang yang diterima pengelola
KUD MMSL. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak KUD MMSL diketahui bahwa
retribusi lelang yang diterima KUD MMSL terbagi menjadi dua, yaitu retribusi yang dibayarkan oleh pembeli pedagang pengumpulpengecer dan oleh penjual
nelayan. Bagi nelayan yang menjual hasil tangkapannya di TPI dikenakan retribusi sebesar 2 dari hasil penjualannya yang dikenal sebagai ongkos lelang,
sedangkan bagi pedagang pengumpulpengecer dikenakan biaya retribusi sebesar 3 dari harga hasil tangkapan yang dibeli.
Pelayanan yang terdapat di TPI adalah kegiatan pelelangan yang dilakukan oleh kepala pelelangan yang saat ini dikelola oleh KUD MMSL kepada nelayan di
PPN Palabuhanratu. Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu sebagai pemilik fasilitas menginginkan terciptanya kondisi TPI dengan sanitasi yang baik
dan higienis. Salah satu upayanya adalah dilakukan perbaikan TPI pada tahun 2009 dengan melakukan peninggian lantai TPI yang dilapisi oleh keramik, dan
pengadaan saluran air bekas pencucian ikan yang dilelang. Akan tetapi perbaikan
83 tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan pelelangan ikan di TPI PPN
Palabuharatu, karena sampai saat ini pelelangan ikan di TPI PPN Palabuhanratu masih belum berjalan.
Menurut Pane 2008 keadaan pelelangan yang masih belum berjalan diduga terjadi karena adanya perpindahan pengelolaan TPI dari pihak pengelola
pelabuhan kepada KUD MMSL. Pergantian pengelolaan ini menyebabkan adanya perbedaan pengelolaan pelelangan. Menurut Hamzah 2011 pada saat dikelola
oleh pihak pengelola pelabuhan, Kepala TPI bertindak tegas dalam penegakan aturan yang berlaku, sedangkan pengelola KUD MMSL sebagai Kepala TPI
kurang tegas dalam penegakan aturan. Ketidaktegasan Kepala TPI tersebut membuat pelaku pelelangan petugas, penjual dan pembeli tidak memenuhi
aturan dan menyebabkan masalah-masalah didalam kegiatan pelelangan ikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan diketahui bahwa salah satu
masalah pelelangan ikan di TPI yang membuat nelayan memilih untuk tidak melelang hasil tangkapannya adalah keterlambatan pembayaran oleh petugas
lelang, keterlambatan yang terjadi adalah lambatnya proses pembayaran pembeli atau pemenang lelang kepada nelayan melalui petugas lelang, hal ini
menyebabkan belayan tidak ingin lagi menjual hasil tangkapannya melalui kegiatan pelelangan. Menurut pedagang kurang jelasnya waktujadwal lelang
membuat mereka harus menunggu di areal TPI dalam waktu yang lama. Ketidakjelasan waktu lelang di TPI PPN Palabuhanratu dikarenakan tidak adanya
peraturan yang tegas mengenai pembagian waktu pendaratan hasil tangkapan oleh armada yang ada di PPN Palabuhanratu, kondisi di lapangan memperlihatkan
armada di PPN Palabuhanratu dapat membongkar dan mendaratkan hasil tangkapannya kapan saja.
Penyebab lainnya adalah karena pengelola KUD tidak mengerti benar Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat mengenai pelelangan, disertai dengan
kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh pihak pelabuhan kepada KUD MMSL sebagai pengelola TPI saat ini.
Menurut Kepala Cabang Dinas Perikanan vide Hamzah 2011 keadaan pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu yang tidak berjalan disebabkan oleh
beberapa faktor yang diantaranya :
84 1
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelelangan ikan bahwa kegiatan pelelangan ikan dapat meningkatkan harga jual hasil tangkapan,
peningkatan harga jual hasil tangkapan yang terjadi dikarenakan adanya banyak pembeli yang ingin membeli hasil tangkapan tersebut dan hasil
tangkapan hanya akan dijual kepada penawar dengan harga tertinggi. 2
Adanya peran ganda pelaku usaha pemilik kapal yang biasanya merangkap sebagai bakul di PPN Palabuhanratu sehingga menyulitkan calon pembeli lain
untuk dapat memenangkan pelelangan, karena bagi pemilik kapal berapapun penawaran tertinggi sanggup dia beli karena uang tersebut akan dibayarkan
kepada dirinya kembali. 3
Adanya sistem „langgan‟ yang sulit untuk diubah antara penjual nelayan dengan pembeli bakul. Kondisi „langgan‟ ini terjadi pada saat nelayan tidak
memiliki modal untuk melaut sehingga mereka meminjam modal kepada pihak pembeli atau bakul dengan kesepakatan hasil tangkapan melautnya
dijual kepada bakul tersebut. 4
Penegakan aturan masih belum tercapai karena kurangnya dukungan pihak terkait seperti pelaporan dari pihak nelayan kepada pihak pelabuhan.
5 Tidak adanya aturan yang tegas mengenai fungsi-fungsi dari dermaga, karena
sampai saat ini dermaga pendaratan dipenuhi oleh kapal-kapal yang bertambat hanya untuk menunggu waktu keberangkatan melaut, sehingga kapal-kapal
yang ingin mendaratkan hasil tangkapannya harus mendaratkan hasil tangkapannya di dermaga yang lain dermaga muat yang posisinya cukup
jauh dari TPI.
4 Instalasi air bersih
Fasilitas instalasi air bersih di PPN Palabuhanratu dikelola oleh CV Eko Mulyo. Sesuai dengan kontrak kerjasama tahun 2005, pihak pengelola PPN
Palabuhanratu dan CV Eko Mulyo sepakat bahwa CV Eko Mulyo diperbolehkan menggunakan tangki air dengan kapasitas 200 m³ dan instalasinya yang ada di
lahan PPN Palabuhanratu. Pembagian keuntungan yang disepakati oleh CV Eko Mulyo dan PPN Palabuhanratu terletak pada pembagian keuntungan dari air yang
terjual. Jika CV Eko Mulyo menggunakan sumber air dari PDAM maka CV Eko
85 Mulyo diwajibkan membayar Rp 1.000,00 per ton air yang terjual, sedangkan jika
CV Eko Mulyo menggunakan air tanah yang berasal dari sumur bor di wilayah PPN Palabuhanratu, maka CV Eko Mulyo wajib membayar sebesar 10 dari air
yang terjual kepada PPN Palabuhanratu. Sumber air yang digunakan oleh CV Eko Mulyo di PPN Palabuhanratu
berasal dari PDAM CV Eko Mulyo, 2010, sehingga sesuai dengan ketentuan di atas, maka CV Eko Mulyo memiliki kewajiban membayar Rp 1000,00 per ton air
yang terjual. Selanjutnya menurut CV Eko Mulyo air yang berasal dari air PDAM ditampung di dalam tangki air yang berkapasitas 200 m³. Selain untuk
menampung air, tangki air juga berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang mungkin terdapat di dalam air. Air yang ditampung di dalam tangki air
dialirkan melalui saluran bawah tanah menuju titik-titik pengisian air Gambar 23 yang terdapat di sepanjang dermaga I dan dermaga II.
Gambar 23 Kran pengisian air bersih di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kemampuan CV Eko Mulyo dalam melayani kebutuhan melaut air bersih
bagi nelayan di PPN Palabuhanratu didukung oleh 1 unit instalasi mobil tangki air Gambar 24 yang disediakan oleh pihak pengelola PPN Palabuhanratu. Mobil
tangki ini memiliki kapasitas sebesar 5.000 liter air. Fungsi dari mobil tangki air adalah untuk membawa air bersih ke kapal perikanan yang bertambat di demaga
jika instalasi pengisian air bersih di dermaga tidak dapat menjangkau kapal tersebut CV Eko Mulyo, 2010.
86
Gambar 24 Mobil tangki air bersih di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa wadah yang
digunakan pada saat pembelian air bersih oleh nelayan di PPN Palabuhanratu beragam. Wadah tersebut yaitu blong drum plastik dengan kapasitas 150 liter
dan jerigen plastik dengan kapasitas 30 liter Gambar 25. Pengisian air bersih pada titik-titik pengisian air bersih di sepanjang dermaga dilakukan dengan
menggunakan selang plastik yang dialirkan langsung ke wadah air bersih.
a. Jerigen b. Blong
c. Selang Gambar 25 Alat-alat penyaluran air bersih PPN Palabuhanratu tahun 2010
5 Instalasi BBM
Pengelola PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa fasilitas instalasi BBM di PNN Palabuhanratu dikelola oleh pihak swasta. Pelayanan penyediaan BBM
solar di PPN Palabuhanratu disuplai oleh 3 perusahaan swasta yaitu KUD MMSL, PT Paridi Asyudewi dan PT Mekartunas Rayasejati.
87 1
Pensuplaian BBM oleh KUD MMSL Koperasi Unit Desa MMSL selain sebagai pengelola TPI PPN
Palabuhanratu tetapi juga ikut berperan dalam kegiatan penyaluran BBM. Dalam penyaluran BBM, KUD MMSL bekerja sama dengan pihak swasta dan Koperasi
Mina Nusantara yang merupakan koperasi karyawan PPN Palabuhanratu. Pembagian keuntungan diantara ketiga pihak tersebut adalah 20 KUD MMSL,
60 pemilik modal swasta dan 20 Koperasi Karyawan Mina Nusantara PPN Palabuhanratu KUD MMSL, 2010.
Selanjutnya KUD MMSL menyatakan bahwa koperasi ini berdiri sendiri dengan sistem sewa lahan dan prasarana milik PPN Palabuhanratu Gambar 26.
Lahan yang disewa oleh KUD MMSL bertempat di dermaga I PPN Palabuhanratu. Fasilitas PPN Palabuhanratu yang digunakan dan disewa oleh
KUD Mandiri Mina Sinar Laut yaitu kantor, tangki dan tempat penyaluran BBM berupa Stasiun Pengisian dan Dealer Nelayan SPDN.
a. Kantor administratif b. Tempat penyaluran BBM c. Tangki BBM
Gambar 26
Kantor dan instalasi BBM milik PPN Palabuhanratu yang disewa oleh KUD MMSL tahun 2010
Koperasi Unit Desa MMSL menyatakan bahwa BBM yang dijual oleh KUD MMSL berasal dari PT Pertamina dengan sistem pembelian langsung bayar.
Harga beli BBM dari PT Pertamina adalah Rp 4.500,00 per liter dengan margin potongan dari Pertamina sebesar Rp 100,00 sampai dengan Rp 150,00 per
liternya. Hal tersebut membuat harga jual BBM KUD MMSL kepada nelayan tetap sebesar Rp 4.500,00 per liter. KUD MMSL ini hanya melayani pembelian
BBM dari kapal perikanan di bawah 30 GT.
88 2
Pensuplaian BBM oleh PT Paridi Asyudewi Perusahaan PT Paridi Asyudewi merupakan perusahaan perseorangan yang
melakukan kegiatan penyediaan BBM di PPN Palabuhanratu dalam bentuk stasiun pengisian bahan bakar SPBB. Berdasarkan kontrak kerjasama antara PT
Paridi Asyudewi dengan pihak pengelola PPN Palabuhanratu pada tahun 2005, PT Paridi Asyudewi diperbolehkan menambatkan kapal tankernya di dermaga II dan
membangun kantor di areal PPN Palabuhanratu Gambar 27. Sesuai dengan kesepakatan pada kontrak tersebut maka PT Paridi Asyudewi diwajibkan
membayar biaya tambat labuh sebesar Rp 236.520.000,00 untuk jangka waktu 15 tahun dan biaya kebersihan kolam pelabuhan sebesar Rp 2.102.400,00 per tahun.
Selain biaya di atas tidak terdapat pembagian keuntungan antara PT Paridi Asyudewi dengan pengelola PPN Palabuhanratu.
a. Kapal tanker BBM b. Kantor administratif
Gambar 27 Kantor dan instalasi BBM milik PT Paridi Asyudewi di PPN
Palabuhanratu tahun 2010 Berdasarkan hasil wawancara dengan PT Paridi Asyudewi diketahui
informasi seperti di bawah ini : Kuota BBM yang dimiliki oleh PT Paridi Asyudewi untuk didistribusikan adalah
sebesar 400 klbulan yang berasal dari PT Pertamina dengan sistem pembayaran dimuka. BBM yang berasal dari PT Pertamina diangkut menuju kapal tanker milik
PT Paridi Asyudewi menggunakan mobil tangki milik PT Paridi Asyudewi Gambar 28. Proses pengawasan terhadap pengiriman BBM dari PT Pertamina
berupa ukuran tinggi tangki terisi, surat DO dari PT Pertamina dan surat serah terima BBM antara PT Paridi Asyudewi dengan PT Pertamina.
89
Gambar 28 Mobil tangki milik PT Paridi Asyudewi tahun 2010 Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan PT Paridi Asyudewi untuk
transportasi BBM dari SPBU milik PT Pertamina ke kapal tongkang PT Paridi Asyudewi adalah Rp 30,00 per liter, maka penetapan harga BBM dari PT Paridi
Asyudewi kepada konsumennya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil wawancara kepada PT Paridi Asyudewi didapatkan bahwa PT Paridi Asyudewi hanya melayani kapal perikanan di atas 30 GT. Dalam
kegiatan penjualan BBM oleh PT Paridi Asyudewi, pengelola PPN Palabuhanratu tetap melakukan pengawasan terhadap kuota penjualan BBM oleh PT Paridi
Asyudewi, dimana perusahaan ini hanya boleh menjual BBM kesemua kapal sesuai kuota perkapal yaitu 75 klbulan. Adapun mekanisme pembelian BBM oleh
nelayan ke SPBB adalah sebagai berikut : 1
Nelayan mendaftar dan mengisi formulir di kantor syahbandar perikanan PPN Palabuhanratu
2 Setelah formulir disetujui oleh syahbandar perikanan, nelayan membawa surat
keterangan dari syahbandar perikanan kepada PT Paridi Asyudewi. 3
Pembayaran dilakukan sebelum transaksi BBM dilakukan. 4
Pada transaksi pembelian BBM pengelola SPBB tidak mengantarkan BBM ke kapal nelayan, melainkan BBM diambil langsung oleh nelayan ke tongkang
SPBB. Harga Konsumen = Harga PT Pertamina + Biaya Angkut + Keuntungan
90 3
Pensuplaian BBM milik PT Mekartunas Rayasejati Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pihak PT Mekartunas
Rayasejati menyatakan bahwa : Perusahaan Mekartunas Rayasejati merupakan perusahaan perseorangan yang
melakukan kegiatan penyediaan kebutuhan BBM bagi kapal di bawah 30 GT di PPN Palabuhanratu. PT Mekartunas Rayasejati menyewa lahan milik PPN
Palabuhanratu seluas 500 m² untuk mendirikan kantor administratif dan tempat penyaluran BBM, dan juga menyewa tangki BBM dengan kapasitas 208 m³
Gambar 29. Atas penggunaan lahan tersebut PT Mekar Tunas Rayasejati dikenakan biaya pengembangan sebesar Rp 7.500.000,00 untuk jangka waktu 15
tahun, biaya pemeliharaan prasarana sebesar Rp 350.000,00 per tahun dan biaya sewa tangki sebesar Rp 3.000,00 per ton BBM yang dimasukkan ke tangki. Selain
biaya di atas tidak terdapat pembagian keuntungan antara PT Mekartunas Rayasejati dengan pengelola PPN Palabuhanratu.
a. Kantor administratif b. Tempat penyaluran BBM
c. Tangki BBM Gambar
29 Kantor dan nstalasi BBM milik PT Mekartunas Rayasejati di PPN Palabuhanratu tahun 2010
91 Sumber BBM PT Mekartunas Rayasejati adalah PT Pertamina, dimana
biaya pendistribusian BBM dari PT Pertamina ke tangki milik PT Mekartunas Rayasejati dilakukan menggunakan mobil tangki dengan biaya Rp 100.000,00 per
tangkinya. Penetapan harga BBM dari Mekartunas Rayasejati kepada konsumennya adalah sama seperti penetapan harga konsumen pada PT Paridi
Asyudewi. Adapun mekanisme pembelian BBM oleh nelayan kepada PT Mekartunas
Rayasejati dilakukan secara langsung di stasiun pengisian bahan bakar nelayan SPBN yang terletak di dermaga muat II. Hambatan dalam pengelolaan BBM
oleh PT Mekartunas Rayasejati adalah jalan menuju tangki penyimpanan BBM yang kurang landai sehingga mempersulit distribusi BBM dari PT Pertamina.
Solusinya adalah dilakukan pembuatan jalan yang lebih landai sehingga memudahkan pendistribusian BBM.
6 Pengadaan es
Fasilitas pabrik es di PPN Palabuhanratu sampai saat ini masih belum tersedia, kebutuhan perbekalan es balok di PPN Palabuhanratu selama ini masih
disuplai oleh perusahaan swata yang berasal dari luar PPN Palabuhanratu yaitu pabrik es Sumber Makmur Tirta Jaya dan pabrik es Sari Petojo. Hal yang sama
juga dikemukakan oleh Yulia 2005, selain itu Yulia juga mengemukakan bahwa kapasitas produksi masing-masing pabrik adalah 1.000 balok es per hari.
Tidak terdapat kerjasama ataupun sewa lahan antara pihak swasta tersebut dengan pihak pengelola pelabuhan. Pihak pelabuhan hanya memungut biaya
retribusi kendaraan pengantar es balok yang masuk ke PPN Palabuhanratu. Hal tersebut menyebabkan pabrik es bukanlah fasilitas yang disediakan oleh pihak
pengelola pelabuhan, pelayanan yang diberikan oleh pengelola PPN Palabuhanratu terkait es adalah izin penyaluran es.
1. Pabrik es PT Sumber Makmur Tirta Jaya
Pabrik es PT Sumber Makmur Tirta Jaya merupakan perusahaan swasta yang memproduksi es balok dan mendistribusikan es yang diproduksinya ke PPN
Palabuhanratu. Pabrik es tersebut berada di luar PPN Palabuhanratu, tetapi masih
92 berada di dalam Kecamatan Palabuhanratu. Wawancara yang dilakukan dengan
perusahaan ini menghasilkan informasi seperti di bawah ini : Sumber air yang digunakan oleh PT Sumber Makmur Tirta Jaya dalam
memproduksi es balok berasal dari sungai Cimandiri dengan tahapan produksi sebagai berikut : air sungai Cimandiri dialirkan ke dalam pabrik, lalu air
ditampung di dalam bak untuk disaring dan diberi obat agar air jernih kaporit, air lalu diolah dengan dialirkan ke dalam cetakan baja untuk dibekukan menjadi
es balok. Setiap 1 cetakan baja dapat membuat 20 balok es dalam sekali proses, terakhir es balok dimasukkan ke dalam coldstorage untuk disimpan menunggu
pesanan. Es balok yang diproduksi dijual kepada kapal perikanan dan depot es
masyarakat dengan harga pabrik Rp 15.000,00 per balok di pabrik es Sumber Makmur Tirta Jaya. Harga es yang dibayarkan oleh nelayan di PPN Palabuhanratu
adalah Rp 17.000,00 per balok, hal ini dikarenakan Rp 2.000,00 merupakan upah angkut, upah kuli dan keuntungan agen penyalur es.
Pabrik es PT Sumber Makmur Tirta Jaya bekerjasama dengan KUD MMSL dalam mendistribusikan es baloknya ke PPN Palabuhanratu. Bentuk kerjasama
yang terbentuk yaitu KUD MMSL menerima fee Rp 200,00 untuk setiap es balok yang terjual oleh PT Sumber Makmur Tirta Jaya di PPN Palabuhanratu.
Kerjasama ini dimaksudkan agar nelayan lebih mudah dalam membeli es balok, yaitu memesan es balok melalui KUD MMSL kemudian KUD MMSL yang akan
menghubungi dan memesannya dari pabrik es Tirta Jaya. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan nelayan pancing rumpon memesan secara langsung ke
pabrik es Tirta Jaya melalui telepon atau melalui sopir truck yang sedang mengantar pesanan es balok nelayan yang lain. Meskipun nelayan di PPN
Palabuhanratu melakukan pemesanan es sendiri tanpa melalui KUD MMSL, PT Tirta Jaya tetap membayarkan fee Rp 200,00 per baloknya kepada KUD MMSL.
Nelayan memesan es tersebut beberapa jam sebelum berangkat melaut. Agar menunjang kegiatan tersebut pabrik es Tirta Jaya menyediakan 3 unit mobil truck
dengan kapasitas masing-masing sebesar 175 balok es yang disusun kedalam 35 deret balok es.
93 2.
Pabrik es Sari Petojo Nelayan di PPN Palabuhanratu juga menyatakan bahwa mereka dapat
membeli es balok kepada pihak lain yaitu Pabrik es Sari Petojo yang berada jauh di luar PPN Palabuharatu, yaitu di kota Sukabumi. Perusahaan tersebut
merupakan perusahaan swasta yang memproduksi es balok dan mendistribusikan hasil produksinya ke PPN Palabuhanratu.
Menurut nelayan di PPN Palabuhanratu, mekanisme pemesanan es balok dari nelayan kepada pabrik es Sari Petojo dilakukan melalui telepon. Es balok
yang dipesan oleh nelayan akan dikirim bersamaan dengan pesanan dari nelayan yang lain di PPN Palabuhanratu dan akan dibagikan kepada nelayan pembeli yang
sudah memesan di PPN Palabuhanratu. Harga es balok yang dibayarkan oleh nelayan PPN Palabuhanratu adalah Rp 17.000,00 per balok. Harga ini sama
dengan harga beli es balok kepada pabrik es Sumber Makmur Tirta Jaya. Es balok yang sudah dipesan langsung dikirim pada hari yang sama menggunakan mobil
truck yang bagian atas esnya dilindungi dengan menggunakan terpal untuk melindungi dari cahaya dan panas matahari.
7 Perusahaan penanganan dan pendistribusian tuna
Perusahaan swasta penanganan dan pendistribusian hasil tangkapan tuna yang membeli dan menerima hasil tangkapan tuna dari nelayan di PPN
Palabuhanratu terdapat beberapa unit, yaitu PT Tuna Tunas Mekar, PT Jaya Mitra dan PT Karya Maju Pengelola PPN Palabuhanratu, 2010. Nelayan menyebut
perusahaan Tuna Tunas Mekar sebagai perusahaan Toni, Perusahaan Jaya Mitra sebagai perusahaan Awi, dan perusahaan Karya Maju sebagai perusahaan Ape
yang mana Toni, Awi dan Ape merupakan nama pemilik masing-masing perusahaan tersebut.
Perusahaan Tuna Tunas Mekar, Jaya Mitra dan Karya Maju tidak bekerjasama dengan pihak pengelola pelabuhan, perusahaan-perusahaan tersebut
hanya menyewa lahan dan bangunan milik PPN Palabuhanratu melalui Koperasi Karyawan Mina Nusantara Gambar 30 Pengelola PPN Palabuhanratu, 2010.
94
a. Tuna Tunas Mekar Toni b. Jaya Mitra Awi
c. PT Karya Maju Ape
Gambar 30 Perusahaan-perusahaan penanganan dan pendistribusian tuna di PPN Palabuhanratu tahun 2010
Perusahaan Tuna Tunas Mekar, Jaya Mitra dan Karya Maju menyatakan bahwa mereka menerima hasil tangkapan tuna dari nelayan pancing rumpon dan
longline. Harga yang biasa ditawarkan oleh ketiga perusahaan tersebut sama yaitu Rp 30.000,00 per kilogram untuk ikan tuna yang termasuk kedalam kriteria
ekspor. Adapun kriteria untuk ikan tuna yang dinilai oleh perusahaan penanganan dan pendistribusian di PPN Palabuhanratu yaitu ukuran lebih dari 30 kg dan
memiliki ciri-ciri mata cerah dan jernih, tidak berbau busuk atau lama mati dan daging padat dan elastis. Pemilihan perusahaan sebagai tempat penjualan hasil
tangkapan tuna oleh nelayan lebih mengacu kepada kepercayaan dan langganan. Kepercayaan dan langganan antara nelayan kepada perusahaan pembeli tuna
terbentuk dengan sendirinya dan seiring dengan waktu karena seringnya nelayan menjual hasil tangkapannya kepada perusahaan tersebut dan kepercayaan nelayan
terhadap pengecekan mutu yang dilakukan oleh pihak perusahaan tersebut.
95 Proses penanganan yang dilakukan ketiga perusahaan berdasarkan hasil
wawancara tidak jauh berbeda. Proses penanganan tersebut seperti tampak pada Gambar 31 di bawah ini :
Gambar 31 Tahapan penanganan hasil tangkapan tuna di perusahaan penanganan dan pendistribusian tuna PPN Palabuhanratu tahun 2010
Gambar 31 di atas memperlihatkan penanganan hasil tangkapan tuna di perusahaan penanganan dan pendistribusiannya di PPN Palabuhanratu. Pada
penanganan tuna tersebut es yang telah digunakan pada ikan di atas kapal diganti dengan es yang baru karena es yang lama sudah bercampur darah dan lendir ikan.
Pengecekan mutu hasil tangkapan dilakukan oleh checker yang berasal dari pihak perusahaan yang akan membeli hasil tangkapan. Untuk hasil tangkapan yang tidak
Setelah ikan tuna sampai di perusahaan, ikan tuna diletakkan di lantai tempat perusahaan. Lantai tersebut telah dipel sebelum penanganan dilakukan
Es dikeluarkan dari kepala dan perut ikan tuna
Dilakukan pengecekan mutu oleh ahlinya checker. Semakin merah dan cerah warna daging, maka harga yang diterima semakin tinggi.
Ikan tuna ditimbang
Ikan tuna diisi lagi perut dan kepalanya dengan es curah yang baru
Ikan tuna layak ekspor dimasukkan ke dalam mobil kap tertutup es-tuna-es- tuna-es untuk dibawa ke Jakarta. Jika mobil kap tertutup belum datang, maka
tuna akan dimasukan ke dalam coldstorage untuk sementara
Ikan tuna yang tidak layak ekspor akan disimpan di dalam coldstorage, menunggu jumlah yang cukup untuk didistribusikan ke pengolah dan pengecer
nasional Ikan tuna dipisahkan berdasarkan mutu dan ukuran yang layak ekspor dan
tidak layak ekspor
96 termasuk ke dalam kategori ekspor akan didistribusikan ke pengolah dan pengecer
nasional. Ketiga perusahaan di atas menyatakan bahwa tujuan distribusinya adalah
pabrik pengolahan tuna nasional, pengecer nasional dan ekspor Jepang dan Korea. Tuna tujuan ekspor terlebih dahulu didistribusikan ke pedagang
pengumpul di Muara Angke dan Muara Baru Jakarta untuk digabungkan dengan hasil tangkapan tuna dari PPS Muara Baru dan PPI Muara Angke, baru kemudian
didistribusikan ke Jepang dan Korea. Hasil tangkapan tuna tersebut didistribusikan ke Muara Angke dan Muara Baru di Jakarta menggunakan mobil
box dengan sistem rantai dingin. Hasil tangkapan tuna di dalam mobil box disusun dengan urutan es-ikan-es-ikan-es sampai mobil box penuh.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu hanya menyediakan lahan dan bangunan kosong yang selanjutnya disewa oleh Koperasi Karyawan Mina
Nusantara. Oleh karena itu pengelolaan fasilitas penanganan dan pendistribusian tuna yang ada di PPN Palabuhanratu dilakukan oleh Koperasi Karyawan Mina
Nusantara.
8 Pasar ikan
Berdasarkan pengamatan di lapangan didapatkan informasi bahwa pasar ikan yang terdapat di PPN Palabuhanratu berjumlah 2 unit yaitu los pasar ikan
yang terdapat di belakang TPI dan Pasar Ikan dan Resto; yang keduanya menjual ikan segar sekaligus sebagai tempat penjualan ikan bakar. Selain pasar ikan, juga
terdapat tempat penjualan ikan tidak resmi yang terletak di samping CV Citra Karya Utama yang merupakan perusahaan pengelola docking di PPN
Palabuhanratu. Kondisi aktifitas kedua pasar ikan dan tempat penjualan ikan di samping CV Citra Karya Utama dijelaskan sebagai berikut :
1. Los pasar ikan
Los pasar ikan yang berlokasi di belakang TPI masih termasuk kedalam lahan dari TPI, oleh karena itu pengelolaannya dilakukan oleh KUD MMSL. Los
pasar ikan ini memiliki 60 unit lapak, menurut hasil wawancara kepada penjual ikan di los pasar ikan ini setiap lapak dikenai biaya sewa sebesar Rp 2.000,00 per
97 lapak per hari yang dibayarkan kepada KUD MMSL sebagai pihak pengelola TPI.
Biaya tersebut digunakan sebagai biaya kebersihan dan biaya retribusi. Namun dari hasil pengamatan di lapangan didapatkan bahwa kondisi los pasar ikan ini
“sembrawut”, kotor, becek dan bau Gambar 32. Seharusnya dengan adanya biaya sewa lapak sebagai biaya pemeliharaan kebersihan, kondisi dari los pasar
ikan ini rapi, bersih, tidak becek dan tidak bau.
Gambar 32 Los pasar ikan di belakang TPI di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Selanjutnya menurut pedagang di los pasar ikan tersebut, ikan yang dijual
dapat berasal baik dari hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu maupun ikan yang berasal dari luar PPN Palabuhanratu melalui jalur darat seperti
dari Jakarta dan PPI yang berada di sekitar PPN Palabuhanratu. Ikan yang dijual di pasar ini bervariasi seperti ikan marlin, cakalang, baby tuna, tenggiri, kue,
tongkol, cumi-cumi dan ikan lainnya. Selain ikan segar, ikan olahan pindang juga dijual di pasar belakang TPI PPN Palabuhanratu.
2. Pasar ikan dan resto
Pengelola PPN Palabuhanratu menyebutkan bahwa pasar ikan dan resto di PPN Palabuhanratu Gambar 33 digunakan sebagai pasar ikan segar dan restoran
ikan bakar. Pasar ini memiliki luas 713 m² dengan dua lantai, dan mengacu kepada sistem kebersihan dan kenyamanan sekitarnya. Pasar ikan dan resto
dibangun pada tahun 2009 sampai awal tahun 2010, dan mulai dioperasikan sejak tanggal 20 januari 2010. Pasar ikan dan resto ini dibangun oleh pengelola PPN
Palabuhanratu dengan dana yang berasal dari Direktorat Jenderal Pengolahan
98 Hasil Tangkapan. Pengelolaan dari pasar ikan dan resto ini diserahkan kepada
Koperasi Mina Nusantara
Gambar 33 Pasar ikan dan resto di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Pada pasar ikan dan resto terdapat dua orang pedagang ikan dan dua
warung makan di lantai 1 dan 4 warung makan di lantai 2. Pedagang ikan dan pedagang warung makan di pasar ikan ini menyewa kios kepada Koperasi
Karyawan Mina Nusantara dengan harga Rp 400.000,00 per bulan. Menurut penjual ikan di pasar ikan dan resto, hasil tangkapan yang dijual di
pasar tersebut adalah jenis ikan yang enak untuk dibakar seperti ikan kakap merah, cumi-cumi, tenggiri, kuwe dan kerapu. Hasil tangkapan tersebut dapat
langsung dibersihkan dan dibakardigoreng di tempat oleh penjual ikan, atau bisa juga dibawa dalam keadaan segar memakai sterofoam dan diberi es.
3. Tempat penjualan ikan tidak resmi di samping CV Citra Karya Utama
Berdasarkan wawancara kepada pengelola PPN Palabuhanratu didapatkan hasil bahwa tempat penjualan ikan yang berlokasi di samping CV Citra Karya
Utama tidak beroperasi secara resmi, disebutkan juga kalau pengelolaan dari tempat penjualan ikan ini dikelola oleh Koperasi Mina Nusantara. Hasil
pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tempat penjualan ikan ini difungsikan sebagai pasar penjualan hasil tangkapan dari nelayan yang
mengoperasikan alat tangkap pancing ulur. Terdapat 4 buah kios di tempat penjualan ikan ini, dimana 1 kios digunakan sebagai warung kopi, 1 kios
merupakan gudang docking dan 2 kios yang digunakan sebagai tempat penjualan ikan. Tempat penjualan ikan ini Gambar 34 terbuat dari kayu dengan keadaan
99 yang kotor tidak di cat dan atapnya bocor. Keadaan yang demikian tidak sesuai
dengan biaya sewa seharga Rp 400.000,00 per bulan yang dibayarkan kepada Koperasi Mina Nusantara Koperasi Karyawan.
Gambar 34 Tempat penjualan ikan tidak resmi di samping CV Citra Karya Utama di PPN Palabuhanratu tahun 2010
9 Syahbandar Perikanan
Kesyahbandaran yang terdapat di PPN Palabuhanratu ada dua kategori yaitu syahbandar umum dan syahbandar perikanan. Kedua syahbandar ini memiliki
tugas yang berbeda dan berada dibawah kementrian yang berbeda. Syahbandar umum berada dibawah Kementrian Perhubungan sementara syahbandar perikanan
berada dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan Pengelola PPN Palabuhanratu, 2010
Menurut pengelola PPN Palabuhanratu syahbandar umum yang berlokasi di belakang TPI bertugas mengawasi dan mengeluarkan izin kapal-kapal dagang,
kapal angkut barang atau penumpang dan kapal lainnya selain kapal perikanan. Izin yang dikeluarkan oleh syahbandar umum adalah izin berlayar, izin usaha, pas
tahunan kapal dan izin keluar masuk pelabuhan. Sebelum adanya syahbandar perikanan, izin kapal perikanan di PPN Palabuhanratu dikeluarkan oleh
Syahbandar Umum, mulai tahun 2006 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor: 4365DPT3KP.440.D3X2006, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tugas Syahbandar di Pelabuhan Perikanan, dibentuk Syahbandar Perikanan di PPN Palabuhanratu Gambar 35. Mulai saat itu izin kapal perikanan
di PPN Palabuhanratu dikeluarkan oleh Syahbandar Perikanan yang memiliki
100 kantor dengan luas 75 m² dan bertempat di samping gedung administratif utama
PPN Palabuhanratu.
Gambar 35 Kantor Syahbandar Perikanan di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dan staf syahbandar perikanan
di PPN Palabuhanratu didapatkan bahwa terdapat enam tugas pokok Syahbandar Perikanan di PPN Palabuhanratu, yaitu :
1 Menerbitkan surat izin berlayar SIB
2 Memeriksa ulang kelengkapan dan keabsahan dokumen kapal
3 Memeriksa ulang alat penangkapan ikan yang ada di kapal
4 Memeriksa persyaratan teknis dan nautis kapal
5 Memeriksa masuk dan keluar kapal perikanan dengan mengeluarkan surat
tanda bukti lapor kedatangan dan keberangkatan STBLKK 6
Mengatur pergerakan dan lalu lintas kapal Kepala syahbandar perikanan PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa surat
izin berlayar SIB dibuat satu kali, yaitu pada saat kapal baru selesai dibuat dan sebelum pergi melaut. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan
surat izin berlayar menurut aturan syahbandar perikanan yaitu : 1
Surat izin penangkapan ikan SIPI 2
Surat izin usaha perikanan SIUP 3
Pas kecil untuk kapal berukuran kurang dari 10 GT atau Pas Tahunan untuk kapal berukuran lebih dari 10 GT
4 Surat layak operasional SLO dari pengawas perikanan, khusus untuk armada
longline 5
Telah menyelesaikan pembayaran biaya docking kapal
101 Surat izin penangkapan ikan SIPI dan surat izin usaha perikanan SIUP
dibuat saat kapal akan melakukan operasi penangkapan ikan untuk pertama kalinya. Surat ini dibuat satu kali untuk satu kapal, surat ini masih aktif selama
kapal masih melaut dan masih melakukan usaha penangkapan ikan. Mulai tahun 2010, SIPI berlaku hanya untuk satu tahun saja dan harus diperbaharui setiap
tahunnya. Sedangkan SIUP mulai tahun 2008 hanya berlaku selama 12 tahun saja dan harus diperbaharui setiap 12 tahun sekali.
Pembuatan pas kecil atau pas tahunan dilakukan pada saat kapal selesai dibuat. Adapun proses pembuatannya dilakukan dengan pembuatan surat akta,
surat ukur dan pas kelayakan kapal terlebih dahulu. Surat akta merupakan surat yang dibuat sebagai tanda kepemilikan kapal, setelah itu kapal diukur untuk
menerbitkan surat ukur kapal. Setelah dibuat surat ukur kapal, kapal diuji kelayakannya untuk dapat melaut dan diterbitkan surat kelayakan kapal. Setelah
ketiga surat tersebut dibuat, maka dapat dibuat surat pas kecil atau pas tahunan. Kepala syahbandar juga menyatakan bahwa surat tanda bukti lapor
kedatangan dan keberangkatan STBLKK diisi dua kali, yaitu pada saat kapal berlabuh di dermaga dan pada saat akan pergi melaut. Surat tanda bukti lapor
kedatangan berisi nama kapal, pemilik, ukuran, isi kotor, merek mesin, tanggal berangkat, jumlah ABK, jenis kapal, daerah operasional, rencana kegiatan selama
berada di PPN Palabuhanratu, kelengkapan surat dan keterangan hasil tangkapan didaratkan. Surat tanda bukti keberangkatan berisi nama kapal, pemilik, nahkoda,
isi kotor, merek mesin, tanggal masuk, kegiatan selama di pelabuhan, logistik dan tujuan keberangkatan.
Armada di PPN Palabuhanratu yang wajib memiliki surat-surat di atas adalah payang, pancing rumpon, gillnet dan longline. Kapal jenis kincang jukung
dengan katir tidak wajib memiliki kelengkapan surat tersebut, karena kapal tersebut hanya diwajibkan untuk melaporkan dan mendaftarkan kapalnya ke Dinas
Kelautan dan Perikanan Kecamatan Palabuhanratu. Setiap tahunnya dilakukan razia oleh syahbandar perikanan kepada armada payang, pancing rumpon, gillnet
dan longline. Apabila diketahui oleh petugas kalau surat-surat tersebut tidak lengkap, maka nelayan akan didenda sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
102 Jumlah denda yang diberikan kepada nelayan lebih besar daripada biaya
pembuatan surat-surat tersebut.
10 Kantor administratif PPN Palabuhanratu
Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa kantor administratif PPN Palabuhanratu meliputi gedung utama kantor pengelola PPN Palabuhanratu
Gambar 36a yang dilengkapi oleh pos terpadu dermaga I Gambar 36b dan pos terpadu dermaga II Gambar 36c. Menurut pengelola PPN Palabuhanratu gedung
utama pengelola PPN Palabuhanratu memiliki luas 528 m² dan digunakan sebagai pusat administrasi. Demi menunjang kelancaran operasional di PPN
Palabuhanratu kantor pengelola PPN Palabuhanratu dilengkapi dengan telepon, internet dan faximile. Berdasarkan pengamatan, kondisi kantor pelabuhan ini
cukup baik dan terawat serta dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsinya.
a. Kantor administratif b. Pos terpadu I c. Pos terpadu II
Gambar 36 Kantor pengelola PPN Palabuhanratu, pos terpadu I dan pos terpadu II
di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Pos terpadu dermaga I dan pos terpadu dermaga II merupakan pos pelaksana
teknis kegiatan di PPN Palabuhanratu dengan luas masing-masing 6 m². Pos terpadu dermaga I merupakan pos statistik yang bertugas mendata jumlah armada,
jumlah alat tangkap, jumlah nelayan dan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu untuk kebutuhan pendataan statistik PPN Palabuhanratu.
Pendataan jumlah armada, alat tangkap dan nelayan dilakukan dari bulan Desember sampai bulan Januari. Selama waktu tersebut perusahaan penangkapan
ikan diwajibkan melaporkan jumlah armada, jenis alat tangkap dan jumlah
103 nelayannya. Sementara pendataan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan diawasi
dan dicatat langsung oleh petugas pos terpadu I pada saat hasil tangkapan tersebut didaratkan di dermaga PPN Palabuhanratu.
Pada saat pendataan jumlah hasil tangkapan didaratkan, petugas tidak melakukan kegiatan penimbangan hasil tangkapan yang didaratkan, jumlah hasil
tangkapan didapatkan dengan cara bertanya kepada nelayan yang mendaratkan dan hanya memastikannya dengan pengamatan saja. Hal ini merupakan
kekurangan bagi pendataan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan yang terjadi di PPN Palabuhanratu, karena dapat saja nelayan melaporkan jumlah yang salah.
Pendataan juga tidak selalu dilakukan pada setiap kegiatan pendaratan hasil tangkapan di PPN Palabuahnratu, terdapat pendaratan hasil tangkapan yang tidak
didata oleh petugas pos terpadu I. Pos terpadu dermaga II terbagi kedalam dua divisi yaitu divisi jasa dan
divisi teknis. Tugas dari divisi jasa adalah mengatur biaya tambat labuh, biaya pas kebersihan kolam pelabuhan dan biaya penyewaan alat berat milik PPN
Palabuhanratu. Biaya tambat labuh hanya dikenakan kepada armada pancing rumpon, gillnet dan longline. Biaya pas kebersihan untuk kapal dibawah 30GT
adalah Rp 100,00 sekali berlabuh, sedangkan biaya pas kebersihan untuk kapal diatas 30 GT ke atas adalah Rp 1.000,00 sekali berlabuh. Divisi teknis
mempunyai tugas yang sama dengan syahbandar perikanan sub bab 5.2 butir 9, perbedaannya hanya pada area tugas dimana syahbandar perikanan bertugas di
kolam pelabuhan I, sedangkan divisi teknis bertugas di kolam pelabuhan II. Divisi teknis tersebut akan melaporkan hasil pengawasan dan pencatatannya kepada
syahbandar perikanan setiap bulannya. Pelayanan yang diberikan oleh kantor administratif PPN Palabuhanratu
kepada nelayan di PPN Palabuhanratu adalah pelatihan, informasi cuaca dan gelombang laut, informasi daerah penangkapan ikan yang berpotensi terdapat
banyak ikan, bantuan permodalan seperti kapal, rumpon dan alat tangkap dan lain-lain. Pelayanan tersebut diberikan oleh kantor administratif PPN
Palabuhanratu kepada nelayan di PPN Palabuhanratu tanpa dikenakan biaya.
104
11 Docking
Fasilitas docking di PPN Palabuhanratu hanya berjumlah 1 unit Gambar 37 dengan panjang 66 m dan lebar 40 m. Fasilitas docking tersebut berada di
samping kolam pelabuhan I dengan keadaan yang kotor, tidak terurus dan banyak terdapat sampah serta bangkai kapal pengelola PPN Palabuhanratu, 2010.
Fasilitas docking di PPN Palabuhanratu dikelola oleh dua pihak yaitu PT Citra Karya Utama PT CKU dan PPN Palabuhanratu. Fasilitas docking yang
berada di arah dermaga I dikelola oleh pihak pengelola pelabuhan, sedangkan yang berada di arah dermaga II dikelola oleh pihak swasta yaitu PT CKU. Kedua
pengelola tersebut mendapatkan panjang docking yang sama yaitu masing-masing 33 m. Fasilitas docking yang dikelola oleh PPN Palabuhanratu umumnya
digunakan oleh nelayan sebagai tempat membuat kapal, sedangkan fasilitas docking yang dikelola oleh PT CKU umumnya digunakan sebagai tempat
perbaikan dan perawatan kapal.
Gambar 37 Docking kapal di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Kedua pengelola fasilitas docking PPN Palabuhanratu dan PT CKU
menetapkan tarif biaya sewa harian lahan docking yang sama yaitu Rp 350,00 per m². Biaya sewa tersebut dikeluarkan oleh nelayan atau pengusaha perikanan untuk
dapat menggunakan lahan docking pada saat pembuatan atau perbaikan kapal diluar biaya listrik, yang dihitung dengan rumus :
Keterangan : P = panjang kapal; L = lebar kapal; B = biaya sewa lahan; T = lama waktu penggunaan lahan
Sumber : hasil wawancara dengan pengelola PPN Palabuhanratu
Biaya docking = P x L x B x T
105 Berdasarkan hasil pengamatan diketahui fasilitas docking dilengkapi dengan
rel slipway yang berfungsi untuk mempermudah menaikkan kapal ke darat saat kondisi air laut sedang surut. Kondisi dari slipway tersebut sudah berkarat, kotor
dan di sekitarnya terdapat banyak sampah. Hal ini membuat fungsi slipway menjadi terganggu, sehingga sebagian besar nelayan dan pengusaha perikanan
menaikkan kapal ke darat tanpa melewati slipway, tetapi ditarik begitu saja menggunakan tali saat air sedang pasang. Mahyuddin 2007 mengemukakan
bahwa kondisi slipway dalam keadaan rusak namun masih dapat digunakan. Pelayanan yang terdapat pada fasilitas docking diberikan oleh pengelola
PPN Palabuhanratu, berupa penyediaan lahan yang dapat digunakan sebagai tempat pembuatan atau perbaikan kapal yang didukung dengan fasilitas listrik.
Pada PT CKU tidak dapat disebut sebagai pelayanan, tetapi lebih disebut kepada penyewaan lahan sebagai tempat docking.
12 Bengkel
Pengelola PPN Palabuhanratu menjelaskan bahwa bengkel di PPN Palabuhanratu didirikan mulai tahun 1993, dengan fungsi sebagai tempat
perbaikan mesin-mesin kapal perikanan yang mengalami kerusakan, pembuatan cerobong asap dan kemudi kapal. Bengkel di PPN Palabuhanratu Gambar 38
hanya berjumlah 1 unit, memiliki luas 250 m² dan terletak di sisi dermaga 1 yang bersebelahan dengan gedung utama kantor PPN Palabuhanratu.
Gambar 38 Bengkel di PPN Palabuhanratu tahun 2010.
Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola bengkel di PPN Palabuhanratu diketahui bahwa semenjak berdiri hingga tahun 2009, bengkel di
PPN Palabuhanratu belum dapat beroperasi dengan baik karena kekurangan
106 peralatan. Oleh karena itu pada tahun 2009 dilakukan pengadaan sarana
peralatan yang dibutuhkan, diantaranya gurinda tangan, gurinda duduk dan kompresor yang masing-masing berjumlah 2 unit. Bor duduk, las tangan, mesin
las, tabung oksigen, mesin bor, mesin bubut, blower, mesin pembengkok pipa dan mesin gergaji besi yang masing-masing berjumlah 1 unit.
Selanjutnya pengelola bengkel di PPN Palabuhanratu menyatakan bahwa bengkel di PPN Palabuhanratu juga menyewakan alat berat seperti crane dan
forcliftt. Crane disewakan dengan harga Rp 100.000,00 per hari, sedangkan forcliftt disewakan dengan harga Rp 50.000,00 per hari. Peminjaman dan
pembayaran diajukan kepada bengkel, selanjutnya uang pembayaran tersebut disetorkan oleh bengkel kepada pos terpadu divisi jasa di dermaga II.
Sesuai dengan fungsi bengkel di PPN Palabuhanratu seperti yang dijelaskan diatas maka diketahui pelayanan yang diberikan oleh bengkel di PPN
Palabuhanratu yaitu penyediaan tempat, sarana atau alat dan jasa untuk perbaikan mesin kapal, pembuatan cerobong asap dan pembuatan kemudi kapal.
13 Toko logistik
Toko logistik di PPN Palabuhanratu terbagi menjadi dua kelompok yaitu toko bahan alat penangkapan BAP dan kedai pesisir. Menurut PPN
Palabuhanratu 2010
e
diketahui bahwa toko BAP Gambar 39 adalah toko yang menjual bahan-bahan untuk membuat alat penangkapan ikan seperti benang,
coban, kail, pelampung, pemberat, jaring dan umpan. Masih menurut PPN Palabuhanratu, 2010
e
kedai pesisir Gambar 40 merupakan kedai yang menjual bahan kebutuhan melaut, makanan dan minuman.
Gambar 39 Toko bahan alat penangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2010.
107
a. lokasi di samping Syahbandar Perikanan b. lokasi di samping bengkel Gambar 40 Kedai pesisir di PPN Palabuhanratu tahun 2010.
Toko BAP berlokasi di depan Laboratorium Bina Mutu PPN Palabuhanratu yang berjumlah 3 unit toko. Kedai pesisir berjumlah 20 unit yang terletak di tiga
lokasi berbeda, yaitu di dekat pos terpadu I PPN Palabuhanratu, di sebelah bengkel PPN Palabuhanratu dan di sebelah syahbandar perikanan PPN
Palabuhanratu. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola PPN Palabuhanratu
diketahui bahwa toko BAP dan kedai pesisir di PPN Palabuhanratu dikelola oleh pihak swasta yang menyewa lahan dan bangunan milik PPN Palabuhanratu
melalui Koperasi Karyawan Mina Nusantara. Biaya sewa lahan dan bangunan toko BAP maupun kedai pesisir yaitu Rp 400.000,00 per bulan. Biaya sewa yang
dibayarkan oleh toko logistik dan kedai pesisir akan dibagi menjadi dua, yaitu 50 menjadi milik koperasi karyawan PPN Palabuhanratu dan 50 dimasukkan
ke dalam penerimaan bukan pajak PPN Palabuhanratu. Sesuai dengan pengertian toko BAP pada paragraf pertama, pelayanan yang
diberikan oleh toko BAP adalah penjualan bahan-bahan untuk membuat alat penangkapan ikan seperti benang, coban, kail, pelampung, pemberat, jaring dan
umpan. Sedangkan kedai pesisir memberikan pelayanan penjualan bahan kebutuhan melaut, makanan dan minuman. Pada kondisi aktual di lapangan, toko-
toko tersebut tidak hanya digunakan untuk menjual bahan-bahan alat penangkapan ikan dan bahan kebutuhan melaut, tetapi juga menjual barang-barang lain yang
tidak berhubungan dengan penangkapan ikan seperti pulsa, baju dan lainnya.
108
6 TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN OLEH PERIKANAN PANCING
RUMPON DAN BIAYA TERKAIT PEMANFAATANNYA
6.1 Besaran Pemanfaatan Fasilitas dan Tingkat Pelayanan Kepelabuhanan di