Analisis fisik Prosedur Analisis
                                                                                30 a
Uji kekuatan gel Suzuki 1981 yang telah dimodifikasi Pengujian  kekuatan  gel  surimi  dilakukan  dengan  menggunakan  alat
Rheoner jenis  RE-3305,  Scarsdale NY    Stable  Microsyatem.  Alat  diatur  dengan jarak 400 x 0,01 mm, sensitivitas 0,5 V. Sebanyak 90 gram surimi ditambah NaCl
sebanyak  2,5  dari  berat  surimi.  Adonan  diaduk  dengan  menggunakan  food processor  sampai  didapat  pasta  surimi.  Pasta  surimi  dimasukkan  ke  dalam
selongsong untuk direbus pada suhu 40
o
C selama 20 menit dan pada suhu 90
o
C selama 20 menit. Kemudian sampel didinginkan pada suhu 1-5
o
C selama 5 menit dan  sebelum  dilakukan  pengujian,  sampel  didiamkan  selama  24  jam  pada  suhu
kamar  karena pengujian dilakukan pada suhu kamar. Sampel  dipotong  dengan  panjang  2,5  cm.  Nilai  kekuatan  gel  diukur
dengan  menggunakan  probe dengan  diameter  5  mm  yang  terbuat  dari  bahan plastik  dan kecepatan pengukuran  sebesar 0,5  mms.  Nilai kekuatan gel dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kekuatan gel g cm ={jumlah kotak grafik x 25}g x jarak cm
b Uji lipat folding test Suzuki 1981
Uji pelipatan merupakan salah satu pengujian mutu surimi yang dilakukan dengan  cara  memotong  sampel  dengan  ketebalan  4-5  mm  potongan  sampel
tersebut diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk, kemudian dilipat untuk diamati ada tidaknya retakan pada surimi. Tingkat kualitas uji lipat  sebagai berikut :
1. Tidak retak jika dilipat seperempat lingkaran, kualitas
“AA” dengan nilai 5 2.
Tidak retak jika dilipat seperempat lingkaran, kualitas “A” dengan nilai 4
3. Retak jika dilipat menjadi setengah lingkaran, kualitas
“B” dengan nilai 3 4.
Putus menjadi dua bagian jika dilipat setengah lingkaran, kualitas “C”  dengan   nilai  2
5. Pecah menjadi bagian-bagian kecil  jika ditekan dengan
jari-jari tangan, kualitas “D” dengan nilai 1
31 c
Uji gigit teeth cutting test Suzuki 1981 Uji  gigit  dilakukan  untuk  mengukur  kekuatan  produk.  Pengujian  ini
dilakukan dengan cara memotong atau menggigit sampel antara gigi seri atas dan gigi  seri  bawah.  Sampel  yang  diuji  memiliki  ketebalan  5  mm  dan  diameter  12
mm. Tingkat kualitas uji lipat adalah sebagai berikut : 10 : Amat sangat kuat
9   : Sangat kuat 8   : Kuat
7   : Cukup kuat 6   : Dapat diterima
5   : Dapat diterima, sedikit kuat 4   : Lemah
3   : Cukup lemah 2   : Sangat lemah
1  : Tekstur seperti bubur, tidak ada kekuatan d
Uji derajat putih Kett Electric Laboratory 1981 Pengujian derajat putih surimi dilakukan dengan menggunakan alat KETT
Digital  Whiteness  meter.  Prinsip  pengujian  menggunakan  alat  adalah membandingkan  derajat  putih  sampel  dengan  derajat  putih  standar  yang  telah
ditentukan berdasarkan jenis sampel yang diuji. Pertama  kali  dilakukan  kalibrasi  alat.  Kalibrasi  dilakukan  dengan  cara
meletakkan lempengan kalibrasi  yang berwarna putih ke dalam wadah berbentuk piring  kecil,  lempeng  kalibrasi  yang  berwarna  putih  menghadap  keatas.
Selanjutnya  dimasukkan  kedalam  kotak  sampel  dan  ditutup  dengan  penutup. Kotak sampel yang berisi lempeng kalibrasi dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter. Tombol  “on”  ditekan  dan  ditunggu  hingga enam  menit  sampat  tanda peringatan  “wait”  berhenti.  Setelah  itu  akan  terbaca  pada  layer LED  nilai
kalibrasi dari lempeng kalibrasi tersebut. Nilai akan terbaca 100 . Perhitungan  sampel  dilakukan  setelah  proses  kalibrasi,  namun  yang
diletakkan  pada  wadah  berbentuk  piring  kecil  adalah  sampel  berupa  surimi. Kemudian sampel yang telah diisikan pada wadah berbentuk piring kecil tersebut
dimasukkan  ke  dalam  kotak  sampel  dan  ditutup  dengan  kover  penutup.  Tombol
32 “on” ditekan dan akan muncul pada LED waktu pengujian dan nilai derajat putih
dari surimi. Pengujian dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Nilai derajat putih  =
x 100
e Water holding capacity WHC Grau dan Hamm 1972 dalam  Faridah  et al.
2006 Prinsip  pengujian  daya  ikat  air water  holding  capacity  adalah
pengepresan  pada  tekanan  tertentu,  air  bebas  yang  terdapat  pada  daging  atau bahan  dilepaskan  ke  kertas  saring  yang  digunakan  untuk  pengepresan.  Cairan
yang  terpisah  membentuk  lingkaran  pada  kertas  saring  antara  air  yang  terikat dengan  air  bebas  yang  dilepaskan  akibat  perlakuan  pengepresan,  berbanding
terbalik  dengan  kemampuan  bahan  untuk  mengikat  air  bebas  sebagai  akibat  dari perlakuan  pengepresan  atau  berbanding  terbalik  dengan  WHC  atau  daya  ikat
airnya. Sampel sebanyak 0,3 g diambil dan ditempatkan di atas kertas saring dan
ditutup dengan penutupnya setelah itu diletakkan pada alat pengepres hidrolik dan diletakkan  pada  alat  pengepres  hidrolik  dan  ditekan  sampai  200  bar  atau
200  kgcm
2
selama  5  menit.  Luasan  lingkaran  dari daging  diukur,  begitu  pula luasan  lingkaran  luar  yang  terbentuk  oleh  air.  Luasan  lingkaran  yang  terbentuk
oleh  air  bebas  merupakan  pengurangan  dari  luasan  lingkaran  luar  dengan  luasan lingkaran dalam.
Kriteria umum  yang digunakan  adalah  jika  luasan  lebih  kecil  dari  6  cm
2
, maka hanya sekitar 25  air bebas yang dilepaskan pada waktu pengepresan yang
berarti  daya  ikat  airnya  tinggi,  jika  luasannya  6-8  cm
2
maka  daya  ikat  airnya sedang  dan  jika  luasan  air  bebasnya  lebih  dari  8  cm
2
maka  daya  ikat  airnya rendah. Adapun perhitungan luas air bebas adalah sebagai berikut :
Luasan air bebas cm = Luasan lingkaran luar – Luasan lingkaran dalam Jumlah air bebas mg =
8 0948
, cm
bebas air
lingkaran Luasan
2
Jumlah air sampel = kadar air  x berat sampel mg
33 WHC dihitung dengan menggunakan rumus :
WHC =
100 x
sampel air
jumlah bebas
air jumlah
- sampel
air jumlah