Bahan tambahan dalam pembuatan surimi

15 aroma, pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi, pemucat dan pengental Winarno 2002. Bahan tambahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan surimi antara lain adalah garam, cryoprotectant sorbitol, sukrosagula dan bahan lain untuk meningkatkan daya ikat air sodium tripolifosfat. Bahan anti denaturasi akan menurunkan tegangan permukaan dan menurunkan titik beku air terperangkap dari miofibril, sehingga air yang keluar selama proses dan penyimpanan beku akan sangat berkurang dan struktur alami protein tetap stabil Mackie 1992. a Alkali natrium bikarbonat NaHCO 3 Natrium bikarbonat atau sodium bikarbonat NaHCO 3 adalah garam yang terdiri atas ion Na + dan anion bikarbonat HCO 3 - . Garam ini telah digunakan secara luas dan mempunyai beberapa nama lain, yaitu sodium hidrogen karbonat, sodium bikarbonat, baking soda, soda roti, soda masak, soda bikarbonat, dan saleratus. Padatan putih ini berbentuk kristal tetapi sering ditemukan dalam bentuk serbuk. Komponen kimia ini mempunyai rasa sedikit basa Anonim 2008 b . Natrium bikarbonat NaHCO 3 dalam pencucian surimi berfungsi untuk meningkatkan nilai pH agar dapat mencegah terjadinya denaturasi protein. Jumlah natrium bikarbonat NaHCO 3 yang digunakan dalam pencucian surimi adalah 0,5 BPPMHP 2001. b Garam NaCl Garam terdiri dari 34,39 Na dan 60,69 Cl, garam biasa digunakan dalam pengolahan ikan sebagai pemberi rasa dan bahan pengawet. Pada pembuatan surimi penambahan garam sebanyak 0,2-0,3 selama proses pencucian akan memudahkan penghilangan air dari daging ikan yang telah dilumatkan Ditjen Perikanan 1990. Garam dalam pembuatan produk fish jelly lebih berfungsi sebagai agen pelarut bagi protein miofibril dibandingkan sebagai penambah cita rasa KIFTC 1992. Penambahan garam pada konsentrasi dibawah 2 akan menyebabkan protein miofibril tidak dapat larut, namun penambahan garam pada konsentrasi diatas 12 akan menyebabkan daging terhidrasi dan menyebabkan efek salting-out dari NaCl. Penambahan NaCl terbaik dalam pembentukan ashi 16 adalah dengan menggunakan kadar garam tinggi 5-10 , akan tetapi selang kadar garam 2-3 biasa digunakan pada beberapa spesies dan produk. Hal ini dilakukan untuk mengindari rasa asin yang berlebihan pada produk hasil akhir Niwa 1992. c Antidenaturan cryoprotectant Cryoprotectant adalah bahan yang biasa ditambahkan dalam pembuatan surimi yang tidak langsung diolah menjadi produk lanjutan, melainkan akan disimpan terlebih dahulu pada suhu beku dalam waktu yang lama. Penambahan cryoprotectant dalam pembuatan surimi dilakukan untuk mencegah terjadinya denaturasi protein selama penyimpanan pada suhu rendah. Pada surimi mentah, penambahan cryprotectant dibutuhkan untuk menstabilkan salah satu komponen yang penting yaitu protein miofibril. Penambahan cryoprotectant ini mampu meningkatkan N-aktomiosin dari 350 mg menjadi 520 mg dan meningkatkan kekuatan gel dari 400 g cm menjadi 480 g cm yang artinya sama dengan meningkatkan nilai pelipatan folding score dari A menjadi AA Peranginangin et al. 1999. Bahan yang umum digunakan sebagai cryoprotectant adalah jenis gula, misalnya sukrosa dan sorbitol. Namun pada saat ini, komponen yang digunakan sebagai cryoprotectant untuk melindungi protein yang labil selama proses pembekuan banyak macamnya yaitu : gula, asam amino, poliol, metal amina, polimer karbohidrat, polimer sintetik seperti polietilen glikon, PEG, protein lain seperti bovine serum albumin, BSA, dan garam anorganik seperti potassium fosfat dan ammonium sulfat Park 2000. Pipatsattayanuwong et al. 1995 menyatakan bahwa cryoprotectant dibutuhkan untuk meminimalisasikan denaturasi protein selama masa penyimpanan beku. Sukrosa 4 dan sorbitol 4-5 sering digunakan bersamaan dengan 0,3 sodium fosfat. Penambahan polifosfat dapat menyebabkan surimi tahan disimpan selama lebih dari satu tahun Lee et al. 1992. Bahan tambahan lain yang digunakan sebagai cryoprotectant dalam pembuatan surimi adalah fosfat. Fosfat biasa ditambahkan pada surimi sebesar 0,2 – 0,3 dalam bentuk sodium tripolifosfat atau pirofosfat yang berfungsi untuk memperbaiki sifat ketahanan air terjadi pada protein miofibril untuk 17 memperbaiki sifat ketahanan air. Fosfat dapat meningkatkan nilai pH dan kelarutan garam dari protein miofibril. Fosfat juga dapat meningkatkan kekenyalan dari surimi Lee et al. 1992. Polifosfat akan memisahkan aktomiosin dan berikatan dengan miosin. Miosin dan polifosfat akan berikatan dengan air dan menahan mineral dan vitamin. Pada proses pemasakan, miosin akan membentuk gel dan polifosfat membantu menahan air dengan menutup pori-pori mikroskopis dan kapiler. Polifosfat dapat menambah nilai kelembutan dan memperbaiki sifat surimi, terutama sifat elastisitas dan kelembutan. Polifosfat dapat memperbaiki daya ikat air water holding capacity dan memberikan sifat pasta yang lebih lembut pada produk-produk olahan surimi Peranginangin et al. 1999 Pada sebagian besar protein, cryoprotectant yang digunakan harus berada pada konsentrasi yang tinggi untuk memberikan perlindungan maksimum, pengecualian pada polimer seperti PEG polietilen glikon, BSA bovine serum albumin dan polivinilpirolidon PVP, harus digunakan pada konsentrasi kurang dari 1 bv yang sepenuhnya melindungi enzim yang sensitif. Konsentrasi cryoprotectant yang ditambahkan pada surimi tergantung pada lamanya waktu penyimpanan. Pada umumnya cryoprotectant yang digunakan adalah 4 sukrosa atau 4-5 sorbitol. Surimi yang telah ditambahkan sebagai cryoprotectant kemudian dilakukan proses pengemasan dan pembekuan pada suhu -25 °C Park 2000.

2.4.3 Syarat mutu surimi beku

Mutu surimi beku umumnya dinilai dari kekuatan gelnya dan warna yang sangat tergantung dari faktor-faktor bahan baku seperti spesies ikan, kesegaran ikan, metode dan pengawasan pengolahan, kadar air, pengawasan suhu pembekuan dan penyimpanan serta kondisi penanganan dan distribusi. Penentuan mutunya dilakukan dengan mengukur kekuatan gel dan penilaian organoleptik uji lipat folding test dan uji gigit teeth cutting test Tan et al. 1987. Salah satu cara yang digunakan untuk mempertahankan mutu surimi adalah penggunaan bahan baku yang segar. Apabila terpaksa harus menunggu, maka bahan baku harus disimpan dengan es atau air dingin 0 – 5 o C, kondisi saniter dan higienis SNI 01-2694-1992. 18 Karakteristik kesegaran bahan baku yang digunakan untuk membuat surimi secara organoleptik sekurang-kurangnya sebagai berikut :  Rupa dan warna : bersih, warna daging spesifik jenis ikan  Aroma : segar spesifik jenis  Daging : elastik, padat dan kompak  Rasa : netral agak manis Syarat mutu surimi beku menurut SNI 01-2693-1992 disajikan pada Tabel 4 :