Karakteristik kimia surimi hasil pengkomposisian selama penyimpanan dingin

51 Keterangan : Angka-angka pada diagram batang yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata p0,05 Gambar 9 Nilai pH surimi hasil pengkomposisian pada penyimpanan dingin Uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa penyimpanan dingin meberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai pH surimi hasil pengkomposisian. Berdasarkan data pada Gambar 9 dapat diketahui bahwa penyimpanan hari ke-0 berbeda nyata dengan penyimpanan pada hari ke-2, hari ke-4, 6, 8 dan hari ke-10. Akan tetapi, nilai pH pada hari ke-4, 6, 8 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata Lampiran 13b. Penurunan nilai pH dari surimi ini memberikan pengaruh terhadap kekuatan gel dari surimi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chinabhark et al. 2007 yang melaporkan bahwa protein larut garam akan larut pada pH yang optium, yaitu pH yang berada pada kisaran pH sedikit dibawah netral hingga pH netral. Apabila pH bahan diluar kisaran pH optimum untuk dapat melarutkan protein larut garam PLG maka hal ini akan menggambarkan rendahnya kekuatan ion bagi terekstraknya PLG daging. Pada keadaan tunggal nilai pH dari kedua jenis ikan tidak menunjukkan perbedaan yang begitu jauh berbeda dengan pH surimi hasil pengkomposisian dari kedua ikan tersebut. Nilai pH ini akan memberikan pengaruh yang nyata pada kekuatan gel surimi komposisi. Pada dasarnya, kadar pH yang terlalu asam atau basa akan menurunkan kekuatan gel surimi. Hal ini dikarenakan protein miosin biasanya larut dalam kisaran pH daging 6-7 Suzuki 1981. 52 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hingga hari ke-2 surimi hasil pengkomposisian masih menunjukkan nilai pH pada rentang 6-7. Kadar pH tersebut merupakan kadar pH optimum untuk melarutkan protein miofibril sehingga produk yang dihasilkan memiliki kekuatan gel yang baik. b Total volatile base nitrogen TVBN Pengujian nilai TVBN dilakukan untuk menentukan derajat kesegaran dengan mengukur jumlah basa menguap yang mencerminkan senyawa protein non-nitrogen menguap. Semakin tinggi nilai TVBN dari suatu bahan maka bisa disimpulkan kondisi bahan tersebut sudah tidak segar membusuk. Riebroy et al. 2006 malaporkan bahwa nilai TVBN berkaitan dengan bau dan aroma yang tercium oleh indera. Bau tersebut merupakan gabungan dari asam, basa volatil, komponen sulfur dan aldehid. Bau tersebut juga ditimbulkan oleh meningkatnya jumlah bakteri yang dapat memecah protein dan lemak serta terjadinya proses oksidasi yang menghasilkan bau yang tidak enak. Secara umum dapat dilihat bahwa kadar TVBN pada surimi komposisi selama penyimpanan 10 hari pada suhu dingin relatif meningkat. Berdasarkan data pada Gambar 10 berikut dapat dilihat pengaruh penyimpanan terhadap kadar TVBN surimi komposisi yang disimpan selama 10 hari pada suhu dingin. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa penyimpanan dingin memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap kadar TVBN surimi hasil pengkomposisian mas dan lele Lampiran 14a. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaporkan Riebroy et al. 2006 yang mengatakan bahwa penyimpanan dingin pada umumnya memberikan pengaruh terhadap kadar TVBN surimi. Kadar TVBN surimi komposisi ini relatif leih rendah dibandingkan dengan TVBN daging giling dari masing-masing ikan. Hal ini disebabkan karena proses pencucian. Proses pencucian menyebabkan protein sarkoplasma larut dalam air pencuci. Hilangnya protein ini menyebabkan berkurangnya volatile base pada produk yang pada akhirnya akan menurunkan kadar TVBN awal surimi. 53 Keterangan : Angka-angka pada diagram batang yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata p0,05 Gambar 10 Kadar TVBN surimi komposisi ikan mas dan ikan lele pada penyimpanan dingin Uji lanjut Tukey menunjukkan penyimpanan dingin memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap kadar TVBN surimi hasil pengkomposisian pada hari ke-0, 6, dan 10. Akan tetapi, penyimpanan dingin tidak memberikan pengaruh yang nyata p005 terhadap kadar TVBN surimi hasil pengkomposisian yang disimpan pada hari ke-0 dan ke-2, ke-4, dan ke-6. Begitu juga dengan kadar TVBN pada hari ke-8 dan hari ke-10 Lampiran 14d. Pada dasarnya penyimpanan pada suhu rendah memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar TVBN surimi komposisi ikan mas-lele. Surimi dengan nilai TVBN tertinggi adalah surimi yang disimpan pada suhu chilling pada hari ke-10 hari. Nilai TVBN surimi komposisi mengalami peningkatan yang sangat tajam selama penyimpanan dingin. Pada hari ke-0 nilai TVBN surimi berkisar antara 5-6 mg N100 g. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa pada hari penyimpanan ke-0 kadar TVBN surimi hasil pengkomposisian berkisar 5-6 mg N100g. Hal ini menandakan bahwa bahan baku yang digunakan pada pembuatan surimi ini sangat segar. Semakin lama penyimpanan maka kadar TVBN surimi pun semakin meningkat pada hari ke-8 kadar TVBN surimi komposisi ikan mas dan ikan lele dumbo berada pada kisaran 20 mg N100 g. Hal ini dapat dijadikan indikator bahwa surimi pada hari ke-8 dan ke-10 memiliki kualitas yang buruk. Peningkatan 54 kadar TVBN pada surimi yang disimpan pada suhu dingin ini sesuai dengan hasil penelitian Riebroy et al. 2006 yang mengatakan bahwa lamanya waktu penyimpanan akan meningkatkan kadar TVBN dalam surimi. Peningkatan kadar TVBN ini diduga juga disebabkan oleh bakteri. Kadar TVBN berbanding lurus dengan total mikroba dari suatu produk. Peningkatan aktifitas bakteri akan berpengaruh terhadap jumlah protein. Bakteri yang ada dalam bahan akan memecah protein menjadi senyawa nitrogen yang sederhana. Peningkatan kadar TVBN ini pada dasarnya disebabkan oleh bakteri proteolitik. Aktivitas mikroba ini tidak dapat dihentikan walaupun disimpan pada suhu yang sangat rendah. Kisaran TVBN pada produk perikanan yang berada pada kisaran antara 20-30 mg N100 mg merupakan produk yang masih layak untuk dikonsumsi, sedangkan kisaran TVBN 30 mg N100 mg merupakan produk yang sudah tidak dapat dikonsumsi lagi Farber 1965. Efek yang juga ditimbulkan karena penyimpanan yang lama selain jumlah bakteri yang meningkat akan menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap pada surimi. Hal ini diduga disebakan oleh aktifitas bakteri yang akan berpengaruh terhadap enzim dan menghasilkan bau yang tidak sedap seperti idol,skatol, hidrogen, dan lainnya Ketaren 1986. Berdasarkan data dapat dilihat bahwa surimi hasil pengkomposisian yang disimpan hingga hari ke-8 masih layak unuk dikonsusmsi karena nilai TVBN berada pada kisaran 20-30 mg N100 g. c Protein larut garam PLG Protein larut garam terdiri dari aktin, miosin, dan protein regulasi tropomiosin, troponin, aktinin. Protein miofibril merupakan protein yang larut dalam garam dengan konsentrasi 2-3 0,4-0,6 M dari berat daging. Protein larut garam ini bertanggung jawab terhadap kualitas surimi dalam membentuk struktur tiga dimensi gel. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kadar PLG surimi komposisi ikan mas-lele selama penyimpanan 10 hari menunjukkan penurunan. Lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 11. 55 Keterangan : Angka-angka pada diagram batang yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata p0,05 Gambar 11 Kadar PLG surimi komposisi ikan mas dan ikan lele pada penyimpanan dingin Menurut hasil analisis ragam dapat dilihat bahwa secara umum lama penyimpanan pada suhu dingin memberikan pengaruh nyata p0,05 terhadap nilai PLG surimi hasil pengkomposisian ikan mas dan ikan lele Lampiran 15a. Berdasarkan data pada Gambar 11, nilai PLG surimi tertinggi selama penyimpanan dingin terdapat pada hari ke-0, dan akan terus menurun hingga hari ke-10. Hal ini disebabkan pada proses penyimpanan dingin protein miofibril yang terdapat pada surimi tetap mengalami degradasi sehingga akan mempengaruhi nilai PLG selama penyimpanan. Penurunan jumlah protein miofibril dalam surimi yang berperan dalam pembentukan gel diakibatkan karena terjadinya agregasi antara aktin dan miosin saat diekstrak Suzuki 1981. Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa penyimpanan dingin pada hari ke-0, dank ke-2 serta hari ke-8 dan ke-10 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar PLG surimi hasil pengkomposisian, akan tetapi pada penyimpanan hari ke- 0, 4, 6, dan 8 penyimpanan dingin akan memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap kadar PLG surimi hasil pengkomposisian Lampiran 15b. Penurunan kadar PLG selama penyimpanan dingin dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya faktor enzimatis. Enzim proteinase adalah faktor utama yang menyebabkan protein terdegradasi. Enzim ini terdapat pada protein sarkoplasma daging ikan, enzim ini juga terdapat dalam jaringan otot ikan 56 meliputi katepsin, kalpain, dan alkali proteinase Hadiwiyoto 1993. Pada proses pembuatan surimi komposisi ini pencucian yang dilakukan terhadap masing- masing daging ikan mas dan lele dilakukukan satu kali pencucian dengan tujuan untuk menghilangkan segala jenis kotoran yang ada, sehingga diduga dalam daging tersebut masih terdapat enzim proteinase yang aktif dan akan mendegradasi protein. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Reynolds et al. 2002 yang mengatakan bahwa proses pencucian pada surimi pada dasarnya tidak dapat menghilangkan enzim proteinase melainkan menurunkan jumlahnya saja. Penguraian yang terjadi pada senyawa PLG menyebabkan tingkat kelarutannya menurun hingga akhir penyimpanan dingin Berdasarkan data pada Gambar 9 juga dapat dilihat bahwa pH memiliki korelasi negatif dengan kadar PLG surimi hasil pengkomposisian mas-lele. Hal ini disebabkan pada rentang pH tinggi enzim alkali proteinase akan aktif dan menyebabkan degradasi. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Mahawanich 2008 yang mengatakan bahwa kadar pH yang tinggi akan menyebabkan aktifnya enzim proteinase yang akan menyebabkan menurunnya kadar PLG . Faktor lain yang menyebabkan menurunnya kadar PLG pada surimi adalah faktor suhu lingkungan. Suhu merupakan faktor utama terhadap perubahan dari molekul protein. Protein ini memiliki tingkat toleransi yang sangat tinggi terhadap suhu yaitu : kestabilan pada suhu di atas titik beku, yang tergantung kepada kualitas kesegaran ikan dan stabilitas pada suhu dibawah titik beku Suzuki 1981.

4.2.2 Karakteristik fisik surimi hasil pengkomposisian selama penyimpanan dingin

Surimi komposisi yang disimpan pada suhu dingin selama sepuluh hari diolah menjadi produk gel untuk dipelajari pengaruh penyimpanan terhadap karakteristik mutu surimi yang dihasilkan. a Kekuatan gel Kualitas surimi secara umum ditentukan oleh kemampuan daging untuk membentuk gel dengan cara mencampurkan surimi tersebut dengan garam dan mencetak adonan dalam casing yang sesuai dan merebusnya Suzuki 1981. Hasil uji kekuatan gel surimi komposisi ikan mas dan ikan lele dengan perbandingan 57 1:1 secara umum mengalami penurunan seiring dengan semakin lamanya waktu penyimpanan. Lebih lanjut hubungan antara penyimpanan dengan kekuatan gel dapat dilihat pada Gambar 12. Keterangan : Angka-angka pada diagram batang yang diikuti dengan huruf yang berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata p0,05 Gambar 12 Nilai kekuatan gel surimi komposisi mas dan lele pada penyimpanan dingin Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penyimpanan dingin memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap kekuatan gel yang dihasilkan surimi hasil pengkomposisian mas dan lele Lampiran 16a. Hal ini sesuai dengan penelitian Riebroy et al. 2006 yang mengatakan bahwa penyimpanan dingin menybabkan terjadinya proses denaturasi protein miofibril yang menyebabkan turunnya kemampuan kelarutan protein tersebut didalam larutan NaCl 5 . Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa penyimpanan dingin memberikan pengaruh yang nyata terhadap surimi hasil pengkomposisian mas dan lele yang disimpan pada hari ke-0 dan hari ke-10 Lampiran 16b. Akan tetapi, penyimpanan dingin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kekuatan gel surimi hasil pengkomposisian mas dan lele yang disimpan pada hari ke-2, 4,6, 8, dan hari ke-10. Pada awal penyimpanan surimi komposisi pada suhu dingin nilai kekuatan gel surimi sebesar 1140 g cm. Pengkomposisian terbukti dapat meningkatkan kemampuan gel surimi dibandingkan dengan surimi tunggal. Namun dengan seiring lamanya waktu penyimpanan maka kemampuan gel surimi