Uji Instrumen Penelitian Karakteristik Umum Responden

4.3. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel- variabel dalam penelitian, meliputi uji validitas dan uji reliabilitas pertanyaan. Kuesioner tahap awal disebar kepada tiga puluh responden dengan tujuh belas pertanyaan didalam kuesioner yang harus dijawab oleh responden tersebut. Uji validitas menggunakan Product Moment Person dengan bantuan Software Microsoft Excel, dan didapatkan hasil bahwa semua pertanyaan mempunyai kesimpulan tolak H dan terima H 1 , yang artinya adalah instrumen semua pertanyaan valid karena nilai r-hitung lebih besar daripada nilai r-tabel 0,361. Teknik yang digunakan dengan Alpha Cronbach dengan bantuan Software SPSS 15.0. Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik tersebut menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,885. Nilai 0,0885 menunjukan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner adalah sangat reliable, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ke tujuh belas pertanyaan yang merupakan gabungan pertanyaan peubah EPIC Model dan Direct Rating Method adalah layak untuk disebar kepada responden, karena bersifat valid dan reliable.

4.4 Karakteristik Umum Responden

Setelah diperoleh tujuh belas pertanyaan yang telah diuji dan layak untuk disebar, kuesioner penelitian disebarkan kepada 76 orang responden yaitu para siswa-siswi yang telah terdaftar mengikuti program bimbingan belajar pada Sentral Edukatif Bogor tahun pelajaran 2009 2010 serta mengetahui bentuk promosi yang dilakukan oleh Sentral Edukatif Bogor. Syarat ketentuan karakteristik responden untuk mengisi kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Usia Responden dan Tingkat Pendidikan Pemilihan responden dilakukan terhadap siswa-siswi dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Umum SMU. Alasan pemilihan responden pada tingkat pendidikan SMP dan SMU adalah bahwa responden telah mampu untuk memahami pertanyaan kuesioner khususnya mengenai promosi. Persebaran responden menurut usia dan tingkat pendidikan dapat terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan Kelompok Usia tahun Tingkat Pendidikan Responden orang Persentase 15-19 SMU 63 63 15 SMP 37 37 Jumlah 100 100 Berdasarkan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa-siswi yang menjadi responden yang terdaftar pada Sentral Edukatif pada tahun pelajaran 2009 2010 didominasi usia 15 sampai dengan 19 tahun yaitu siswa-siswi tingkat SMU, dengan persentase 63 persen responden, sedangkan tingkat pendidikan SMP merupakan kelompok terkecil dengan nilai sebesar 37 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa-siswi yang terdaftar untuk mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif Bogor tahun pelajaran 2009 2010, didmonisai tingkat pendidikan SMU dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP, hal ini disebabkan tingkat pendidikan SMU memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif Bogor dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP. 2. Jenis Kelamin Responden Siswai yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 49 laki-laki dan 51 perempuan. Berdasarkan data tersebut bahwa responden perempuan lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan responden laki-laki. Secara lengkap sebaran jenis kelamin responden dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden orang Persentase Laki-laki 49 49 Perempuan 51 51 Jumlah 100 100 3. Asal Sekolah Responden Responden yang terdaftar mengikuti program bimbingan belajar pada Sentral Edukatif Bogor tahun ajaran 2009 2010 berasal dari sekolah-sekolah tingkat SMP dan SMU di kota Bogor. Persebaran jumlah dan persentase responden menurut asal sekolah dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Asal Sekolah Nama Sekolah Responden orang Persentase SMAN 1 BOGOR 12 12 SMAN 2 BOGOR 6 6 SMAN 3 BOGOR 4 4 SMAN 4 BOGOR 4 4 SMAN 5 BOGOR 5 5 SMAN 6 BOGOR 4 4 SMAN 9 BOGOR 6 6 SMAN 10 BOGOR 3 3 SMA Taruna Andhiga 4 4 SMPN 1 BOGOR 3 3 SMPN 2 BOGOR 4 4 SMPN 4 BOGOR 16 16 SMPN 5 BOGOR 5 5 Jumlah 76 76 Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswai yang menjadi responden yang terdaftar pada Sentral Edukatif pada tahun pelajaran 2009 2010 berasal dari sekolah tingkat SMP dan SMU Negeri dengan jumlah total sebesar 72 persen bandingkan dengan responden yang berasal dari sekolah swasta seperti SMA Taruna Andhiga 4 persen. 4. Sumber Biaya Pendidikan Responden Berdasarkan data mengenai sumber biaya pendidikan responden, maka dapat disimpulkan seluruh responden mendapatkan sumber biaya pendidikan yang berasal dari orangtuanya masing-masing dengan persentase 100 persen, hal ini jelas terlihat bahwa mereka masih berada pada usia pelajar di mana biaya pendidikan masih menjadi tanggung jawab orangtuanya. 5. Pendapatan per bulan Orangtua Responden Berdasarkan tingkat pendapatan orangtua responden, dibagi menjadi 4 kelompok konsumen dengan tingkat pendapatan yang berbeda. Tingkat pendapatan orangtua sebagian besar responden Sentral Edukatif Bogor per bulan adalah Rp 1.000.001,00 sampai dengan Rp. 2.000.000,00 yaitu sebesar 29 persen, penghasilan Rp 2.000.001,00 sampai dengan Rp. 4.000.000 sebesar 27 persen, penghasilan di atas Rp 4.000.000,00 sebesar 10 persen. Sedangkan jumlah responden yang paling sedikit memiliki penghasilan Rp.500.000,00. sampai dengan Rp 1.000.000,00 yaitu sebesar 10 persen. Persebaran jumlah dan persentase responden menurut penghasilan orangtua per bulan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Orangtua per Bulan Pendapatan Orangtua per Bulan dalam rupiah Responden orang Persentase 500.000 – 1.000.000 10 10 1.000.001 – 2.000.000 29 29 2.000.001 – 4.000.000 27 27 4.000.000 10 10 Jumlah 76 76 Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dari Sentral Edukatif Bogor berasal dari masyarakat kalangan menengah ke kebawah yang memiliki rata-rata pendapatan orangtuanya per bulan cukup. Hal ini jelas terlihat bahwa dengan biaya bimbingan Sentral Edukatif Bogor tahun pelajaran 2009 2010 Lampiran 2 yang dapat dikatakan cukup dan bersaing dengan bimbingan belajar lainnya di kota Bogor, hanya dapat dijangkau untuk segmen pasar masyarakat semua kalangan. 6. Keikutsertaan Responden dalam program promosi selama kurang lebih satu tahun Responden yang pernah mengikuti program promosi di Sentral Edukatif Bogor kurang lebih selama satu tahun dan melanjutkan untuk mengikuti program Sentral Edukatif Bogor di tahun pelajaran 2009 2010 yang jumlahnya lebih banyak berasal dari siswai yang mengikuti program belajar untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri yaitu dari 33 siswa yang terdaftar pada tahun pelajaran 2009 2010 seluruhnya adalah siswa-siswi Sentral Edukatif yang sebelumnya mengikuti program bimbingan belajar untuk kelas 3 SMU di Sentral Edukatif dan dari siswa-siswi yang terdaftar mengikuti program bimbingan belajar tahun pelajaran 20092010 di Sentral edukatif sebanyak 32 siswa sehingga jumlah totalnya adalah 65 persen, sedangkan siswa-siswi yang terdaftar mengikuti program bimbingan belajar tahun pelajaran 2009 2010 yang menjadi responden yang merupakan siswa-siswi yang baru pertama mengikuti program bimbingan belajar di Sentral Edukatif Bogor jumlahnya adalah 35 persen. Perbandingan responden yang pernah mengikuti program promosi Sentral Edukatif ± satu tahun dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran Responden yang pernah mengikuti kegiatan promosi Sentral Edukatif Bogor selama ± satu tahun Mengikuti program promosi ± 1 tahun Responden orang Persentase Ya 65 65 Tidak 35 35 Jumlah 100 100 7. Bentuk Promosi yang diketahui Responden Penelitian Sebelum responden memutuskan untuk mengikuti program bimbingan belajar pada Sentral Edukatif Bogor, responden dipengaruhi oleh adanya informasi tentang lembaga bimbingan belajar yang akan dikunjungi tersebut. Sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah brosur dan harga promosi yang ditawarkan, spanduk, media cetak, try out gratis, program belajar gratis, kunjungan ke sekolah-sekolah, dan kegiatan berbakat lainnya. Brosur disebarkan melalui staf pengajar langsung ke sekolah pada saat musim kenaikan kelas. Brosur dibuat menarik dengan fakta yang nyata seperti prestasi murid yang pernah bimbingan belajar di Sentral Edukatif serta konsumen dapat bertanya langsung dengan staf yang berjaga di tempat sekolah tersebut. Harga merupakan daya tarik utama dalam brosur, sebab Sentral Edukatif memberikan fasilitas potongan harga bagi siswa berprestsi. Tabel 10. Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Media Informasi Pada Tabel 10, bahwa sebanyak 47 dari 111 responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan sumber media informasi melalui brosur. Wawancara yang dilakukan banyak siswa mengetahui Sentral Edukatif dari pihak lain diantaranya teman, guru yang berasal dari promosi word of mouth. Menurut Astaga 2009, bahwa word of mouth marketing sangat efektif di Indonesia , dimana hal tersebut akan cepat membangun kredibilitas sebuah brand, yang berhujung pada rekomendasi brand tersebut oleh satu konsumen ke konsumen lainnya. Hasil wawancara dengan Ibu Susan sebagai pemiliki dari Sentral Edukatif mengatakan bahwa media promosi dengan brosur merupakan strategi yang ampuh untuk menarik perhatian. Sumber Media Informasi Siswai orang Persentase Brosur 47 39 Spanduk 6 5 Media cetak dan elektronik koran dan internet 3 3 Tryout gratis 10 8 Program belajar gratis 5 4 Kunjungan ke sekolah-sekolah 5 4 Kegiatan event pameran 2 2 Pihak lain : teman dan guru 38 31 Tidak tahu 5 3 Jumlah 111 100

4.5 Analisis EPIC Model

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE FULL COSTING DAN METODE VARIABLE COSTING (Studi Kasus pada UKM Tempe “Kharisma Jaya” Malang)

12 104 17

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tas Wanita (Studi Kasus UKM Lifera Hand Bag Collection Bogor)

3 29 93

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu dengan Metode Full Costing pada Industri Kecil (Studi Kasus CV Laksa Mandiri)

6 27 75

Analisis perhitungan harga pokok produksi sepatu dengan metode full costing: studi kasus UKM Galaksi Kampung Kabandungan, Ciapus, Bogor

10 67 75

Analisis strategi pemasaran produk kerajinan sepatu pada UKM Galaksi, Desa Ciapus, Ciomas

1 4 112

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Ukm Kue Risky

0 5 57

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Bakpia Pathok 29 Dengan Metode Full Costing Pada UKM Bakpia Pathok 29.

0 7 12

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

1 2 16

PENDAHULUAN Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 0 6

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 1 17