Kadar sulfat Karakteristik Karagenan Terbaik

ini masih memenuhi standar yang telah ditentukan. Kadar sulfat karagenan dapat dilihat pada Tabel 7. Karagenan asal bibit Kota Baru bila dibandingkan dengan asal bibit pulau Karimun memperoleh nilai sulfat yang tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa komponen pengotor pada kedua jenis asal bibit rumput laut ini masih tinggi. Kandungan sulfat berbanding lurus dengan viskositas karagenan. Rendahnya kandungan sulfat dapat menyebabkan viskositas karagenan menurun. Karagenan dan agar dibedakan berdasarkan kandungan sulfatnya, karagenan mengandung minimal 18 dan agar-agar hanya mengandung sulfat 3-4 Food Chemical Codex, 1974.

4.5.4 Logam berat

Logam berat merupakan logam yang masa atom relatifnya besar. Logam berat pada perairan berpotensi sebagai pencemar yang berbahaya karena logam berat memiliki sifat yang tidak dapat dihancurkan non degradable oleh organisme hidup yang ada dilingkungan. Logam berat merupakan parameter yang menunjukan adanya pencemaran pada lokasi penanaman rumput laut, karena rumput laut mampu menyerap logam berat dari perairan melalui proses absorbsi. Umumnya logam berat bersifat racun meskipun dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh. Logam Cu dan Zn dibutuhkan oleh organisme perairan sebagai kofaktor dalam proses fisiologi enzim, sedangkan Pb, Hg dan Cd belum diketahui manfaatnya bagi organisme, sebaliknya dapat menimbulkan penyakit Fahmi 2009. Pada penelitian ini tidak terdeteksi adanya Pb dan As pada tepung karagenan melainkan Cu dan Zn. Nilai kadar logam dari kedua asal bibit dapat dilihat pada Tabel 7. Logam berat pada karagenan berasal dari perairan tempat budidaya rumput laut. Rumput laut mampu menyerap logam berat dari perairan melalui proses absorbsi. Adanya seng dalam karagenan disebabkan akumulasi seng oleh rumput laut melalui absorbsi atau proses pertukaran ion. Proses ini terjadi melalui dinding sel rumput laut, yang kemudian bersenyawa dengan protein dan polisakarida. Kandungan logam Cu dan Zn karagenan pada penelitian ini masih memenuhi standar EEC yaitu maksimal 50 dan 25 ppm. Kitosan mempunyai bentuk kristal rombik dengan struktur saling silang antar bentuk alfa, beta dan gamma, membentuk suatu matriks sebagai resin sehingga cocok untuk digunakan sebagai absorben. Kitosan mampu mengikat logam berat karena kitosan polielektrolit bermuatan negatif sedangkan logam bermuatan positif. Kitosan bersifat polikatonik karena dapat mengikat lemak dan logam berat pencemar. Kitosan memiliki gugus amina yaitu unsur N yang sangat reaktif dan bersifat basa. Pada penelitian ini kitosan dimanfaatkan sebagai absorban untuk memurnikan karagenan Rumapea 2009. Logam Cu dan Zn pada asal bibit Kota Baru dan pulau Karimun mendapat nilai yang berbeda. Logam berat pada karagenan disebabkan oleh pencemaran air yang berasal dari perairan.