Asal Bibit Kota Baru

tanaman. Komponen terbesar yang menyusun berat kering dinding sel rumput laut adalah karagenan. Karagenan terdapat dalam matriks intraseluler. Secara visual pewarnaan dengan touilidin blue pada umur panen 30 hari memiliki penyerapan warna yang cenderung lebih tipis dari pada saat tanaman berumur 45 dan 60 hari. Hal ini disebabkan oleh masing-masing umur thallus memiliki kadar kandungan kimia yang berbeda sehingga mempengaruhi penyerapan warna histokimia pada setiap jaringan Suntoro 1983. Struktur jaringan rumput laut pada thallus berumur 30 hari menggambarkan dengan jelas bentuk jaringan penyusun yang terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, lapisan pseudoparenkim dan medula. Hal ini disebabkan, pada saat tanaman berumur 30 hari kandungan kimia dan zat karagenan yang terdapat di dalam thallus masih sedikit dan ditunjukkan dengan gambar dinding sel yang terbentuk tipis sehingga dapat membentuk organ yang lebih jelas. Akan tetapi saat rumput laut mencapai umur 45 dan 60 hari struktur organ membentuk jaringan yang tidak beraturan serta penyerapan warna yang lebih menyolok dari pada saat tanaman berumur 30 hari, serta terjadi penebalan pada dinding sel yang diduga mengandung karagenan. Rumput laut asal bibit Kota Baru memiliki bentuk organ yang cenderung bulat. Pseudoparaenkim merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan ini tersusun atas dua lapisan yaitu lapisan yang berbatasan dengan epidermis dinamakan kortek luar dan yang berbatasan dengan medula dinamakan kortek dalam. Keberadaan korteks dalam, yang berukuran besar menyebabkan rumput laut dapat mengapung pada perairan karena berisi udara di dalamnya. Medula pada rumput laut berfungsi sebagai pusat thallus, lapisan ini tersusun sangat rapat Suryaningrum 1988. Pada Gambar 14, tanda panah menunjukkan tempat keberadaan karagenan. Karagenan ditunjukkan oleh warna biru keunguan. Bertambahnya umur tanaman memberikan kekontrasan warna yang berbeda, hal ini berhubungan dengan kandungan karagenan yang terkandung di dalam thallus rumput laut. Gambar dibawah ini menunjukkan bentuk jaringan thallus pada asal bibit Kota Baru pada umur tanaman yang berbeda. Gambar 14 Gambar histologis rumput laut asal bibit Kota Baru pembesaran 10X. A 1 lapisan epidermis dan pseudoparenkim umur 30 hari, A 2 medula umur 30 hari , B 1 lapisan epidermis dan pseudoparenkim umur 45 hari, B 2 medula umur 45 hari, C 1 lapisan epidermis dan pseudoparenkim umur 60 hari, C 2 medula umur 60 hari. Bertambahnya umur tanaman tampak berpengaruh terhadap bentuk semua jaringan rumput laut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur tanaman maka akan mempengaruhi bentuk jaringan, kandungan kimia serta karagenan sebagai komponen primer penyusun rumput laut. Perubahan bentuk jaringan rumput laut dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan selama di dalam perairan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput laut dipengaruhi oleh kualitas cahaya serta zat hara yang cukup misalnya nitrat dan posfat. Unsur ini berfungsi sebagai bahan dasar penyusun protein dan pembentuk klorofil pada proses fotosintesis. Hal lain yang mempengaruhi yaitu A 1 A 2 B 1 B 2 C 1 C 2 hasil asimilasi, hormon, substansi pertumbuhan dan lingkungan tempat tumbuh rumput laut. Laju pertumbuhan, fotosintesis dan respirasi rumput laut cenderung berkolerasi dengan suhu, cahaya, pH dan nutrient tempat tumbuhnya Gardner et al. 1991.

4.2.2 Asal bibit pulau Karimun

Bahan kental yang dapat membentuk gel diperoleh dengan cara ekstraksi dari jenis alga merah ini adalah karagenan. Karagenan pada asal bibit pulau Karimun terletak pada dinding sel. Selain itu, molekul-molekul karbohidrat merupakan unsur terbanyak setelah karagenan terletak pada dinding sel paling luar thallus. Molekul karbohidrat terdapat dalam bentuk selulosa yang merupakan dinding pelindung protoplas. Protoplas merupakan bagian yang terpenting dalam sel tumbuh-tumbuhan dan terdapat didalam ruang sel lumen. Nutrisi yang terkandung pada thallus dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan cara panen. Rumput laut memiliki kemampuan untuk beradaptasi sehingga apabila dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain akan memberikan perkembangan yang berbeda baik pada sel, thallus dan jumlah protoplas Champbell et al. 2000. Penyerapan air dan unsur hara yang terlarut terjadi melalui seluruh bagian tubuh tanaman dengan cara difusi. Proses difusi ini terjadi karena konsentrasi beberapa ion dalam sitosol dipertahankan tetap rendah, karena begitu ion-ion tersebut masuk kedalam sitosol akan segera dikonversi kebentuk lain, misalnya NO 3 - segera direduksi menjadi NH 4 - , selanjutnya digunakan dalam sintesis asam amino dan protein. Hasil cadangan makanan rumput laut menghasilkan karbohidrat yang berwarna kemerah-merahan pada thallus. Rumput laut K.alvarezii memiliki sel lebih dari satu multiseluler. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram dikrit. Didalam matriks kloroplas terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang dinamakan membran tilakoloid. Membran tilakoloid berisikan klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis. Dinding sel alga merah ini mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai ekonomis tinggi Barsanti dan Gualtieri 2006. Jaringan rumput laut asal bibit pulau Karimun seperti halnya asal bibit Kota baru yang memiliki lapisan epidermis, lapisan pseudoparenkim, dan medula. Bertambahnya umur tanaman juga mempengaruhi bentuk jaringan tersebut. Akan tetapi bentuk jaringan asal bibit pulau Karimun memiliki sedikit perbedaan dengan asal bibit Kota Baru yaitu memiliki bentuk jaringan yang cenderung lonjong. Pada saat rumput laut berumur 30 hari epidermis terbentuk sangat tipis dan rapuh. Akan tetapi pada umur 45 dan 60 hari terlihat adanya penebalan sehingga terbentuk batas antara epidermis dan korteks luar. Letak dari sel-sel epidermis sangat rapat sehingga tidak terdapat ruang-ruang antar sel. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang seragam dari segi topografi sampai tingkat ontogeni Fahn 1991. Saat tanaman berumur 45 dan 60 hari terjadi penebalan pada dinding sel. Penebalan dinding sel terjadi karena meningkatnya selulosa dan karagenan pada thallus. Pada saat rumput laut berumur 30 hari memiliki dinding sel yang tipis Gambar 15 A 1 hal ini dapat disebabkan oleh kandungan karagenan pada saat tanaman muda masih sedikit. Dengan bertambahnya umur tanaman maka sel-sel bertambah besar dan berlangsung pula penebalan-penebalan yang merupakan lapisan-lapisan yang akhirnya memberikan bentuk tetap pada sel-sel tersebut Mulyani 2006. Bentuk medula asal bibit pulau Karimun tidak menunjukkan perkembangan seperti pada asal bibit Kota Baru karena semakin bertambah umur tanaman maka bentuknya hampir sama. Pada Gambar 15 C 1 saat tanaman berumur 60 hari terjadi penebalan pada dinding sel sehingga menutupi bagian kortek luar dan kortek dalam jaringan rumput laut. Saat tanaman berumur 45 dan 60 hari terjadi penebalan pada dinding sel, hal ini berkolerasi dengan besarnya kandungan karagenan yang berada pada dinding sel yang merupakan hidrokoloid hasil metabolisme primer dari rumput laut dan pengaruh selulosa yang terdapat dalam jumlah banyak pada tanaman Suyitno 1992. Perubahan anatomi pada jaringan dapat disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dipengaruhi oleh lingkungan seperti respon nutrien dan pergerakan air pada tempat budidaya Risjani 1999. Asal bibit Kota Baru dan pulau Karimun memiliki bentuk jaringan yang sedikit berbeda, hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan genetika berdasarkan DNA fragmen kedua varietas tersebut Sulaeman et al. 2005.