Morfologi Ana Biologi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii

rapat sehingga tidak terdapat ruangan-ruangan antar sel didalamnya Lestari 2007. Lapisan pseudoparenkim pada rumput laut terdiri atas dua lapisan yaitu kortek luar dan kortek dalam. Kortek terletak di bawah epidermis tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran udara dan sebagai tempat cadangan makanan. Medula merupakan lapisan paling dalam yang merupakan pusat thallus berukuran kecil dan bentuknya bulat. Bentuk epidermis dan korteks tumbuhan dilihat pada Gambar 4 . Gambar 4 Gambar epidermis A dan kortek B tumbuhan Lestari 2007 Tumbuhan memiliki dinding sel berupa selulosa yang tebal berbeda dengan dinding sel pada hewan. Dinding sel rumput laut terdiri dari selulosa dan polisakarida misalnya agar-agar, karagenan dan fursellarin. Pembentukan dinding sel berkembang di antara lapisan padat pada pemecahan inti sel. Bagian tengah dari lapisan sel sering berkembang menjadi lamela tengah Suyitno 1992. Thallus rumput laut menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi semua selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastida. Pada plastida terdapat zat-zat warna derivat klorofil yaitu klorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih menonjol dan menyebabkan kelompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna Lobban dan Harrison 1994. Plastida berbentuk seperti butiran, umumnya terdapat dalam sitoplasma di luar inti sel. Butiran-butiran plastida mempunyai bentuk bermacam-macam, ada yang bundar dan adapula yang lonjong tergantung pada tipe selnya. Inti sel berfungsi sebagai sentral segala proses yang berlangsung di dalam sel Sutrian 2004. Morfologi dan anatomi dari beberapa jenis rumput laut dapat dilihat pada Gambar 5. A B Gym Rhody Schiz Euche U Gambar 5 nogongrus ymenia pert zymenia Du euma spino Ulva sp 5 Keragama sp tusa ubyi sum an morfolog gi dan anato omi rumput laut. Perbedaan bentuk morfologi akan menyebabkan srtuktur anatomi tiap jenis rumput laut berbeda. Perbedaan-perbedaan ini membantu dalam pengenalan berbagai jenis rumput laut baik dalam mengidentifikasi jenis, genus ataupun famili. Pigmen yang terdapat pada thallus dapat digunakan untuk membedakan kelas dari berbagai jenis rumput laut. Perbedaan warna thalli menimbulkan adanya ciri alga yang berbeda seperti alga hijau, alga coklat, alga merah dan alga biru. Keanekaragaman bentuk rumput laut juga memberikan nilai tambah tersendiri bagi wisata bahari, karena dapat digunakan sebagai objek wisata laut yang menarik Aslan 1998.

2.1.4 Pemeriksaan jaringan tumbuhan

Kata histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu akar kata dari Histos yang berarti jaringan dan LogiaLogos yang berarti ilmu pengetahuanilmu yang mempelajari. Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan. Anatomi dapat dikelompokkan sebagai bagian ilmu dari histologi yang digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu anatomi makroskopis artinya struktur tubuh yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan anatomi mikroskopis yaitu struktur tubuh yang hanya dapat dilihat dengan alat bantu yaitu mikroskop. Histologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur mikroskopis tumbuhan, karakteristik sel, fungsi dari jaringan dan organ. Histoteknik adalah cara atau metode untuk membuat sajian histologi dari spesimen tertentu melalui suatu rangkaian proses hingga menjadi sajian yang siap untuk diamati atau dianalisa Jusuf 2009. Perkembangan histologi dapat dipelajari dari waktu ke waktu secara teratur dengan melihat jaringan sampel. Gambaran histologi secara langsung atau tidak langsung berperan untuk pelestarian sumber daya hayati perairan maupun untuk perbaikan efisiensi metode perikanan. Menurut Suntoro 1983 ada beberapa metode histologi yang umum untuk mempelajari jaringan yaitu sebagai berikut: 1. Metode Irisan Metode irisan adalah suatu metode pembuatan sediaan dengan membuat suatu irisan dengan tebal tertentu, sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Metode irisan ada dua macam yaitu dengan tangan dan dengan mikrotom. Cara metode irisan dengan tangan yaitu memegang sepotong jaringan diantara ibu jari penunjuk. Dengan sebuah pisau yang tajam jaringan ini dipotong melintang beberapa kali dengan cepat, pararel dan sedekat mungkin dengan permukaan atas jaringan yang dipotong, hal ini dilakukan untuk mendapatkan irisan yang setipis mungkin. Sedangkan irisan dengan mikrotom yaitu dengan cara memotong jaringan dengan menggunakan alat untuk mengiris yang disebut mikrotom. Keuntungan menggunakan alat ini yaitu mendapatkan tebal irisan yang dapat diatur menurut tujuan dan kehendak peneliti. 2. Metode Beku Metode beku adalah salah satu cara membuat preparat irisan dengan cara membekukan jaringan, sehingga keras dan mudah diiris. Cara membekukan jaringan yaitu dengan menyemprotkan gas CO 2 pada jaringan tersebut. Kelebihan dari metode ini yaitu prosesnya cepat, jaringan hanya sedikit mengerut dibandingkan irisan dengan metode parafin, hampir semua metode pewarnaan dapat dikerjakan apabila menggunakan metode ini. Kekurangan dari metode ini yaitu hampir tidak mungkin untuk dapat melihat elemen-elemen struktural dalam kedudukan yang asli, sangat sukar untuk mendapatkan irisan yang seri, dan sukar memperoleh irisan yang tipis. 3. Metode Parafin Metode parafin yaitu dengan cara menanam jaringan pada parafin. Metode parafin saat ini banyak digunakan karena hampir semua macam jaringan dapat dipotong dengan baik. Kelebihan metode ini yaitu irisan dapat jauh lebih tipis daripada menggunakan metode beku karena tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron sedangkan metode beku tebal irisan rata-rata 10 mikron, irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah, prosesnya jauh lebih cepat. Kekurangan metode parafin adalah jaringannya menjadi keras, mengkerut dan mudah patah serta sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan metode ini. Supaya mendapatkan jaringan yang dapat diamati di bawah mikroskop maka jaringan yang sudah dipotong dengan metode di atas dilanjutkan dengan metode pewarnaan. Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong sehingga unsur jaringan menjadi kontras dapat dikenali dan diamati dengan mikroskop. Proses timbulnya warna terkait dengan terjadinya ikatan antara molekul tertentu yang terdapat pada daerah dan struktur jaringan. Menurut asalnya zat warna dibedakan atas beberapa zat. Zat warna alam yaitu zat warna yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Zat warna sintetis yaitu zat warna yang dibuat oleh pabrik. Beberapa metode pewarnaan yang digunakan untuk mengamati keberadaan karbohidrat pada jaringan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Metode pewarnaan jaringan No. Metode Pewarnaan Hasil Pewarnaan 1 Alcian blue Ross E.McKinney Biru dan merah 2 Alcian blue Biru - hijau 3 Thionin dan Toluidin blue Ungu dan biru 4 Muller-Mowry Biru menyala 5 Alcian Blue-PAS Biru - ungu 6 Silver Nitrat Kuning-kecoklatan Sumber: Suntoro 1983 dan Widayati et al. 2007

2.1.5 Komposisi kimia rumput laut

Komposisi kimia dari rumput laut bervariasi tergantung dari spesies, tempat tumbuh dan musim. Karbohidrat merupakan komponen terbesar terutama sebagai komponen dinding sel dan sebagai jaringan intraseluler. Karbohidrat yang terdapat dalam rumput laut berupa manosa, galaktosa dan agarosa yang tidak mudah dicerna oleh manusia. Selain karbohidrat terdapat pula kandungan protein dan lemak namun dalam jumlah sedikit, sedangkan kadar abu sebagian besar terdiri dari Natrium dan Kalium. Kandungan protein dan lemak antara jenis rumput laut yang satu dengan yang lain tidak selalu sama.Tinggi rendahnya kandungan algin, agar dan karagenan pada rumput laut tergantung pada jenis, daerah dan iklim Soegiarto et al. 1978. Metabolit primer yang dihasilkan oleh rumput laut Kappaphycus alvarezii salah satunya adalah karagenan. Rumput laut jenis ini mengandung karagenan 39, sedangkan sisanya merupakan garam anorganik 49, selulosa 8, protein kasar 3, serta lemak 1 Bixler 1996. Komposisi komponen rumput laut kelas Rhodophyceae secara umum disajikan pada Tabel 3 Tabel 3 Komponen penyusun alga merah Komponen Berat Molekul Keterangan Galaktosida 266 Sangat banyak 2-D-asam gluiserat- α-D mannopriranosida 268 Td 3-o-fluoridosida α-D-mannopriranosida 415 Td 1-o-gliserol- α-D-galaktopiranosida 254 Td D-glukosa 176 Td D-galaktosa 180 2,5 D-manosa 180 Td L-galaktosa 180 0,85 D-xilosa 390 1,0 Ester sulfat 96 3,5 D-asam glukoronat 193 9,5-11 D-asam galakturonat 194 6 Selulosa 2,464,000 1-9 Xylan 5,850 29-45 Mannan 2,928 3,8 Klorofil a 1,972 +++ Fikosianin 222,000 + Asam poliuronat 2,005 Td B-karoten 536 Td Lutein 568 ++ Karagenan kappa karagenan pada Kappaphycus alvarezii 100,000-1,000,000 260,000-320,000 35,1-80 61,52 Trace element I, Mg, Na, K 254, 24, 23, 39 Klorofil d 1972 + α-karoten 536 + Fikoeritrin 240,000 +++ +++ : Pembentuk pigmen utama ++ : Komponen pigmen yang kurang dari setengah dari jumlah total pigmen + : Sebagaian kecil komponen pigmen : Basis kering : Perbandingan molar dalam Porphyra sp Td : Tidak ada Sumber :Yanti et al. 2001 Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan rumput laut juga bermanfaat sebagai bahan pangan yang bekhasiat yaitu sebagai antikanker, antioksidan, mencegah kardiovaskular dan sangat tepat sebagai makanan untuk diet. Senyawa- senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada genus Eucheuma berupa alkaloid dan flavonoid. Senyawa tersebut merupakan senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia pengobatan Nurhayati et al. 2006.

2.1.6 Asal bibit dan umur panen

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembudidayaan rumput laut adalah pengadaan bibit. Fungsi bibit bagi tanaman yaitu untuk