karagenan dilakukan pada skala laboratorium. Sebelum masuk ke skala besar diperlukan perincian biaya produksi dalam skala laboratorium. Karagenan yang
berkembang sekarang ini menggunakan proses perlakuan dengan alkali untuk memperoleh bentuk gel yang lebih baik dari karagenan. Penambahan alkali ini
umum digunakan di industri pembuatan karagenan sebagai nilai tambah dari karagenan. Kalium hidroksida merupakan bahan alkali yang umum digunakan
pada proses pembuatan karagenan. Akan tetapi pada penelitian ini bahan alkali diganti dengan kitosan. Kitosan merupakan bahan alami yang berasal dari kulit
udang dan kepiting sehingga aman untuk dikonsumsi dan menekan penggunaan bahan kimia pada pengolahan karagenan. Biaya poduksi karagenan sebagai bahan
pemurni dapat dilihat pada Lampiran 3.
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Bentuk jaringan rumput laut pada kedua asal bibit memiliki perbedaan. Pada asal bibit Kota Baru bentuk jaringan cenderung bulat dan asal bibit pulau Karimun
jaringan cenderung lonjong. Bentuk sel-sel jaringan rumput laut saat tanaman berumur 30 hari cenderung lebih beraturan daripada saat berumur 45 dan 60 hari.
Karagenan merupakan polisakarida yang terdapat pada dinding sel thallus rumput sehingga rumput laut berlendir dan seperti karet. Manfaat karagenan bagi thallus
rumput laut yaitu untuk membantu melawan agitasi gelombang laut. Berdasarkan hasil pengujian secara kimia terhadap rumput laut kering
diperoleh umur panen 45 hari dari kedua asal bibit sebagai umur panen yang terbaik. Sedangkan karakteristik fisiko-kimia terbaik pada karagenan yang
menggunakan kitosan sebagai bahan pemurni diperoleh dari rumput laut umur panen 45 hari dengan penambahan kitosan 0,10 pada asal bibit Kota baru dan
konsenrasi kitosan 0,15 pada asal bibit pulau Karimun. Kitosan dapat dipergunakan dalam proses produksi karagenan dan bisa menggantikan fungsi
KCl serta menggurangi penggunaan alkohol.
5.2 Saran
1. Sebagai penyempurnaan dari penelitian ini maka perlu adanya informasi
mengenai pembentukan, mekanisme, transfer serta deposisi karagenan pada dinding sel rumput laut secara ontogeni.
2. Sebaiknya untuk pembuatan karagenan menggunakan rumput laut saat umur
panen 45 hari, serta perlu dilakukan penelitian pada penambahan konsentrasi kitosan secara bertingkat dan waktu absorbansi yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
AS Kobenhvns Pektifabrik. 1978. Carrageenan. Lillekensved. Denmark. P 156-157.
Angka SL, Suhartono MT. 2000. Bioteknologi hasil laut. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan.Institut Pertanian
Bogor. Hlm 46-51.
Anggadiredja TJ, Zatnika A, Purwoto H, Istini S. 2007. Rumput Laut. Jakarta : Penebar Swadaya.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Yasni S, Budiyanto S. 1989. Analisis Pangan
. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
[AOAC]. Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Methods of Analysis
of the Association of Official Analytical Chemist 18
th
Edition. Gaithersburg, USA :AOAC International.
Aslan ML. 1998. Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius.
Atmadja WS. 1996. Pengenalan Jenis Alga Merah. Di dalam: Pengenalan Jenis- Jenis Alga Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Pusat penelitian dan
Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hlm 147-15.
Banadib A, Khoiruman. 2009. Optimasi pengeringan pada pembuatan karagenan dengan proses ekstraksi dari rumput laut jenis Eucheuma cottoniii [catatan
penelitian]. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Barsanti L, Gualtieri P. 2006. Algae Anatomy, Biochemistry, and Biotechnology. London: Taylor Francis Group.
Basmal J, Syarifudin, Faridma’ruf W. 2003. Pengaruh konsentrasi larutan potasium hidroksida terhadap mutu kappa-karagenan yang diekstraksi dari
Eucheuma cottonii .
J Pen Perikanan Indones .95:95-103.
Bastaman S. 1989. Studies On Degradation Extraction of Chitin and Chitosan From Prawn Shells
Nephrops nevergicus. Belfast: The faculty Engineering of the Queendland University. P 4-26.
Bixler HJ. 1996. Recent development in the manufacturing and marketing carrageenan. Hydrobiologia 326327:35-57.
Blakemore WR , Harpel AR. 2010. Carragenan. Di dalam: Imeson A editor. Food Stabilisers, Thickeners and Gelling Agents.
Blackwell Publishing. USA. Hlm 73-93.
[BSN]Badan Standardisasi Nasional. 01-2690. 2009. Rumput Laut Kering. Jakarta:Dewan Standardisasi Nasional.
Caner C, Vergano PJ, Wiles JL. 1998. Chitosan film mechanical and permeation properties as affected by acid, plasticizer and storage. J Food Science 636:
1049-1053.
Champbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2000. Biologi. Fifth edition. Addision Wesley Logman Inc.
Chapman VJ, Chapman DJ. 1980. Seaweed and Their Uses. London:Hapman and Hall.
Cutler DF, Botha T, Stevenson DW. 2007. Plant Anatomi. USA: Blackwell.
Departemen Perdagangan. 1989. Ekspor Rumput Laut Indonesia. Jakarta. Hlm 57.
Departemen Pertanian. 1995. Rumput Laut. Cara, Budidaya dan Pengolahannya. Kantor Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta. Hlm 35-41.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kobar. 2010. Profil Rumput Laut Kotawaringin Barat. Tidak dipublikasikan.
Distantina S, Fadilah, Danarto YC, Wiratni, dan Fahrurrozi M.2009. Model Penentuan Viskositas Intrinsik Karagenan Dari Rumput Laut Eucheuma
cottonii. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia.
Doty MS. 1987. The Production and Uses of Eucheuma. Di dalam: Doty MS. Caddy JF, Santelices B, editor. Studies of Seven Commercial Seaweed
Resources . FAO Fish.Tech.Paper N0.281 Rome. Hlm 213-161.