Aktivitas Konvensi Profil Perusahaan

3 Diagram penyebaran data histogram. Manfaatnya adalah mengetahui penyebaran data, alat pengendalian proses, dan mempermudah dalam melihat dan menginterpretasi data. 4 Diagram prioritas diagram pareto. 5 Diagram sebab-akibat fish bone diagram. Manfaatnya adalah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik mutu sebab dan akibat. 6 Diagram pencar scatter diagram. Manfaatnya adalah menentukan korelasi antara faktor-faktor yang akan mempengaruhi karakteristik mutu. 7 Peta kendali control chart. Manfaatnya adalah menunjukkan batas minimum dan batas maksimum daerah pengendalian.

4. Pembudayaan GKM

Berdasarkan wawancara dengan fasilitator GKM, proses GKM memerlukan waktu yang tidak instan, karena GKM bukan proses yang selesai begitu saja setelah suatu masalah selesai dilaksanakan oleh aktivis GKM , tetapi proses pembudayaan dalam organisasi. Adanya kegiatan GKM diharapkan dapat meningkatkan rasa kepedulian dan rasa memiliki dari para pekerja terhadap perusahaan, karena kegiatan GKM memacu ide-ide perbaikan di lingkungan kerja karyawan. Kegiatan GKM di PT. Triteguh Manunggal Sejati diharapkan menjadi sebuah budaya bagi karyawan. Jika GKM sudah membudaya dan menjadi suatu kebutuhan, maka akan terjadi peningkatan kualitas produk yang signifikan, semangat kebersamaan dalam bekerja, dan komunikasi efektif antara karyawan dengan pihak manajemen. Beberapa hal yang dilakukan dalam membudayakan GKM adalah melalui menyediakan taman GKM, spanduk dan baliho bergambar GKM yang berprestasi di konvensi lokal maupun nasional, coaching and controlling dari pihak manajemen, dan lain- lain.

4.2.4. Aktivitas Konvensi

Penilaian perkembangan kegiatan GKM dapat terlihat saat konvensi. Pelaksanaan konvensi merupakan salah satu bukti komitmen manajemen. Dengan demikian, anggota GKM merasa diperhatikan oleh pihak manajemen dan adanya penghargaan saat konvensi juga dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya dan berbuat lebih baik bagi perusahaan. Konvensi adalah perlombaan antar kelompok GKM, Cross Function Team CFT, dan Suggestion System SS dimana setiap kelompok mempresentasikan masalah yang telah mereka selesaikan didepan kelompok lain, pimpinan, dan dewan juri. Terdapat tigamacam konvensi di PT. TMS, yaitu konvensi lokal, Tudung Innosummit, dan temu karya mutu dan produktivitas nasional TKMPN. Konvensi lokal diadakan oleh GKM di PT. TMS sebelum Tudung Innosummit diadakan, dengan tujuan mendapatkan kelompok GKM terbaik untuk mewakili PT. TMS ke Tudung Innosummit. Tudung Innosummit adalah konvensi yang diikuti oleh seluruh perusahaan cabang yang berada dibawah kendali Tudung group, diantaranya Garuda Food Group dan SNS Group. Konvensi dilakukan setiap 6 bulan sekali. Konvensi terdiri dari konvensi proses dan konvensi hasil. Konvensi proses dilakukan untuk melihat sejauh mana kemajuan dari setiap GKM. GKM yang bisa ikut konvensi adalah GKM yang sudah melewati langkah 4. Jadi, GKM yang masih langkah 1-3 tidak bisa mengikuti konvensi proses. Konvensi hasil dilakukan untuk melihat hasil akhir dari kegiatan GKM. Pada tahun 2007 PT. Triteguh Manunggal Sejati membentuk satu GKM dan mengikuti konvensi lokal yang diadakan di Cipanas, Cianjur. Seiring dengan berkembangnya waktu, pada tahun 2008 ada 9 GKM yang mengikuti konvensi di tingkat lokal yang diadakan di Citra Raya, Tangerang. Dari 9 GKM yang mengikuti konvensi lokal maka terpilih satu GKM yang memperoleh predikat Gold di tingkat lokal yaitu GKM Improri dan terpilih untuk mewakili PT. TMS ke Tudung Innosummit yang diadakan di Hotel Merkuri, Ancol. Dalam konvensi Tudung Innosumit maka GKM Improri, yakni wakil dari PT. TMS memperoleh predikat Gold dan berhak untuk mewakili Tudung Group dalam konvensi tingkat nasional. Konvensi tingkat nasional adalah konvensi yang diikuti oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia yang menerapkan GKM dalam perusahaan mereka. Dalam konvensi tersebut GKM Improri memperoleh predikat Silver. Pada tahun 2009, terdapat 7 GKM yang mengikuti konvensi tingkat lokal yang diadakan di Wisma Kinasih, Depok. GKM Formasi memperoleh predikat Gold dalam Konvensi tersebut dan sebagai wakil PT. TMS ke Konvensi Tudung innosummit . dalam konvensi Tudung Innosummit, GKM Formasi memperoleh predikat Silver, dan tidak bisa mewakili Tudung ke konvensi nasional karena hanya predikat Gold yang bisa mengikuti konvensi nasional. 4.3. Efektivitas Proses dan Hasil GKM 4.3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment. Validitas ini diuji pada 30 responden yang merupakan aktivis GKM dari Departemen Produksi Minuman Ringandengan menggunakan metode penarikan sampel quota sampling. Kondisi karyawan di Depertemen Produksi PT. TMS yang sudah jenuh oleh kuesioner lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, kesibukan kerja lapangan bagi karyawan produksi dan keterbatasan waktu penelitian menjadi bahan pertimbangan dalam penyebaran kuesioner. Kuesioner juga dibuat sedemikian rupa agar mudah dipahami dengan menyederhanakan pilihan jawaban menjadi 5, yaitu 1 untuk sangat tidak setuju, 2 untuk tidak setuju, 3 untuk netral, 4 untuk setuju, dan 5 untuk sangat setuju. Sebelumnya, pilihan jawaban untuk 8 variabel berbeda-beda. Untuk mengetahui karakteristik GKM, diberikan juga pertanyaan terbuka mengenai identitas responden. Uji validitas pada kuesioner digunakanuntuk menghitung korelasi antara tiap poin pertanyaan atribut dengan total poinnya. Dalam uji validitas, pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai-p atau Sig.2-tailed lebih kecil daripada alpha 5. Pada kuesioner bagian 2 dan bagian 3, atribut A3 dan B2, memiliki nilai Sig.2-tailed alpha 5 sehingga atribut tersebut tidak valid, sedangkan atribut lain valid. Atribut yang tidak valid tersebut tidak digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi terhadap hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya, karena instrumen tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat