Prinsip-Prinsip Total Quality Management TQM

proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Sedangkan Nasution 2004 berpendapat bahwa TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus- menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Hampir lima dekade yang lalu istilah TQM telah tumbuh dan berkembang sebagai hasil sintesis dari berbagai sumber. Semula ide TQM muncul pertama kali di Amerika Serikat, tetapi kemudian diorganisasikan dan dilaksanakan di beberapa perusahaan di Jepang. Dua orang pakar yang merupakan ahli TQM, baik di Jepang maupun di Amerika Serikat adalah W. Edward Demming dan Joseph M. Juran Prawirosentono, 2004. The Demming Wheel mencakup beberapa tahapan dalam mencapai kemajuan, yaitu Plan, Do, Check, Action PDCA. Juran mempunyai gagasan bahwa pihak manajemen harus bertanggung jawab dan terlibat secara penuh atas mutu produk melalui trilogi mutu, yaitu : 1 perencanaan mutu quality planning, 2 monitor dan kendali mutu monitoring and control on quality, 3 memperbaiki mutu quality improvement. Philip Crosby berasumsi bahwa ada pertukaran trade off antara mutu barang yang berkualitas dengan biaya lebih rendah Nasution, 2004.

2.3.1. Prinsip-Prinsip Total Quality Management TQM

Prawirosentono 2004 mengungkapkan tentang delapan prinsip utama dari Manajemen Mutu Terpadu MMT atau TQM, yakni sebagai berikut : 1. Tanggung jawab utama manajemen puncak 2. Mutu harus difokuskan pada konsumen dan evaluasinya harus berbasis konsumen. 3. Desain proses produksi dan metode kerja harus jelas untuk mencapai kesesuaian mutu produk conformance quality product. 4. Setiap karyawan bertanggung jawab atas tercapainya mutu produk yang lebih baik. 5. Mutu tidak boleh dinilai setelah menjadi barang jadi, tetapi harus sejak awal pembuatan komponen. 6. Temukan masalah secara tepat lalu pecahkan secara cepat pula identify problem quickly and corrected immediately. 7. Organisasi harus berusaha keras melaksanakan perbaikan mutu produk secara terus-menerus. 8. Perusahaan harus bekerja sama dengan pemasok bahan untuk melaksanakan TQM. Hensler and Brunell dalam Nasution 2004 mengemukakan bahwa ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu : 1. Kepuasan pelanggan Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya kesesuaian dengan spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan pula oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dilayani dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktifitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan yang diperoleh pelanggan. 2. Respek terhadap setiap orang Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas khusus. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan. 3. Manajemen berdasarkan fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya adalah bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan. Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas, yakni suatu konsep yang menyatakan bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksikan hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4. Perbaikan berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus plan-do-check-act-analyze PDCAA, yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

2.3.2. Faktor Kegagalan Penerapan Total Quality Management TQM