Efektivitas Komunikasi Hubungan Masyarakat

c. Penjualan Pribadi

Penjualan pribadi atau personal selling adalah komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pembeli dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk tersebut sehingga kemudian mereka akan mencoba dan membelinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hartono 2008, penjualan pribadi yang dilakukan adalah mencakup presentai penjualan, katalog, pemasaran lewat telepon, pengiriman bahan cetakan, email dan internet.

d. Hubungan Masyarakat

Hubungan Masyarakat atau public relation PR, merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. PR mengkomunikasikan banyak tujuan antara organisasi dengan publik yang bertujuan menghasilkan kebaikan. PR proaktif dan berorientasi masa depan, memiliki tujuan dan menjaga persepsi yang positif tentang organisasi di mata publik.

3.1.4. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi adalah salah satu elemen komunikasi yang menjadi indikator keberhasilan komunikasi. Menurut Tubbs dan Moss 1996, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dan identik atau sama dengan rangsangan yang diterima dan dipahami oleh penerima. Komunikasi efektif antara unsur sumber dengan penerima pesan disebut juga komunikasi timbal balik. Komunikasi timbal balik ditandai dengan hadirnya umpan balik feedback dan dampak effect komunikasi yang sesuai dengan tujuan sumber pada penyampaian pesan atau informasi. Menurut Palapah dan Syamsudin 1976 dalam Yayah 1999 menjelaskan bahwa efek komunikasi dapat berupa opini pribadi, opini masyarakat atau opini kelompok. Menurut Arifin 1984 dalam Yanti 2002, efek komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada khalayak sesuai dengan maksud komunikator pada pesan yang tersampaikan. Pesan dapat menimbulkan pengaruh pada khalayak melalui dua aspek yaitu penangkapan panca indera dan proses pemaknaan. Berikut ini adalah langkah – langkah yang dapat dilakukan oleh produsen atau pemasar di dalam menciptakan dan mengembangkan komunikasi efektif terhadap konsumen, yaitu: 1. Mengidentifikasi target audiens perusahaan. Langkah awal yang perlu untuk dilakukan adalah mengidentifikasi siapa yang menjadi target audiens perusahaan. Target audiens perusahaan bisa merupakan calon konsumen potensial atau pelanggan perusahaan serta orang – orang yang berperan dalam memberikan pengaruh dan mempunyai otoritas dalam pengambilan keputusan pembelian. 2. Menetapkan sasaran – sasaran komunikasi yang ingin dicapai. Untuk dapat menetapkan sasaran komunikasi yang tepat maka pemasar harus memahami tahapan –tahapan normal yang dilalui oleh seorang konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. Tahapan tersebut, terdiri dari enam tahap dikenal dengan istilah buyer readiness stage. Berikut tahapan dari buyer readiness stage, yaitu Awareness kesadaran, Knowledge pengetahuan, Liking perasaan suka, Preference preferensi, Conviction keyakinan, Purchase pembelian 3. Mendesain pesan yang hendak dikomunikasikan. Hal yang harus diperhatikan di dalam mendesain sebuah pesan yang akan dikomunikasikan adalah Message Content, Message Structure dan Message Format 4. Memilih media dalam komunikasi pesan. Pemasar dapat memilih dua jenis dari saluran komunikasi yaitu komunikasi personal dan komunikasi nonpersonal. Komunikasi personal melibatkan percakapan antara dua orang atau lebih bisa melalui tatap muka, telepon, surat, dan internet. Komunikasi non personal bisa dilakukan melalui media cetak koran, majalah, brosur, media siaran televisi, radio, media display billboard, rambu, poster, dan media online internet. 5. Memilih sumber pesan Sumber pesan adalah pihak yang dijadikan sumber di dalam penyampaian pesan. Kesalahan dalam pemilihan sumber pesan akan memberikan dampak atas hasil dari komunikasi pemasaran yang dilakukan. Pemasar dapat menggunakan opinion leader dan bahkan karakter film kartun untuk menjadi sumber pesan. 6. Mengumpulkan respon balik dari target audiens. Tahap akhir yang harus dilakukan pemasar adalah mengumpulkan respon balik dari target audiens atas kegiatan komunikasi yang telah dilakukan. Respon balik ini sangat penting sebab jika respon balik konsumen terhadap suatu komunikasi pemasaran negatif maka pemasar dapat dengan segera mengubah strategi program komunikasi produknya. 3.1.4.1.Indikator Efektifitas Komunikasi Menurut Vardiansyah 2004 dalam Arif 2007 efektivitas komunikasi dapat diketahui melalui pengaruh yang ditimbulkan pada penerima pesan. Pendapat tersebut didukung oleh Devito 1997 dalam Yayah 1999. Bahwa dampak komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima pesan atau khalayak dalam bentuk pengetahuan, sikap dan perilaku. Indikator merupakan alat untuk mengukur realisasi berdasarkan standart tertentu.Indikator efek komunikasi merupakan alat pemantau pengaruh yang timbul dalam diri komunikan akibat pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Effendi 1993, indikator efektifitas komunikasi dapat diketahui melalui aspek pengetahuan kognitif, sikap afektif dan tingkah laku konatif. Indikator efektivitas komunikasi didasarkan pada tanggapan penerima pesan. Kondisi tersebut dapat terjadi saat pesan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan pesan yang diketahui, dirasakan dan dilakukan oleh penerima yang kemudian disebut tanggapan atau respon. Tanggapan dari komunikasi melalui beberapa tahap yaitu, pengetahuan kognitif, kesukaan afektif dan psikomotorik behavioral. a. Pengetahuan kognitif Rakhmat 2001 dalam Rachmawati 2009 mengemukakan efek kognitif terjadi apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan informasi. Menurut Yanti 2002, terdapat enam kategori pada kawasan kognitif, yaitu: 1 pengetahuan adalah kemampuan tentang apa yang telah dipelajari, 2 pemahaman adalah kemampuan menangkap makna dan arti, 3 aplikasi merupakan kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi baru, 4 analisis merupakan kemampuan merinci ke dalam bagian-bagian komponennya sehingga struktur organisasinyadapat dimengerti, 5 sintesis merupakan kemampuan untuk membentuk suatu pola baru, dan 6 evaluasi merupakan kemampuan menilai materi dengan tujuan tertentu. b. Kesukaan afektif Efek kesukaan timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai. Asumsi adanya efek ini yaitu seberapa jauh penerimaan suatu pesan dapat merubah persepsi mengenai suatu objek dari berbagai persepsi yang telah ada sebelumnya sehingga hasilnya ditetapkan niat atau maksud untuk membeli. c. Tingkah laku konatif Efek tingkah laku merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Menurut Kertajaya 2008, perilaku konsumen yang hendak dicapai melalui serangkaian strategi pemasaran yaitu tidak hanya word of mouth atau buzz marketing, namun lebih menekankan pada arah pembicaraan bersifat kebutuhan seseorang untuk menjadi lebih berpengetahuan. 3.1.4.2.Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham yang dapt diartikan mengerti benar mengenai sesuatu menurut Poerdarminta 1987 dalam Yanti 2002. Menurut Rakhmat dan Winkel 1989 dalam Yanti 2002, pemahaman artinya penerimaan secara cermat dari isi stimuli terhadap penerangan makna dan arti dari bahan yang dipelajari oleh komunikator, menurut Kincaid dan Schramm 1985 dalam Ritonga 1993 mengemukakan “memahami adalah proses bertanya atau mencari makna yang lebih mendalam atau lebih luas dengan meneliti pertalian makna serta simpulan yang terkandung dalam informasi”. Menurut Gudykunst 1987 dalam Ritonga 1993 pemahaman melibatkan proses mengamati, mengetahui, menginterpretasikan dan atau mendapatkan informasi, kemudian dapat dibedakan menjadi tiga level pemahaman yaitu: deskripsi, prediksi dan penjelasan. Deskripsi merupakan perencanaan mengenai suatu hal yang diamati dengan menggunkan atribut fisik. Prediksi melibatkan pengetahuan tentang sesuatu yang akan terjadi pada suatu situasi khusus. Penjelasan meliputi pengetahuan mengapa sesuatu terjadi. Penjelasan lebih lanjut dipaparkan oleh Arifin 1984 dalam Ritonga 1993 yang menyatakan “mengerti pada dasarnya adalah seseorang dapat menerangkan mengenai sesuuatu secara teratur adalah dengan memberi jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, sebab apa, bagaimana, dan buat apa”.

3.1.5. Konsumen