Kualitas Produk Lebah madu

mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. Menurut Kotler et.al 2000 mengemukakan bahwa produk adalah: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.

3.1.6.1. Kualitas Produk

Menurut Tjiptono 1997 apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari: 1. Kinerja Performace Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti core product yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya. 2. Keistimewaan tambahan features Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya. 3. Keandalan reliability Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat atau macet atau rusak. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specification. Yaitu sejauh mana karaktistik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan. 5. Daya tahan durability Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil. 6. Estetika asthetic Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

3.1.6.2. Lebah madu

Menurut Sarwono 2004, dalam dunia hewan kingdom Animalia, lebah madu termasuk dalam phylum Arthropoda, kelas insecta serangga, ordo Hymenopter, family Apidae, dan genus Apis. Lebah madu terdiri dari beberapa jenis diantaranya lebah hutan Apis Dorsata, lebah Australia Apis mellifera, Apis Florea dan lebah local Apis Indica. Di negara Asia seperti Jepang, India dan Korea dapat ditemukan lebah oriental Apis Cerana. Ukuran lebah ada yang kecil misalnya Apis Florea dan ada yang besar seperti Apis Laboriosa yang dapat dijumpai di daerah pegunungan Himalaya. Jenis lebah madu yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah Apis Mellifera dan Apis Cerana. Jenis Apis Mellifera merupakan lebah impor dari Eropa dan mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari Apis Cerana. Lebah ini diklasifikasikan pertama kali oleh Linnaeus pada tahun 1758 dan menyebar di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Indonesia dan Australia. Lebah ini merupakan jenis paling banyak dibudidayakan di banyak negaratermasuk Indonesia, karena daya adaptasinya di lingkungan baru cukup baik. Lebah Apis Mellifera mulai diperkenalkan kepada petani Indonesia pada tahun 1972. Saat itu Pusat Apiari Pramuka mendatangkan lebah ini dari Australia. Apis mellifera merupakan jenis lebah unggul dan dapat beradaptasi dengan kondisi iklim tropis Indonesia. Menurut Sarwono 2003, dalam satu koloni lebah Apis Mellifera terdiri dari 10.000 – 100.000 ekor lebah dengan hasil madu mencapai 30-60 kgtahun, sementara satu koloni lebah Apis Cerana hanya terdiri dari 20.000-40.000 ekor lebah dengan hasil madu yang lebih sedikit, yaitu 5 kg per tahun.

3.1.7. Produk-produk Lebah madu