beberapa negara juga mulai mengembangkan bahan bakar pengganti minyak mentah, yaitu penggunaan bahan bakar biologi biofuels. Hal tersebut mendorong
permintaan dunia atas minyak nabati dunia meningkat pesat. Oleh karena itu harga dunia untuk minyak dan lemak sebagai bahan energi cenderung mengalami
peningkatan.
b. Harga Ekspor Industri Besi dan Baja
Perkembangan harga ekspor untuk industri besi dan baja selama Januari 1988 hingga Desember 2008 diperlihatkan pada Gambar 18. Dari gambar tersebut
dapat diketahui bahwa harga ekspor besi dan baja terus berfluktuasi. Pada periode tertentu terjadi peningkatan maupun penurunan harga yang cukup signifikan. Pada
periode awal yaitu Januari - Maret 1988 harga berkisar antara 0.29 USkg hingga 0.33 USkg dan di bulan April terjadi penurunan harga hingga 0.06 USkg.
Setelah itu harga kembali meningkat dan peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada Agustus 1990 dimana harga ekspor besi baja mencapai 1.08 USkg. Pada
periode selanjutnya harga kembali menurun dan tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan hingga periode September 2003. Setelah itu pada Oktober 2003 hingga
Desember 2008 harga cenderung mengalami trend peningkatan. Pada periode ini terjadi dua kali peningkatan harga yang cukup signifikan, yaitu pada November
2006 dengan harga 1.49 USkg dan pada Maret 2008 dengan harga 2.05 USkg. Peningkatan harga yang terus meningkat ini, terutama pada tahun 2008,
dikarenakan adanya penurunan pasokan baja yang ditawarkan pada pasar dunia akibat overhaul yang dilakukan oleh industri baja Asia, Australia, dan Amerika
Serikat. Selain itu juga terjadi peningkatan harga pada beberapa komoditas di industri besi dan baja, yaitu pada harga baja canai panas hot rolled coils yang
mencapai 1.000 USton pada Maret 2008. Sehingga secara keseluruhan harga besi dan baja juga akan terus meningkat hingga di tahun 2008.
Gambar 18. Perkembangan Harga Ekspor Industri Besi dan Baja Periode Januari
1988-Desember 2008 c.
Harga Ekspor Industri Mesin dan Alat Listrik
Perkembangan harga ekspor untuk mesin dan alat listrik periode Januari 1988 hingga Desember 2008 disajikan pada Gambar 19. Berdasarkan gambar
tersebut diketahui bahwa harga cenderung mengalami peningkatan selama periode analisis. Lonjakan harga terjadi pada Agustus 1989 yaitu dengan peningkatan
harga hingga 15.27 USkg yang kemudian diikuti penurunan harga menjadi 2.43 USkg di September 1989. Periode selanjutnya tidak terjadi lonjakan yang
signifikan, hingga pada tahun 1997 di bulan Juli harga ekspor menurun drastis hingga mencapai 0.39 USkg. Kemudian untuk periode Agustus 1997 hingga
September 1999 terjadi perkembangan harga yang sangat fluktuatif, terutama pada November 1997 harga sangat tinggi mencapai 11.77 USkg. Selain itu kenaikan
harga hingga 12.13 USkg juga terjadi pada Juli 1998, dan pada Januari 1999 harga mencapai 10.37 USkg. Setelah itu tidak terjadi fluktuasi harga yang
signifikan hingga akhir periode.
Gambar 19. Perkembangan Harga Ekspor Industri Mesin dan Alat Listrik Periode Januari 1988-Desember 2008
Penurunan harga di tahun 1997 dikarenakan adanya krisis ekonomi yang melanda, sehingga negara-negara tujuan ekspor sulit menyerap ekspor dari
Indonesia. Melemahnya permintaan tersebut menyebabkan penurunan harga yang cukup signfikan. Pada akhir 1998 hingga awal 1999 keadaan mulai kondusif
sehingga penyerapan pasar telah lebih baik, dan harga pun kembali meningkat.
d. Harga Ekspor Industri Tekstil
Perkembangan harga ekspor tekstil dunia selama periode Januari 1988 sampai dengan Desember 2008 disajikan pada Gambar 20. Berdasarkan gambar
tersebut diketahui bahwa selama periode Januari 1988 sampai dengan Desember 2008 harga ekspor tekstil dunia mengalami tren pertumbuhan yang sangat
fluktuatif. Pada periode Januari 1988 sampai November 1992 menunjukkan tren yang terus meningkat dan sampai menembus angka 19.85 USkg yang
merupakan harga tertinggi untuk ekspor tekstil dunia. Kemudian pada periode Desember 1992 sampai Agustus 2001, harga ekspor tekstil mulai menunjukkan
penurunan hingga mencapai harga ekspor terendah pada Januari 1991 yaitu sebesar 4.18 USkg. Harga ekspor tekstil dunia kembali menunjukkan
peningkatan pada periode September 2001 sampai Desember 2008. Harga ekspor tekstil dunia mulai beranjak dengan kisaran antara 12 sampai 14 US kg.
Gambar 20. Perkembangan Harga Ekspor Industri Tekstil Periode Januari 1988- Desember 2008
e. Harga Ekspor Industri Karet dan Plastik
Perkembangan harga ekspor industri karet dan plastik dunia selama periode Januari 1988 sampai dengan Desember 2008 disajikan pada Gambar 21.
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa selama periode analisis harga ekspor industri karet dan plastik cenderung mengalami fluktuasi harga. Pada
periode anlaisis terjadi penurunan dan peningkatan harga yang sangat drastis. Peningkatan harga yang tertinggi terjadi pada September 1992 sebesar 4.66
USkg dan pada September 1997 sebesar 5.09 US kg. Begitupun penurunan harga yang tajam juga terjadi pada Maret 1988, Maret 1993, Desember 1993, Mei
1997 dan Agustus 1997 yang masing-masing memiliki nilai sebesar 0.41 USkg, 0.93 USkg, 1.33 USkg, 1.32 USkg dan 1.42 USkg. Memasuki periode
Februari 2004 sampai Oktober 2008, harga ekspor industri karet dan plastik mulai menunjukkan peningkatan harga sampai menembus angka 3.94 US kg. Namun
demikian, pada November dan Desember 2008 harga ekspor industri karet dan plastik kembali mengalami penurunan.
Gambar 21. Perkembangan Harga Ekspor Industri Karet dan Plastik Periode Januari 1988-Desember 2008
5.1.3. Eksplorasi Data Suku Bunga Riil
Variabel suku bunga merupakan salah satu variabel utama dalam perekonomian. Pergerakan tingkat suku bunga akan mempengaruhi investasi dan
jumlah uang yang ingin dipegang masyarakat permintaan uang. Suku bunga riil diperoleh dari selisih suku bunga nominal dan inflasi. Perkembangan tingkat suku