Tahap Identifikasi dan Penentuan Model ARCH-GARCH

dasar, serta industri kendaraan bermotor. Namun demikian, apabila dikaji lebih lanjut ternyata bahwa pertumbuhan indeks produksi yang dicapai periode 2007- 2008 relatif lebih rendah dibandingkan periode 2006-2007. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan indeks produksi dari industri-industri tersebut cenderung mengalami perlambatan. Tabel 17. Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang di Indonesia, Tahun 2006- 2008 Jenis Industri Indeks Produksi Pertumbuhan 2006 2007 2008 2006- 2007 2007- 2008 Makanan dan Minuman 232.91 245.01 251.51 5.20 2.65 Tekstil 88.46 98.34 101.66 11.17 3.38 Pakaian Jadi 169.65 130.58 93.08 -23.03 -28.72 Kulit dan Barang dari Kulit dan Alas Kaki 101.56 101.09 115.25 -0.46 14.01 Kayu, Barang-barang dari Kayu tidak termasuk furnitur, dan Barang-barang Anyaman 64.72 54.10 51.09 -16.41 -5.56 Kertas dan Barang dari Kertas 105.99 122.40 126.28 15.48 3.17 Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia 227.33 308.81 287.68 35.84 -6.84 Karet dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik 117.66 102.97 112.12 -12.49 8.89 Logam Dasar 141.43 158.53 168.53 12.09 6.31 Barang-barang dari Logam, kecuali Mesin dan Peralatannya 109.86 84.22 71.91 -23.34 -14.62 Mesin dan Perlengkapannya 195.56 279.74 253.61 43.05 -9.34 Mesin Listrik Lainnya dan Perlengkapannya 159.11 124.01 125.99 -22.06 1.60 Kendaraan Bermotor 88.60 114.88 140.62 29.66 22.41 Alat Angkutan, selain Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih 85.87 78.24 105.97 -8.89 35.44 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009a diolah. Sementara itu, industri yang mengalami penurunan indeks produksi selama tahun 2006-2008 adalah industri kayu dan barang dari kayu, industri karet dan barang dari karet, serta industri barang dari logam. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari kelompok industri tersebut cenderung menurun. Upaya-upaya perbaikan perlu dilakukan agar kinerja dari kelompok industri tersebut kembali dapat ditingkatkan dan indeks produksi yang dicapai pada tahun-tahun selanjutnya lebih baik dibandingkan saat ini.

6.1.3. Perkembangan Nilai Output

Untuk perkembangan nilai output industri sedang dan besar disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa secara umum sebagian besar industri cenderung mencapai peningkatan nilai output dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai output juga dapat dicapai oleh industri yang nilai indeks produksinya mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai output dari kelompok industri tersebut lebih disebakan oleh peningkatan harga ouput dan bukan disebabkan oleh peningkatan jumlah output yang diproduksi. Lebih lanjut, berdasarkan Tabel 18 juga diketahui bahwa industri makanan dan minuman masih merupakan primadona dalam penciptaan nilai output nasional dengan tren pertumbuhan rata-rata sebesar 28.80 persen per tahun dengan peningkatan nilai dari 264.57 miliar pada tahun 2006 menjadi 435.99 miliar pada tahun 2008. Nilai output yang besar juga dihasilkan oleh industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia. Sektor industri ini terus mengalami peningkatan nilai output setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 30.90 persen. Sementara itu, beberapa jenis industri mencapai pertumbuhan nilai output yang negatif. Industri-industri tersebut adalah industri minyak bumi dan industri dari logam. Penurunan nilai output dari industri tersebut konsisten dengan capaian indeks produksi yang juga mengalami penurunan.