Elastisitas Pengeluaran Elastisitas dan Parameter Lain

lemak selama Januari 1988 hingga Desember 2008 berfluktuasi. Periode Januari 1988 hingga Juli 1989 harga ekspor untuk minyak dan lemak berkisar antara 0.40 USkg, kemudian harga melonjak tinggi hingga 0.67 USkg pada Agustus 1989. Pada periode-periode selanjutnya tidak terjadi lonjakan harga ekspor yang signifikan, namun harga kembali melonjak drastis pada periode Agustus 2007 hingga Oktober 2007 dengan kisaran 0.75 USkg. Harga terus meningkat hingga 0.95 USkg di Februari 2008 dan mencapai 1 USkg pada periode Maret – Agustus 2008. Untuk periode selanjutnya harga ekspor menurun hingga 0.50 USkg di Desember 2008. Gambar 17. Perkembangan Harga Ekspor Industri Minyak dan Lemak Periode Januari 1988-Desember 2008 Meningkatnya harga ekspor selama beberapa periode terakhir berkaitan dengan kenaikan harga minyak dunia sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya produksi, transportasi, dan distribusi. Hal ini akan menurunkan produksi dan memicu inflasi dari beberapa negara, termasuk Indonesia. Di sisi lain, beberapa negara juga mulai mengembangkan bahan bakar pengganti minyak mentah, yaitu penggunaan bahan bakar biologi biofuels. Hal tersebut mendorong permintaan dunia atas minyak nabati dunia meningkat pesat. Oleh karena itu harga dunia untuk minyak dan lemak sebagai bahan energi cenderung mengalami peningkatan.

b. Harga Ekspor Industri Besi dan Baja

Perkembangan harga ekspor untuk industri besi dan baja selama Januari 1988 hingga Desember 2008 diperlihatkan pada Gambar 18. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa harga ekspor besi dan baja terus berfluktuasi. Pada periode tertentu terjadi peningkatan maupun penurunan harga yang cukup signifikan. Pada periode awal yaitu Januari - Maret 1988 harga berkisar antara 0.29 USkg hingga 0.33 USkg dan di bulan April terjadi penurunan harga hingga 0.06 USkg. Setelah itu harga kembali meningkat dan peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada Agustus 1990 dimana harga ekspor besi baja mencapai 1.08 USkg. Pada periode selanjutnya harga kembali menurun dan tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan hingga periode September 2003. Setelah itu pada Oktober 2003 hingga Desember 2008 harga cenderung mengalami trend peningkatan. Pada periode ini terjadi dua kali peningkatan harga yang cukup signifikan, yaitu pada November 2006 dengan harga 1.49 USkg dan pada Maret 2008 dengan harga 2.05 USkg. Peningkatan harga yang terus meningkat ini, terutama pada tahun 2008, dikarenakan adanya penurunan pasokan baja yang ditawarkan pada pasar dunia akibat overhaul yang dilakukan oleh industri baja Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Selain itu juga terjadi peningkatan harga pada beberapa komoditas di industri besi dan baja, yaitu pada harga baja canai panas hot rolled coils yang