Pengertian dan Batasan Industri Pengolahan

penyerapan tenaga kerja akan menyebabkan turunnya produk nasional dan meningkatnya pengangguran. Dari jalur keuangan, Indonesia berpotensi mengalami penurunan capital inflows, terutama dari investasi portofolio. Indonesia masih belum menjadi tempat yang atraktif bagi investasi langsung foreign direct investmentFDI. Dengan demikian, jika kepercayaan tidak terpelihara dengan baik, rupiah dan pasar modal menjadi tidak terkendali yang lambat laun akan mempengaruhi kinerja sektor riil.

2.1.2.2. Kebijakan Stabilisasi

Kebijakan stabilisasi adalah kebijakan yang ditujukan untuk mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka pendek. Alternatif kebijakan yang dapat ditempuh untuk mengatasi fluktuasi jangka pendek adalah berupa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tujuan utama kebijakan fiskal dan moneter adalah mempertahankan agar perekonomian berada dalam keseimbangan permintaan dan penawaran dan mempertahankan tingkat harga yang terjadi Branson and Litvack, 1981. Upaya untuk menjaga keseimbangan tersebut diperlukan karena apabila terjadi ekses permintaan, akan menyebabkan inflasi. Sebaliknya permintaan yang kurang mencukupi akan mendorong terjadinya pengangguran dan deflasi. Ekspansi fiskal melalui belanja pemerintah G merupakan bagian dari pengeluaran agregat AE. Seberapa besar kebijakan fiskal melalui peningkatan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan output, tergantung pada besaran multiplier effect Branson and Litvack, 1981. Permasalahan mendasar pada negara berkembang adalah masalah current account deficit external imbalance dan tingginya tingkat pengangguran dan inflasi internal imbalance. Untuk mengatasi masalah unemployment diperlukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun kebijakan ekspansi untuk meningkatkan pertumbuhan, seringkali menyebabkan permintaan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kapasitas supply. Hal ini berdampak pada masalah external balance, yaitu: 1 meningkatnya impor, sementara ekspor turun sehingga memperlebar external imbalance, dan 2 excess demand menyebabkan inflasi meningkat yang berpengaruh pada memburuknya keunggulan kompetitif negara di lingkup internasional, dengan demikian semakin memperburuk external imbalance. Sehingga tujuan meningkatkan employment justru seringkali berdampak pada memburuknya current account pada balance of payment BOP Hossain dan Chowdhury, 2001. Efektivitas kebijakan fiskal pada perekonomian terbuka tergantung pada derajad mobilitas kapital dan kondisi exchange rate. Kebijakan fiskal pada kurs flexibel dan mobilitas kapital sempurna ditunjukan pada Gambar 7. Ekspansi fiskal akan menggeser IS ke kanan dari IS ke IS 1 , sehingga meningkatkan suku bunga domestik i d dan pendapatan nasional Y. Hal ini menggeser internal balance dari titik A ke titik B. Pergeseran IS ke IS 1 akan meningkatkan aggregate demand. Hal ini mengakibatkan peningkatan harga P. Peningkatan P mengakibatkan penurunan konsumsi C, penurunan ekspor X dan meningkatkan impor M. Hal ini mengakibatkan kurva IS mengalami crowding out bergeser ke kiri dari IS 1 ke IS Peningkatan i . d mengakibatkan peningkatan net inflow Capital Inflow, sehingga capital account mencapai surplus. Peningkatan Y mengakibatkan peningkatan impor M, sehingga dengan demikian net ekspor NX menurun sehingga current account defisit. Pada kondisi dimana mobilitas modal sempurna, maka slope kurva BP datar. Pada kondisi ini peningkatan sedikit i d memberikan peningkatan capital inflow CI yang sangat besar, sehingga surplus capital account ditambah defisit current account memberikan surplus Balance of Payment BP. Surplus BP mengakibatkan apresiasi nilai tukar, hal ini mengakibatkan penurunan NX. Penurunan NX mengakibatkan pergeseran kurva IS kembali ke IS , sehingga internal balance kembali ke titik A. Alternatif kebijakan yang dapat ditempuh untuk mencapai keseimbangan internal dan eksternal adalah kebijakan moneter. Kebijakan Moneter monetary policy adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah atau otoritas moneter dengan menggunakan peubah jumlah uang beredar dan tingkat bunga interest rates. Di Indonesia kebijakan moneter dijalankan oleh suatu otoritas moneter. Bank Indonesia dan Pemerintah secara bersama-sama diberikan amanat oleh Undang- Undang untuk mengelola aspek moneter dalam perekonomian Indonesia. Sumber: Branson and Litvack, 1981. Gambar 7. Ekspansi Fiskal dengan Aliran Modal Sempurna dan Kurs Fleksibel i d B A LM Y Y Output i IS 1 BP IS